Virus Corona

Problemnya Bukan Cuma Cina, Perdagangan Satwa Liar Masih Marak di Asia Tenggara

Tiongkok mungkin melarang perdagangan satwa liar setelah pandemi corona. Tapi seperti yang terjadi di Indonesia dan Vietnam, penutupan pasar hewan eksotis tak mudah.
Koh Ewe
oleh Koh Ewe
SG
Petugas polisi berjaga-jaga di depan pasar ikan Huanan di Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi. Hector Retamal / AFP
Petugas polisi berjaga-jaga di depan pasar ikan Huanan di Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi. Hector Retamal / AFP

Mulai Februari lalu, pemerintah Tiongkok mengumumkan larangan perdagangan dan konsumsi satwa liar, setelah wabah virus corona pertama kali terdeteksi di Pasar Ikan Huanan, Wuhan awal Januari tahun ini. Saat itu, ilmuwan meyakini virusnya ditularkan dari satwa ke manusia.

Sejak dinyatakan sebagai pandemi oleh WHO, publik mengkhawatirkan risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh perdagangan satwa liar global. Pada 6 April, World Wildlife Fund merilis hasil jajak pendapat publik yang diikuti 5.000 responden di seluruh Asia. Laporan tersebut membeberkan 93 persen dari mereka “mendukung upaya pemerintah dan menteri kesehatan untuk menutup pasar satwa liar ilegal.”

Iklan

Pelaksana sekretaris eksekutif Konvensi PBB untuk Keanekaragaman Hayati, Elizabeth Maruma Mrema, menyerukan penutupan pasar satwa liar di seluruh dunia. "Dunia harus mengikuti jejak Tiongkok yang telah menutup pasar hewan hidup," katanya kepada The Guardian.

Akan tetapi, Elizabeth tak bisa memungkiri bahwa masalahnya lebih kompleks dan menghentikan semua perdagangan satwa liar tak semudah itu. Dia mengatakan kelompok masyarakat tertentu, terutama yang berpenghasilan rendah dan tinggal di pedesaan, "mengandalkan hewan liar sebagai sumber mata pencaharian utama."

Mengonsumsi daging hewan liar juga menjadi tradisi di banyak negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Vietnam, dan Kamboja.

Sekitar tiga bulan sebelum munculnya wabah virus corona, VICE Indonesia merilis video yang mengunjungi pasar satwa liar di Minahasa. Kami mengikuti proses penangkapannya, serta mempelajari arti budaya di balik konsumsi daging hewan liar di sana. Silakan tonton videonya di bawah ini:

Follow Koh Ewe di Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE ASIA.