Upaya Berbahaya Melacak Jejak Anggota Triad

FYI.

This story is over 5 years old.

Organisasi Kejahatan

Upaya Berbahaya Melacak Jejak Anggota Triad

Dua bekas penyidik Kepolisian Hong Kong mendirikan biro detektif swasta. Mereka berpengalaman mengendus bisnis haram kelompok kriminal kesohor itu.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Bagi detektif kawakan Patrick Wong dan Jeffrey Herbert, melacak jejak anggota geng adalah seni yang mereka kuasai berkat pengalaman bertahun-tahun. Keduanya terbiasa menyisir satu kamar hotel ke kamar lainnya untuk memburu Triad, sindikat kriminal bawah tanah paling berbahaya di Hong Kong dan Cina daratan. Dua detektif partikelir itu spesialis memecahkan kasus kriminal—kebanyakan berupa pemalsuan dan peredaran barang-barang ilegal—yang hampir pasti terkait aktivitas Triad. Dengan telaten, pasangan mantan penyidik berpangkat superintenden di Kepolisian Hong Kong ini menyelesaikan satu per satu kasus pesanan klien. Saat memutuskan keluar dari kepolisian, lalu membentuk biro detektif swasta, Wong dan Herbert pelan-pelan kembali membangun jaringan informan serta intelejen yang bisa diaktifkan kapanpun. Masalahnya, kasus kriminal yang mereka tangani—entah itu yang mengharuskan mereka menggerebeg gudang atau membongkar jaringan situs internet gelap (dark web)—seakan tidak habis-habis. Aksi kucing-kucingan antara penegak hukum dan para anggota sindikat kriminal di Hong Kong berlangsung lama, merentang hingga zaman dinasti kerajaan Cina kuno. Bedanya, di masa sekarang, kejar-kejaran antara polisi dan penjahat memasuki babak baru. Sindikat kriminal  semakin melek teknologi. Mereka berupaya mengelabui pihak berwenang dengan melakukan diversifikasi portofolio, serta memperbanyak metode kejahatan. Di saat bersamaan, teknik yang digunakan polisi maupun detektif swasta dalam melacak aktivitas organisasi seperti Triad juga terus berkembang. Pertanyaannya, apakah metode penyelidikan baru aparat hukum mampu menyaingi perkembangan organisasi kriminal di Hong Kong? Wong dan Herbert mengelola sebuah perusahaan jasa keamanan partikelir bernama Centinel. Mereka menjalankan bisnis ini dibantu beberapa yunior di kepolisian. Sebelum mendirikan Centinel, Wong dan Herbert adalah penyidik reserse kriminal kepolisian Hong Kong. Centinel khusus melacak aktivitas Triad. Kegiatan itu tentu makanan sehari-hari buat  Wong dan Herbert selama beberapa dekade belakangan. Sepuluh tahun terakhir, satuan polisi Anti-Triad mati-matian mengikuti perkembangan sindikat kejahatan itu. Karena polisi kewalahan, Centinel memperoleh momentum sebagai salah satu organisasi swasta di dunia yang sanggup mengimbangi dan melacak berbagai aktivitas Triad. Ketika Wong dan Herbert masih aktif sebagai polisi pada dekade 80-an, menggerebek jaringan Triad artinya menghentikan aktivitas ilegal remeh, yang tujuannya sekadar memperkuat kekuasaan para Kepala Naga. Para naga adalah sebutan untuk pemimping geng Triad paling berkuasa. Di lokasi yang tersembunyi, penasehat bagi para Kepala Naga, Kipas Kertas Putih, dan Sendal Jerami, serta bawahan mereka dari pasukan Tiang Merah. Seluruh anggota biasanya melakukan iniasiasi memilih pemimpin baru Triad lewat sebuah ritual kuno. Pertemuan ini rutin digelar di lokasi-lokasi rahasia dekade 80-an, sehingga menjadi incaran polisi. Sebab seluruh petinggi berkumpul di satu tempat. Pada dekade itu pula kumpulan centeng triad mudah digerakan kapan saja untuk baku hantam di jalanan, menyulitkan kerja polisi menangkap mereka.

