FYI.

This story is over 5 years old.

Musik

Mungkinkah Kita Jadi Pribadi yang Lebih Baik Ketika Rutin Mendengar Musik 'Kalem'?

Kayaknya memang ada alasan tersendiri mengapa lambang dan gerakan perdamaian sering dikaitkan dengan festival musik. Dari semua genre, musik 'chill' kayaknya beneran berpengaruh deh.
Musik bikin kita lebih peka dan peduli pada sesama, contohnya bapak pemadam kebakaran yang menyelamatkan koala di kebakaran hutan Australia. Ilustrasi oleh Ben Thomson.

Banyak musik yang bikin pendengarnya santai dan kalem. Selain itu, orang-orang kalem pastinya senang mendengarkan musik. Tapi apa mungkin musik bisa bikin orang makin kalem? Pertanyaan ini sering muncul di benak anggota perkumpulan drummer St Kilda Beach, dan juga sekelompok ilmuwan Jepang yang pada 2011 menemukan bahwa mendengarkan musik tertentu bisa membuat seseorang lebih altruistik.

Dalam rangka menilai seberapa besar kemampuan musik dalam menyebarkan kebaikan dan kemurah-hatian di antara sesama pendengar, Hajime Fukui, peneliti di bidang kedokteran dari Nara University, menyajikan simulasi kepada 22 mahasiswa yang diminta untuk mendonasikan uang di antara kelompok orang fiktif yang mereka lihat di komputer. Mereka diwajibkan melakukan latihan ini selama beberapa kali setelah mendengarkan lagu favorit, lagu yang dibenci, dan tidak mendengarkan apa-apa. Coba tebak apa yang terjadi?

Iklan

Ya, mahasiswa jauh lebih murah hati setelah mendengarkan musik yang mereka sukai—khususnya, lagu-lagu “chill” pilihan tim peneliti Fukui yang mendorong respon emosional dan fisik yang positif. Fukui mengatakan bahwa penelitiannya menunjukkan kalau mendengarkan lagu chill bisa mendorong perilaku altruistik.

Kedengarannya memang tidak masuk akal, tetapi nyatanya ada banyak penelitian yang menunjukkan hubungan antara musik dan altruisme. Selain itu, penelitian ilmiah membuktikan bahwa musik juga berguna untuk menyembuhkan. Pada 2013, sebuah meta-analisis dari 400 penelitian yang dilakukan oleh beberapa psikolog di McGill University menemukan bahwa selain menenangkan hati, mendengarkan musik juga bermanfaat secara fisiologis. Musik bisa mengurangi stres dan rasa nyeri. Musik bahkan bisa jadi penawar basian.

Penelitian Fukui menyusul temuan pada 2004 oleh peneliti Inggris dan Australia bahwa musik bisa menciptakan perilaku saling menolong di antara para pendengar. Tim peneliti mengumpulkan 600 orang di lapangan olahraga kampus, lalu memutar playlist berisi lagu-lagu uplifting dan menjengkelkan saat mereka berolahraga. Pada saat peserta keluar dari tempat olahraga, mereka disuruh untuk menyelesaikan dua tugas dengan tingkat berbeda: menandatangani petisi penggalangan dana fiktif, dan menyebarkan selebaran penggalangan dana fiktif. Hasilnya menunjukkan bahwa hampir semua peserta setuju melakukan tugas yang lebih mudah, tetapi sebagian besar hanya peserta yang mendengarkan lagu-lagu uplifting yang tidak keberatan membagikan selebaran. Musik yang mereka dengarkan (lagu DJ Khaled bukan ya?) bisa menciptakan suasana hati altruistik.

Iklan

Peneliti di bidang psikologi dari University of Melbourne, James Richmond, saat ini sedang menyelesaikan gelar PhD dengan mengangkat topik ini: kemampuan musik dalam meningkatkan “perilaku sosial positif”. Banyak hal positif lain yang bisa diciptakan karena mendengarkan musik. Dia berharap bahwa temuan selanjutnya bisa menunjukkan bahwa musik dapat membantu menyembuhkan gejala penyakit mental, seperti isolasi sosial dan suasana hati buruk. Dia juga berharap ada peneliti yang tertarik membahas manfaat bergabung dalam kegiatan musikal berkelompok seperti menyanyi dan menari bersama.

“Hampir semua penelitian di bidang ini telah menemukan bahwa melakukan aktivitas seperti itu bisa menciptakan dampak sosial yang positif,” jelasnya. “Pengalaman yang dilakukan bersama bisa mempersatukan orang. Ini sering disebut efek ‘icebreaker.’”

Ada alasan tersendiri mengapa lambang dan gerakan perdamaian sering dikaitkan dengan festival musik; ada alasan tersendiri kenapa sering banget diadakan acara musik untuk penggalangan dana dan lagu-lagu seperti “We Are the World” diciptakan. Musik uplifting, terutama jika didengarkan saat sedang berkumpul, menciptakan empati dan hubungan emosional. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan prasangka rasial bisa mengurangi stereotip mereka setelah mengikuti kelas musik di sekolah dengan teman-temannya dari beda ras. Hasil penelitian ini tentu ada kualifikasinya: apakah dampak ini tetap ada jika mereka sedang tidak di kelas musik? Apakah Woodstock memang bisa menyebarkan perdamaian?

Iklan

Bisa saja tidak.

“Musik memang bisa memengaruhi keyakinan, emosi dan perasaan afiliasi kita. Musik juga bisa meningkatkan kepercayaan, mempersatukan orang, dan menciptakan rasa identitas bersama,” kata Bill Thompson, dosen psikologi di Lab Music, Sound, and Performance Macquarie University.

“Namun efek mendengarkan lagu favorit tidak selamanya positif, dan ada batasan dalam menciptakan perasaan murah hati dan niat baik terhadap orang lain. Musik mungkin bisa menyatukan orang yang memiliki pandangan sama dengan mereka, tetapi musik juga bisa mempertajam batas di antara orang-orang yang berpikiran sama dan berbeda dengan mereka.”

Yah, paling tidak penelitian ini menunjukkan kalau tidak ada salahnya mendengarkan lagu-lagu upbeat dan ngehits di pagi hari supaya kita bisa jadi orang yang lebih baik.

Oh ya, kalau kamu lagi kepingin dengerin lagu-lagu upbeat, kami sudah membuat playlist khusus untukmu agar hari-harimu jadi lebih baik. Kamu bisa mendengarkannya di tautan berikut:

Artikel ini didukung oleh Spotify.