Kejahatan

Tawuran Antar Kampus Rival di Thailand Memburuk, Seorang Mahasiswa Tewas Ditembak

Insiden penembakan mahasiswa di Bangkok dipicu persaingan sengit dua kampus teknik. Seperti di Indonesia, tawuran di Thailand kerap melibatkan STM atau anak kampus teknik.
Koh Ewe
oleh Koh Ewe
SG
mahasiswa thailand tewas ditembak akibat tawuran anak teknik RMUTTO vs Pathumwan budaya tawuran thailand
Ilustrasi suasana jalanan Bangkok pada dini hari. Foto oleh Romeo GACAD / AFP

Seorang mahasiswa teknik sipil di Bangkok, Thailand, tewas dalam insiden penembakan pada Sabtu (14/1) pekan lalu, yang motifnya diduga karena ada persaingan dengan universitas lain.

Kritsana Laemkaeo, mahasiswa tahun ketiga jurusan teknik sipil di Rajamangala University of Technology Tawan-ok Uthenthawai Campus (RMUTTO), ditembak kepalanya oleh dua pengendara motor ketika ia sedang berjalan di malam hari sekitar pukul 20.40 waktu setempat. Dilansir media lokal, lelaki 21 tahun itu ditemukan terkapar di dekat halte bus.

Iklan

Rekaman CCTV jalanan memperlihatkan seorang lelaki menodongkan pistol ke arah korban saat dibonceng temannya naik motor. Kedua pelaku mengenakan kemeja putih, dan wajah mereka tertutup helm. Polisi mencurigai mereka mahasiswa dari universitas musuh bebuyutan.

Seperti di Indonesia, tawuran antar geng sekolah cukup banyak terjadi di Thailand. Pelajar yang terlibat dalam aksi kekerasan umumnya anak STM atau mahasiswa teknik dari keluarga kurang mampu. Kurang jelas akar penyebab yang memicu persaingan sengit di masa lalu, tapi anak sekolah teknik yang mayoritas laki-laki memang terkenal berprinsip pertemanan harga mati.

Contohnya pada Agustus 2022, ratusan pelajar RMUTTO tawuran dengan mahasiswa universitas rival Pathumwan Institute of Technology. Aparat tak berhasil membubarkannya, sehingga hanya bisa menunggu sampai pelajar kembali ke sekolah mereka masing-masing.

Kebanyakan aksi tawuran di Thailand berupa baku hantam, meski ada juga yang membawa senjata tajam. Namun, senjata api menjadi pemandangan lazim belakangan ini. Tahun lalu, polisi menyita persediaan senjata berupa pisau dan peluru dari kampus RMUTTO setelah beredar video mahasiswa melepaskan tembakan di lapangan kampus. Perdana Menteri Prayut Chan-o-Cha mengecam tindakan mereka.

Iklan

“Saya rasa ini sudah kelewatan,” tandas PM Thailand, dikutip media lokal. “Mereka telah merusak moral bangsa dan mengganggu ketertiban umum.”

Thailand merupakan salah satu negara dengan kepemilikan senjata tertinggi di Asia. Setidaknya pembelian 6,2 juta pistol dari total 10,3 juta pada 2017 diperoleh secara legal. Pada Oktober lalu, PM Thailand menyerukan dibentuknya peraturan yang lebih ketat terkait kepemilikan senjata usai terjadi aksi pembantaian di sebuah PAUD.

Pihak keluarga Kritsana memberi tahu awak media, putranya tak pernah punya masalah dengan orang lain. Mereka juga bingung mengapa Kritsana menjadi sasaran. 

Akibat penembakan itu, mahasiswa RMUTTO dilarang mendatangi area kampus selama tiga hari. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring. 

Follow Koh Ewe di Twitter dan Instagram.