Iklan

Era ribut dan baku tembak di jalanan sudah lewat. Triad sekarang menyatu dengan sempurna dalam kehidupan masyarakat sipil kota Hong Kong. Ketika kami menemui Wong dan Herbert, mereka baru saja kembali dari Malaysia. Salah satu klien Centinel meminta mereka menyelidiki dugaan adanya keterlibatan sindikat kriminal Cina di balik kasus pemalsuan produk makanan Malaysia.

"Triad, seperti organisasi kejahatan lain, memiliki dua pilihan: berevolusi atau punah," kata Herbert. Sindikat kriminal Cina itu akhirnya memilih berevolusi, melalui cara yang tak terpikirkan sebelumnya. Untuk menyesuaikan organisasi dengan ledakan ekonomi Hong Kong yang melahirkan ratusan gedung pencakar langit selama 20 tahun belakangan, serta meningkatnya standar hidup di Hong Kong, Triad memilih terlibat dengan kejahatan-kejahatan yang lebih halus, tanpa menampilkan unjuk kekuatan ala-ala preman jalanan.

"Yang paling dipusingkan Triad sekarang adalah hilangnya sumber daya manusia," ungkap Herbert. "Wilayah rekrutmen anggota tradisional mulai menghilang. Mereka kehilangan anggota mereka yang berasal dari para penarik becak, buruh transportasi, kuli, serta para tukang cukur jalanan—semuanya hilang seiring semakin makmurnya Hong Kong. Sumber daya manusia Triad kini telah beralih ke area bisnis yang lebih menguntungkan dan memiliki lebih sedikit risiko. Tak ada bos Triad yang mau anak buahnya mendekam di penjara selama 25 tahun lagi seperti dulu."

Iklan

Bagi Triad, yang telah muncul sejak ratusan tahun lalu di Tiongkok, menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat Abad 21 bukan suatu yang mudah dilakukan.

***

Triad sebagai sebuah kelompok rahasia lahir semasa Dinasti Qing pada Abad 18. Triad mulanya dibentuk untuk menggulingkan kekaisaran. Setelah Perang Dunia II, jumlah anggota Triad melonjak. Petinggi organisasi lalu melihat peluang bagi mereka memperluas jaringan dan memperkuat pengaruh di dunia kriminal. Setelah kekaisaran runtuh, Pemimpin Partai Komunis Cina, Mao Zedong, menghancurkan seluruh jaringan Triad di Cina daratan. Alhasil, anggota Triad yang tersisa melakukan eksodus, menjadikan Hong Kong sebagai pusat kegiatan mereka. Kini, di kota metropolitan itu, Triad kembang kempis mempertahankan eksistensi. Alasan utamanya karena struktur organisasi Triad yang sangat tersentralisasi. Sejak lama geng kriminal ini terlalu mengandalkan upaya merekrut kaum muda yang tersingkirkan.

"Seusai Perang Dunia II, populasi penduduk Hong Kong meningkat secara dramatis dan banyak layanan sosial yang tak bisa dipenuhi. Kondisi ini membuka kesempatan bagi Triad merekrut anggota," ujar Wong. Saat Triad berjaya, Hong Kong dihantui berbagai masalah. Mulai dari buruknya layanan perumahan, transportasi, hingga terbatasnya akses pendidikan karena ekonomi yang memburuk. Triad berhasil meraih simpati kalangan muda yang frustrasi dengan hidupnya.

"Begitu ekonomi Hong Kong membaik seperti sekarang, celah kesempatan yang bisa dimanfaatkan oleh Triad mendapat anggota baru kian tertutup," kata Wong.

Iklan

Pemerintah Otonom Hong Kong sudah membuat Undang-Undang Anti-Triad. Beleid tersebut melarang penyelenggaraan upacara inisiasi Triad di ruang publik. Akibatnya, demi menyesuaikan diri dengan kondisi Hong Kong modern, kelompok triad mulai meninggalkan tradisi hierarki organisasi yang dulu diniatkan menyerupai keluarga besar. Mereka perlahan mencari cara-cara baru untuk bertahan.

