FYI.

This story is over 5 years old.

Kanker

Program Komputer Kini Mampu Mendeteksi Kanker Secara Akurat Tanpa Operasi

Software bernama CancerLocator itu bahkan sanggup mendeteksi gejala kanker yang belum muncul, menambah peluang pasien selamat dari kematian.
Sumber gambar dari Wikimedia Commons.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Kanker biasanya baru terdeteksi ketika penderita merasakan gejalanya—sakit, pertumbuhan abnormal beberapa organ tubuh,  atau malah kadang cuma seperti kelelahan biasa. Untunglah, baru-baru ini sekelompok Ilmuwan berhasil menciptakan perangkat lunak komputer yang mampu mengenali dan menemukan lokasi kanker sebelum gejalanya muncul, membuka kemungkinan pendeteksian kanker secara dini, dan menjanjikan penanganan kanker yang lebih jitu.

Iklan

Software tersebut—diberi nama CancerLocator—mendeteksi DNA tumor berbasis sample darah, dan dengan tepat menunjukan lokasi tumor dalam tubuh pasien. Dalam sebuah percobaan awal ,CancerLocator berhasil mengidentifikasi kanker hati, paru-paru dan payudara untuk 80 persen kasus dari semua contoh darah yang diperiksa. Hasil ini kian meyakinkan bahwa para ilmuwan bahwa CancerLocator bisa digunakan dalam proses pemeriksaan medis berkala sekaligus menihilkan kebutuhan pembedahan awal.

CancerLocator dikembangkan oleh para peneliti dari University of California, Los Angeles, dan University of Southern California. Program ini bekerja dengan menganalisa DNA yang terbawa dalam aliran darah setelah sekumpulan sel mati. Tiap fragmen DNA memiliki pola kandungan kimia yang khas, biasa disebut sebaga grup methyl, yang menandai apakah sebuah gen telah berubah menjadi karsinogen atau sebaliknya. Penanda dalam bentuk methyl ini akan mengindikasikan apakah sebuah pertumbuhan sebuah gen terganggung karena sel kanker atau tidak. Dan karena tiap jaringan dan sel dalam tubuh manusia memiliki gen aktif yang berbeda-beda, pola methyl dalam DNA bisa menunjukan dari bagian tubuh mana dia berasal.

Jasmine Zhou, profesor di bidang patologi di University of California, Los Angeles yang berperan sebagai salah satu penulis utama dalam penelitian CancerLocator menjelaskan metode pemeriksaan DNA ini. "DNA yang lepas dari sel dan mengalir bersama darah bisa membongkar rahasia setiap organ tempatnya berasal." Sampai saat ini, hanya ada satu tes kanker yang menggunakan pendeteksian DNA. Bedanya, tes ini menggunakan feses—bukan darah—sebagai sampel. Metode pendeteksian kanker yang non-invasif lainnya lebih mengandalkan sel tumor yang terbawa aliran darah. Penemuan tumor dalam tubuh biasanya mengarah pada penyakit kanker. Sayangnya, tidak gampang menemukan tumor dalam tubuh. Prosesnya lebih mirip menemukan jarum dalam tumpukan jerami.

Iklan

Perkembangan mesin pengurut gen, yang mampu "membaca" jutaan fragmen DNA dalam waktu singkat, memicu penelitian untuk menemukan metode pendeteksian kanker yang lebih jitu dalam lima tahun terakhir. Dengan mendeteksi DNA tumor, bukan sel yang masih utuh, peneliti di seluruh penjuru bumi telah berusaha mendeteksi tanda-tanda kanker dan memonitor perkembangan kanker secare real-time.

Zhou dan timnya telah berhasil menggunakan kemampuan belajar mesin dalam proses tes darah. Mereka memanfaatkan database Cancer Genome Atlas untuk mengajari CancerLocator untuk membedakan mana pola yang wajar dan mana ciri-ciri tumor. Dengan demikian, para peneliti bisa dengan akuran menemukan kanker bahkan ketika jumlah DNA yang tersedia terbatas.

Dalam sebuah tes darah dari 29 pasien kanker hati, 12 pasien kanker paru-paru dan lima penderita kanker payudara, CancerLocator berhasil menurunkan tingkat kesalahan deteksi kanker dari 60 persen menjadi hanya 26,5 persen.

Dalam beberapa kasus kanker, Zhou bilang algoritma komputer ini terbukti sangat membantu. contohnya, bila DNA yang terdapat dalam darah tak terlalu banyak—biasanya di kanker stadium awal—atau jika sebuah tumor dekat dengan pembuluh darah besar.

Selain memberikan petunjuk tentang keberadaan dan lokasi tumor, CancerLocator juga bisa memberikan saran penanganan kanker yang bisa dipilih, memonitor penggunaan obat dan memberikan peringatan awal tentang kanker kambuhan.

Saat ini, para ilmuwan terus belajar mengenali gejala-gejala kanker. Di saat yang sama, data genetis yang dipelajari bisa diinput ke CancerLocator untuk meningkatkan akurasi diagnosanya.

Deteksi kanker secara dini memiliki banyak keuntungan, salah satunya bisa meningkat tingkat keselamatan pasien. Di samping itu, banyak perusahaan farmasi mulai menawarkan obat-obatan yang disertai tes DNA. Lebih dari itu, jika CancerLocator terbukti bisa mendeteksi berbagai macam kanker dalam sekelompok pasien, program bisa digunakan untuk mendeteksi kanker pada siapapun yang masih bugar. "Itu rencana jangka panjangnya—membuat CancerLocator menjadi sebuah tes pendeteksi kanker bagi siapapun karena manfaatnya sangat besar."