TV

Bukan Cuma Kalian yang Bete, Pemeran 'GoT' Juga Kecewa Sama Plot Season Terakhir

"Kalau saya boleh jujur, saya kurang suka beberapa musim terakhir."
Game of Thrones
Image via HBO

Awas, artikel ini mengandung SPOILER!

Musim kedelapan Game of Thrones tinggal tersisa satu episode lagi, dan kita semua sepertinya bisa sepakat kalau musim ini SAMPAH ABIS! Berhubung narasinya tak lagi diambil dari buku, penulis naskah serial HBO David Benioff dan D.B. Weiss mengarang bebas saat menyelesaikan GoT. Mereka sering membuat kesalahan dan melewatkan banyak detail. Jalan ceritanya ngawur. Benar-benar melenceng jauh dan enggak konsisten dengan musim-musim sebelumnya. (Salah satu contohnya yaitu saat Jaime bilang dia enggak peduli dengan rakyatnya, padahal dia dulu membunuh Aerys II Targaryen untuk menyelamatkan King’s Landing dari amukkan sang Mad King.)

Iklan

Serialnya memang masih memiliki momen-momen mengharukan dan brilian—seperti malam terakhir sebelum Battle of Winterfell, atau adegan perpisahan Tyrion dengan Jaime—tetapi mekanisme plot yang terburu-buru, adegan pertempuran yang berlebihan, dan kemunculan cup kopi Starbucks itu tentu enggak bisa dimaafkan. Lebih parah lagi, Dany terlalu sering bakar ini-itu.

Plot cerita yang seharusnya dikembangkan satu season penuh seperti season-season sebelumnya, seperti asmara singkat Jaime dan Brienne, malah dipaksakan dalam beberapa adegan singkat dan ujung-ujungnya diakhiri begitu saja. Bagaimana dengan Euron Greyjoy? Karakter arogan itu dibunuh oleh Kingslayer dalam duel terburuk yang pernah ada sejak Dorne.

Bahkan, perubahan karakter Daenerys yang memang sudah ditakdirkan menjadi Mad Queen juga terasa terlalu diburu-buru. (Sebelum kalian menyerangku, perlu diingat tanda-tanda Dany akan berubah seperti ayahnya, Mad King, sudah ditunjukkan sejak 2016 lalu.) Saya masih belum bisa menerima kenyataan bahwa serial drama fantasi yang dulu pernah membuat satu episode dengan sangat matang malah jadi berantakan seperti ini. Dan kini, yang kita dapat justru terlalu banyak adegan “wow” dan tidak banyak kedalaman karakter.

Kita sedang membicarakan Game of Thrones, jadi wajar kalau penggemar menaruh harapan yang tinggi untuk episode terakhirnya. Akan tetapi, jika dilihat dari yang sudah-sudah, fans kayaknya bakalan dibuat kecewa untuk kesekian kalinya. Dan ternyata, kalian enggak sendiri. Pasalnya, para pemeran GoT merasakan hal serupa.

Iklan

Akhir pekan lalu, ada video kompilasi YouTube luar biasa yang menampilkan betapa enggak puas para aktor dengan season pamungkas GoT. Dalam video berdurasi tiga menit itu, kalian bisa melihat bagaimana bintang Game of Thrones susah payah memalsukan kegembiraan mereka dalam menyambut musim teranyar. Ekspresi mereka yang amat dipaksakan terpampang dengan jelas. Mereka mungkin aktor-aktor hebat di zaman kita, tapi rekaman ini seakan menunjukkan kalau mereka sebenarnya enggak suka dengan musim final GoT dan takdir karakter mereka masing-masing.

Kalian bisa lihat sendiri, kan, senyum miris Emilia Clarke ketika Entertainment Tonight menanyakan perasaannya tentang “ ending” serial tersebut? Seperti itulah kira-kira ekspresi wajah kita saat ramalan valonqar Cersei diabaikan, atau ketika menyadari Bran lebih sering nge- warg dalam pertemuan klimaksnya bersama Night King.

Lalu ada juga video wawancara Dinklage, lelaki yang membuat season buruk ini terlihat mendingan lewat aktingnya yang hebat sebagai Tyrion Lannister. Dia kelihatan enggak antusias sama sekali saat berbicara soal ending acara tersebut.

Mungkin mereka semua cuma bercanda, atau mungkin juga videonya ditampilkan di luar konteks. Akan tetapi, mereka bukan satu-satunya aktor Game of Thrones yang mengeluh soal akhirannya.

Pemeran Jaime Lannister, Nikolaj Coster-Waldau, mengaku kepada Vanity Fair kalau adegan romantis Brienne dan Jaime terlalu tergesa-gesa:

Iklan

Coster-Waldau memahami alasan kalian kesal dengan keputusan Jaime yang meninggalkan Brienne setelah berhubungan intim dengannya. “Acara kami biasanya menggunakan satu season penuh untuk menceritakan sesuatu, tapi sekarang rasanya banyak yang terjadi terlalu cepat.” Sang aktor mengatakan banyak detail yang harus dia isi sendiri.

Conleth Hill, yang memainkan Varys, pun mengutarakan kekecewaannya dalam wawancara terbaru bersama EW:

Apakah kamu kecewa enggak memperoleh adegan terakhir dengan [aktor Littlefinger Aidan Gillen] tahun lalu?

Saya sangat kecewa enggak bisa main untuk terakhir kalinya dengan dia. Saya kecewa enggak bisa bereaksi langsung saat Littlefinger mati padahal dia musuh bebuyutanku. Dalam beberapa musim terakhir, saya merasa karakterku menjadi kurang penting. Mereka lebih fokus pada karakter lain. Saya maklum karena serial ini memiliki banyak tokoh utama, tetapi saya agak frustrasi melihatnya. Keseluruhan serialnya memang positif dan hebat, tapi kalau saya boleh jujur, saya kurang suka beberapa musim terakhir.

Ketika ditanyakan pendapatnya bakalan seperti apa reaksi penonton, Hill terdengar kurang bersemangat. “Enggak tahu deh,” katanya kepada EW. “Saya enggak yakin dengan perasaanku sendiri.”

Astaga, sedih banget enggak sih?

Masih ada satu episode lagi sebelum Game of Thrones berakhir untuk selama-lamanya—seenggaknya sampai spinoff dan prekuelnya tayang. Mudah-mudahan saja Weiss dan Benioff telah mempersiapkan ending yang menakjubkan dan membuat kita melupakan season yang naik turun ini. Toh mereka pernah melakukan itu sebelumnya.