Kini, menurut Wong, struktur organisasi Triad mengalami proses desentralisasi. Anggota-anggota muda menggunakan Whatsapp sebagai kanal komunikasi antara bos dan anak buah baru. Pertemuan tatap muka antar anggota semakin jarang dilakukan. Sistem ranking tradisional triad turut ditinggalkan, diganti sistem "pelindung" yang lebih sederhana dan linear. Arti 'pelindung' ini, menurut Wong, yakni seorang anggota baru Triad akan punya seorang tokoh yang menjamin keamanannya. Nah, sang pelindung ini juga punya pelindung di atasnya, begitu seterusnya.

Proses rekrutmen anggota baru terutama yang paling sulit. "Seiring berkembangnya media sosial dan internet, para pemuda putus sekolah di Hong Kong memilih menghabiskan waktu di rumah," ujar Wong. Di masa lalu, para pemuda yang putus sekolah memilih cabut dari rumah, menggelandang di jalanan, lalu menjadi incaran perekrut anggota geng.

Alhasil, Triad di masa modern banyak beroperasi pada ranah perdagangan gelap dibanding menguasai wilayah tertentu. Namun, jenis perdagangan mereka—seperti juga struktur yang kini dirombak habis—ikut mengalami banyak perubahan. Sepanjang kurun 1970-1990, sudah jadi rahasia umum bahwa Triad mendulang uang dari ekspor impor senjata api ke berbagai negara. Pundi-pundi uang Triad juga terisi berkat perdagangan gelap koin perak jarahan dari Cina daratan. Praktek ini jamak dilakukan sampai akhir dekade 80-an.

Iklan

Perdagangan gelap narkotika turut menyumbang banyak uang bagi Triad. Kini pangsa pasar Triad di kancah perdagangan narkotika internasional sudah jauh menyempit. Kartel Sinaloa dari Meksiko mengambil alih sebagian besar perdagangan kokain Hong Kong. Sementara itu, Heroin kini hanya dikonsumsi oleh 0,5 persen dari seluruh penduduk wilayah otonomi Cina itu. Triad tak lagi bersedia membuang-buang tenaga mengurusi bisnis narkoba.

Ladang emas lain yang dikuasai triad adalah sektor prostitusi. Triad, seperti yang banyak diketahui, menjadi germo bagi banyak kompleks pelacuran Hong Kong. Mereka bekerja sebagai agen para pekerja seks. Sindikat triad bahkan memperkenalkan sistem Shi Gong. Artinya, setiap anggota triad akan menguji sendiri kualitas calon pelacur sebelum melatihnya menjadi pekerja seks profesional. Belakangan prostitusi juga punya nasib serupa dengan tambang uang Triad lainnya: lesu dan perlahan mati. Para perempuan muda Hong Kong semakin awas dengan teknologi. Jika mereka ingin menjadi pelacur swadaya, tanpa terpotong komisinya oleh germo, maka mereka cukup menggunakan aplikasi chatting dan forum internet. Para pekerja seks sekarang lebih memilih menjadi freelancer.   Karenanya, ranah bisnis Triad kini jauh berubah. Setelah prostitusi, perdagangan senjata dan narkotika tak lagi jadi lahan basah, mereka mencari celah baru di bidang praktik penyelundupan ikan laut impor.

Ikan Napoleon (Humphead wrasse) sedang dilelang di Pasar Sai Kung. Ikan langka ini masuk dalam CITES Appendix II. Sesuai aturan internasional, Ikan Napoleon hanya bisa diperdagangkan dengan izin tertentu. Mayoritas Ikan Napoleon dijual di Hong Kong diimpor secara ilegal. Ikan-ikan sangat mahal dan mudah mati jika tak ada yang membeli. Beberapa penjual melepaskan Ikan Napoleon ke pasar gelap dengan sistem pesanan khusus. Foto oleh: Yvonne Sadovy

Kegilaan penduduk Hong Kong pada makanan laut rupanya kesempatan baru—yang lumayan mengejutkan namun sangat terbuka—bagi Triad melanjutkan jejaring kriminal mereka. Sejauh ini, pemerintah Hong Kong tak banyak mengambil tindakan untuk mencegah sindikat kriminal menyelundupkan ribuan ikan dari perairan asing, tanpa melalui Bea Cukai Hong Kong.

