Jepang

Akibat Mabuk, Lelaki Hilangkan Flashdisk Berisi Data Penduduk Satu Kota di Jepang

Karyawan IT di Pemkot mentransfer data seluruh penduduk kota Amagasaki ke USB yang hilang di jalan. Data pajak ratusan ribu penduduk ikut hilang.
Pegawai Pemkot Amagasaki Osaka Hilangkan USB Berisi Data Penduduk Ketika Mabuk
Foto: Dünzl\ullstein bild via Getty Images

Kebanyakan orang biasanya hangout bareng teman untuk mengusir rasa penat setelah seharian bekerja. Obrolan ringan diselingi gelak tawa sembari minum-minum mampu memperbaiki suasana hati yang buruk karena kelelahan. Namun, lelaki Jepang satu ini dibuat pusing tujuh keliling akibat ulahnya sendiri. Dia kehilangan flashdisk berisi data pribadi hampir setengah juta penduduk kota dalam perjalanan pulang dari nongkrong.

Iklan

Kejadiannya bermula pada 21 Juni 2022, saat lelaki yang tidak disebutkan namanya itu mentransfer seluruh data penduduk kota ke flashdisk supaya pekerjaannya cepat rampung. Kebetulan, hari itu, dia sudah ada janji bertemu teman-temannya di sebuah restoran kota Amagasaki, prefektur Osaka. Begitu jam pulang kantor tiba, dia bergegas memasukkan flashdisk ke tas dan berangkat ke lokasi janjian.

Karyawan IT yang berusia 40-an tampaknya kebanyakan minum, sehingga ia pulang dalam keadaan mabuk berat dan pingsan di tengah jalan. Akan tetapi, menurut laporan media lokal, tasnya sudah raib ketika dia sadarkan diri.

Informasi yang tersimpan dalam flashdisk berupa nama, tanggal lahir dan alamat lengkap seluruh 465.177 penduduk Amagasaki. Di dalamnya juga terdapat nomor rekening bank dan rincian pajak warga. Pemerintah kota memakai jasa perusahaan tempatnya bekerja, BIPROGY, untuk mendaftarkan orang-orang yang berhak mendapat bantuan bebas pajak.

“Kami meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada para penduduk Amagasaki, pemerintah kota Amagasaki, dan seluruh pihak yang dirugikan dari insiden ini,” demikian bunyi permintaan maaf terbuka perusahaan.

Beruntungnya, flashdisk itu sudah terenkripsi. Pejabat pemkot juga belum melihat tanda-tanda data penduduk bocor.

Jepang mungkin terkenal akan teknologi canggihnya, tapi negara ini memiliki keamanan siber yang cukup buruk. Hasil survei Tokyo Shoko Research pada 2021 menunjukkan, lebih dari lima juta data pribadi orang bocor atau hilang di Jepang. Hampir setengahnya disebabkan oleh virus komputer atau akses tidak sah.

Perlu diketahui juga bahwa karyawan IT itu menyalin datanya tanpa izin.

NHK melansir, tas beserta flashdisk ditemukan tergeletak di dekat sebuah apartemen tiga hari kemudian. Namun, peristiwa ini telanjur memancing amarah warga. Pemkot menerima 30.000 keluhan dalam sehari setelah mengumumkan beritanya pada Kamis. Para pejabat sampai membungkukkan badan dalam konferensi pers demi meminta maaf pada masyarakat.

Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.