Opini

Rekomendasi Nama-Nama Buat Susi Pudjiastuti yang Sedang Buka Lowongan Karyawan

Kerja sama mantan Menteri Kelautan dan Perikanan yang masih populer itu mestinya selain digaji, bisa nebeng viral. Menurut kontributor kami, nama-nama antimainstream berikut masuk kriterianya.
Rekomendasi Nama-Nama Buat Susi Pudjiastuti yang Sedang Buka Lowongan Karyawan
Kolase oleh VICE. Foto Susi Pudjiastuti saat mengisi seminar di New York oleh Don Emmert/AFP; ilustrasi sosok yang dicari dalam lowongan kerja via Wikimedia Commons/lisensi CC 3.0

Sebuah poster lowongan pekerjaan berwarna biru tersebar di media sosial. Katanya, mantan Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti sedang mencari anak-anak muda untuk bergabung ke dalam timnya. Posisi yang ditawarkan ada empat: Sekretaris, videografer, staf media sosial, dan analis data.

Meski tidak secara resmi mengumumkan informasi ini di akun pribadinya, ia mengonfirmasi kebenaran info kepada media. "Harus siap kerja di laut dan di udara, sesekali kerja di darat," kata Susi kepada Kumparan. Aplikasi buat kerja sama Ratu Laut ini bisa dikirim ke email lowongan.susioffice@gmail.com.

Iklan

Sekarang masuk ke syarat. Calon sekretaris Susi harus mempunyai gelar sarjana, lancar berbahasa Inggris dengan skor TOEFL minimal 600, serta fasih Microsoft Office. Untuk para videografer, Susi meminta pelamar berlatar akademis sarjana desain grafis, mampu menggunakan kamera DSLR dan drone, bisa membuat storyboard, dan minimal skor TOEFL 500.

Terus, staf media sosial dituntut berpengetahuan luas tentang media sosial, punya ijazah sarjana, dan TOEFL-nya 500. Sedangkan analis data kudu banget S-1 Jurusan Kelautan dan Perikanan, TOEFL 500, dan punya pengalaman 2-5 tahun di lembaga riset.

Nyari pegawai itu gampang-gampang susah. Kadang skill dapet, attitude enggak. Kadang skill dan kemampuan sosialisasi oke, tapi sering ngabisin stok mi dan kopi di kantor. Bu Susi perlu banget siap-siap cadangan tenaga buat memilah kandidat terbaik . Nah, sambil Bu Susi berkubang dalam serbuan email, kami mau ngasih daftar kandidat kira-kira fits sama loker di atas. Anggep aja jaga-jaga ya, Bu.

Sekretaris: Nia Ramadhani

Kalian pasti bakalan bilang, ini kandidat yang enggak banget. Tapi, usul ini bukan datang dari ruang kosong.

Kemewahan hidup memang bikin Nia Ramadhani enggak pernah mengupas salak seumur hidupnya. Tapi dia mau belajar. Selain akhirnya bisa mengupas buah tersebut, Nia sekarang juga udah bisa menyeterika baju. Mungkin Nia belum bisa mainan Microsoft Office, namun kalau diberi kesempatan, jangankan belajar Microsoft Office, sewa coder buat bikin aplikasi office lainnya pun saya yakin dia sanggup.

Iklan

Videografer: Fluxcup

Saya kurang tahu apakah Fluxcup lulusan desainer grafis atau sekolah komedi. Yang jelas karya visual Fluxcup di thumbnail video-videonya bagus-bagus. Konten-konten Bu Susi pasti akan lebih menarik kalau dipegang oleh kreator konten satu ini.

Bayangkan, nanti Fluxcup bisa membuatkan video dubbing makhluk-makhluk laut yang menyuarakan keresahannya terhadap kelestarian biota laut. Ia juga bisa membuat dubbing suara hati para benih lobster yang kini resmi diekspor kembali untuk menyindir pemerintah. Soal skill jangan ditanya. Jangan-jangan men- dubbing drone pun dia bisa. Ya pokoknya dubbing apa aja lah mantap.

Staf Media Sosial: Admin Twitter The Panturas

Satu-satunya syarat pendaftaran staf medsos yang bisa jadi penentu adalah syarat pengetahuan luas soal media sosial. Nah, akun Twitter band asal Bandung, The Panturas, bisa jadi pertimbangan. Mereka adalah bukti meluasnya fungsi akun grup musik di media sosial yang enggak harus melulu ngomongin soal musik. Secara rinci, admin akun The Panturas cocok jadi staf media sosial Bu Susi karena beberapa hal.

Pertama, mereka melek isu-isu politik terbaru dan terus menjaga budaya kritik membangun.

Selain peka politik, akun ini juga bisa dibilang sebagai pemerhati kejadian sosial.

Ngomongin soal jaringan, The Panturas (kayaknya) (sok) kenal dengan musisi-musisi internesyenel. Ini tentu penting apabila Bu Susi mau menjajaki potensi kerja sama di masa depan.

Iklan

Terakhir, dan yang paling penting, tentu saja ia cukup jenaka:

Analis data: Anies Baswedan

Nah, kalau yang ini tentu saja kita harus meminta kesabaran Bu Susi dulu agar menunggu Anies lengser dari jabatan Gubernur DKI Jakarta. Saat ini, praktis di Indonesia tidak ada orang yang mempunyai kekuatan analisis setajam Anies Baswedan.

Setiap ditanya sesuatu masalah seputar ibu kota oleh wartawan—dari anggaran lem aibon, kemacetan, hingga kinerja TGUPP—mantan Menteri Pendidkan dan Kebudayaan itu selalu sigap menunjuk siapa yang lebih bertanggung jawab atas hal itu secara real-time. Betul-betul data analis yang efisien waktu.

Itulah nama-nama rekomendasi kami. Tolong dipertimbangkan ya Bu Susi.