Iklan

"Triad Hong Kong sudah ada sejak dulu dan telah membuat jalur penyelundupan yang kokoh—isinya komunitas orang cina. Dalam jalur ini, tiap orang selalu mengenal anggota lainnya," ujar Herbert.

Ahli Biologi nyeleneh berusaha membuktikan bahwa perdagangan ikan ilegal di Hong Kong, dikendalikan Triad, sudah masuk tahap membahayakan lingkungan. Nama sang peneliti itu adalah Yvonne Sadovy, profesor dari University of Hong Kong. Sadovy baru-baru ini mempublikasikan  hasil penelitian tentang praktik impor ilegal Ikan Napoleon, salah satu menu seafood favorit di Hong Kong.

Ikan Napoleon banyak ditemukan di perairan Filipina dan Indonesia. Menurut undang-undang Hong Kong, mengimpor ikan napoleon tanpa melalui bea cukai termasuk tindak pidana berat. Selama 2015 saja, Sadovy menghitung ada lebih dari 1.000 ekor ikan Napoleon di diperjualbelikan di pasar tradisional Hong Kong. Anehnya, tak ada satupun catatan resmi impor ikan jenis ini dari data pemerintah sepanjang 2015

"Harusnya ada semacam catatan impor. Yang kami temukan adalah ribuan ikan masuk Hong Kong secara ilegal," ujar Sadovy. Saat ini, Sadovy dan tim-nya terus melakukan survei. Mereka dalam waktu dekat akan memberi masukan sebagai revisi undang-undang yang berlaku terkait proses impor makanan laut di Hong Kong. Tim Sadovy menemukan fakta bahwa banyak kapal pencari ikan tak melaporkan isi kargo ikan hidup mereka, karena tak ada aturan jelas mengatur kewajiban lapor. "Ada semacam lubang hitam dari bisnis kapal-kapal pencari ikan di Hong Kong," tegas Sadovy.

Iklan

Sadovy menemukan celah lain dalam perundang-undangan Hong Kong yang dimanfaatkan kapal pencari Ikan di bawah naungan Triad. Anggota geng menyelundupkan ikan ke Hong Kong, melalui tempat penampungan ikan di luar pelabuhan. Para penyelundup leluasa menyembunyikan tempat penampungan ikan ilegal jauh dari zona penangkapan ikan yang ditentukan oleh pemerintah. Tambak tengah laut itu terutama menyimpan ikan-ikan dari kawasan tropis.

"Sistem ini bisa berlangsung karena ada permintaan dan ada barang," urai Sadovy. Ketika muncul permintaan terhadap ikan tropis di pasar Hong Kong, kapal-kapal penyelundup milik Triad akan berlayar menuju tempat penampungan ikan ilegal, lalu mengambil ikan sejumlah yang diminta di pasaran.

Bagi sindikat Triad, tempat penampungan ikan ilegal sangat berguna untuk mengakali peraturan yang berlaku. Karena beragam persyaratan untuk mendapatkan izin menjual ikan menghalangi Triad menjual ikan mereka di pasaran Hong Kong, anggota geng beradaptasi dengan menyimpan ikan mereka di tempat penampungan yang disembunyikan di wilayah perairan terbuka.

"Kami tahu bahwa ikan dibawa secara ilegal lewat kapal-kapal penangkap ikan tapi tidak langsung dikirim ke pasar Ikan. Sebaliknya, ikan disimpan di tempat penampungan ikan di karena Triad tidak bisa menguasai jaringan pasar ikan langsung," ungkap Herbert. "Di tahun 80-an, pemerintah Hong Kong melarang penjualan ikan kecuali dilakukan di pasar ikan. Lama-lama pasar ikan merebut kontrol peredaran ikan agar tidak terjadi manipulasi oleh sindikat Triad."

Iklan

Sadovy menambahkan bahwa persyaratan untuk menjual ikan di pasar tak sedikitpun menghambat praktik perdagangan ikan gelap. "Kami sampai tak tahu apakah kapal penangkap ikan yang terlihat di sekitar pelabuhan semuanya berizin. Tak ada catatan resmi tentang pemilik kapal-kapal ini—semuanya adalah semacam jaringan perdagangan rahasia." ungkap Sadovy. "Apakah perusahaan-perusahaan penangkap ikan ini membayar pajak? Tak ada catatan tentang jumlah volume impor mereka. Tak ada yang tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan."

OCTB (Organized Crime and Triads Bureau) Hong Kong menangkap beberapa anggota sindikat kejahatan ekspor-impor ikan. Wajah tersangka disembunyikan untuk melindungi identitas mereka. Foto oleh: Jacques Langevin/Sygma/via Getty Images

Centinel, di saat bersamaan, berhasil menggungkap temuan ekspor seafood yang diproduksi di Hong Kong, lalu dibawa menuju Cina daratan lewat jalur ilegal untuk menghindari cukai. Tahun lalu pemerintah Cina berhasil membongkar kasus ekspor Lobster Batu bernilai miliaran Dollar yang dilakukan lewat Hong Kong, namun operasi Triad nyatanya tidak terganggu. Menurut Herbert, sindikat kriminal Hong Kong "dengan tenang mengeksploitasi seafood di berbagai penjuru dunia—prakteknya beragam dari penangkapan legal sampai impor ilegal ke Hong Kong, sebelum diselundupkan ke negara lainnya."

Fakta ini memunculkan pertanyaan bagaimana bisa pemerintah Hong Kong tenang-tenang saja, padahal perdagangan gelap ikan—salah satu sumber pendapatan terbesar Triad—marak terjadi. Baik Sadovy dan Herbert sama-sama menduga pemerintah Hong Kong memang setengah hati memberantas penyelundupan ikan yang bisa memukul aktivitas Triad. "Masalahnya pelik. Pemerintah ingin menjaga hubungan baik dengan para pedagang ikan," ungkap Sadovy.

Iklan

Herbert menambahkan bahwa minimnya tindakan pemerintah berakar pada cara pandang kultural yang tak terlalu menghargai kegiatan konservasi laut. Meski demikian, ada sedikit kemajuan. Pemerintah Hong Kong, setelah didesak oleh Sadovy dan timnya, setuju meninjau ulang undang-undang lama yang membolehkan kapal penangkap ikan tidak melaporan kargo ikan hidup kepada syahbandar pelabuhan.

Tim Motherboard bertanya pada Departemen Bea Cukai Hong Kong, soal mengapa tak ada catatan laporan impor Ikan Napoleon? Padahal jelas-jelas ikan jenis itu banyak beredar di pasaran Hong Kong. Kenapa pula kapal penangkap ikan tak diharuskan melaporkan isi kargo ikan hidupnya? Juru bicara Bea Cukai Hong Kong menolak transparan menjawab pertanyaan kami

"Tugas Bea Cukai Hong Kong terutama memeriksa penumpang kapal, kargo paket pos, dan memantau bongkar muat di berbagai pintu perbatasan laut menggunakan pendekatan manajemen reskio serta didukung pertukaran intelejen. Kami juga mendeteksi impor ilegal dan ekspor barang yang dilarang oleh aturan yang dikeluarkan oleh daerah administrasi spesial Hong Kong," ujar salah satu juru bicara. Tak ada hal yang penting disampaikan dalam keterangan tersebut.

***

Menurut temuan Centinel, Pendapatan triad saat ini tak hanya mengalir dari perdagangan ikan gelap. Setelah beradaptasi dengan era internet, Triad ikut merambah dunia e-commerce—lewat situs Cina Taobao, eBay dan Amazon—terutama untuk menjual barang palsu.

Iklan

"Menjual barang palsu di internet adalah kegiatan yang sangat sederhana dan aman. Kalaupun kamu tertangkap, hukumannya ringan," ujar Herbert. "Yang paling sering dipalsukan adalah benda-benda antik Cina, obat-obatan, dan pakaian." Akhir 2016, otoritas perdagangan Amerika Serikat memasukkan Taobao dalam daftar hitam "marketplace yang patut diwaspai" karena sering menjadi TKP penjualan barang palsu.

Centinel juga menemukan data, bahwa Triad punya tim peretas buat mengakses database perusahaan besar, lalu mencari data-data privat untuk disalahgunakan atau dijual. Kadang, mereka juga mengakses data finansial sebuah perusahaan untuk diperas. Herbert dan Wong mengatakan miliaran dollar data rahasia perusahaan kini jadi incaran hacker binaan Triad. Tak ayal, Herbert sekarang berusaha melebarkan sayap Centinel ke bidang oleh forensik komputer.

Di luar usaha mati-matian agar tetap kekinian, beberapa jenis perdagangan gelap Triad masih dilakukan secara tradisional di jalan-jalan. Rokok, misalnya, masih diselundupkan dari Cina daratan. Centinel menghitung operasi penyelundupan rokok dalam setahun sudah menghabiskan uang sebesar US$300 juta (setara Rp4 triliun) per tahun. Diperkirakan, satu dari tiga rokok yang beredar di Hong Kong diselundupkan oleh triad

"Naiknya pajak di seluruh dunia membuat bisnis rokok selundupan ini menggiurkan dan menjadi tantangan bagi semua petugas cukai," ujar Herbert. Triad sudah rapi menyusun jalur perdagangan rokok selundupan dari dan menuju Hong Kong. Jenis, jumlah, serta merek rokok selundupan yang dijual harus berdasarkan rekomendasi oleh Triad—sebuah cara untuk menghindari penangkapan pihak berwajib.

Triad kabarnya mendapatkan untung dari apa yang disebut "minyak merah"—BBM yang diselundupkan dari Cina daratan, yang pajaknya belum dibayar di Hong Kong. Menurut Centinel, gas ini banyak digunakan oleh bus dari Cina daratan berisi turis yang mengunjungi Hong Kong. Menurut agen intelejen Centinel, depot diesel selundupan ini biasanya ditampung dalam depot di toko tua di daerah pedesaan yang dijaga beberapa anggota geng.

****

Satu-satu cara untuk menghentikan evolusi triad, menurut Wong, adalah intervensi yang dilakukan sedini mungkin oleh pemerintah. Intervensi itu wajib dilakukan dengan memberikan bantuan dan pelatihan kerja bagi generasi muda yang rawan masuk triad. Wong, yang menghabiskan beberapa dekade hidupnya mendalami perilaku kriminal, menemukan data bahwa setelah anggota baru melewati usia 18 tahun, mustahil baginya untuk meninggalkan kehidupan kriminal bersama organisasi Triad. Karenanya Wong banyak berkecimpung dengan generasi muda beresiko tinggi selama karirnya.

Wong mengatakan bahwa dengan membangun sistem nilai positif untuk pemuda yang bermasalah—melibatkan pekerja sosial, guru, dan praktisi medis—proses rekrutmen anggota baru Triad bisa dihindari. Cita-cita utamanya tentu saja agar Triad bisa dibasmi sampai ke akar-akarnya. Di tahun 1999, Wong membantu pendirian Youth Carenet, sebuah program rehabilitasi untuk pemudausia rentan yang memiliki masalah penyalahgunaan obat-obatan.

Hari-hari ini, triad terus berusaha beradaptasi untuk mengimbangi perubahan sosial Hong Kong. Bagi Centinel, masih panjang jalan mereka memerangi triad. Wong dan Herbert masih harus menyisir satu kamar hotel ke kamar lainnya, selagi Triad terus menemukan sumber pendapatan. Tantangan semakin bertambah, mengingat para gangster itu mengakrabi teknologi. Hambatan lainnya adalah sikap pemerintah Hong Kong yang masih malas-malasan turun tangan. Bukan tidak mungkin Triad berhasil meraih kekuatannya kembali, menciptakan risiko berbahaya bagi orang-orang seperti Wong atau Sadovy yang mengungkap praktik lancung mereka.

Wong mengatakan, setidaknya ada satu hal akan selalu terasa sama di mata orang-orang sepertinya yang menghabiskan hidup memburu jejak sindikat kejahatan.  "Memerangi Triad sama saja seperti main catur—tujuan anda cuma satu: menang."