FYI.

This story is over 5 years old.

Kriminalitas

Pengalaman Model Yang Diculik dan Dilelang Jadi Budak Seks di Dark Web

Chloe Ayling, model 20 tahun, pergi ke Italia untuk pemotretan. Setibanya di sana, dia dibius, disekap dalam tas duffle, lalu dijual di internet. Pelakunya grup misterius bernama Black Death.

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly.

Pertengahan Juli, model asal Inggris berusia 20 tahun, Chloe Ayling, diculik di Italia. Dia disandera selama enam hari oleh komplotan yang diduga berencana melelangnya sebagai budak seks. Ayling mulanya terbang ke Milan untuk sesi pemotretan, menurut keterangan polisi. Ketika dia memasuki apartemen lokasi pemotretan, mendadak dia diserang dua laki-laki, dibius, dan dimasukkan ke dalam tas duffle. Tas itu oleh pelaku ditaruh dalam bagasi mobil. Ayling dibawa ke sebuah pondok terisolasi kawasan terpencil Italia, jauh dari Milan. Dia dirantai di lemari selama beberapa hari. Seorang laki-laki berusia 30 tahun Lukasz Pawel Herba ditangkap karena terlibat dalam penculikan ini setelah membawa Ayling ke konsulat Inggris Raya di Milan pada 17 Juli. Dia mengklaim terasosiasi dengan organisasi kriminal enigmatik berbasis cyber, yang dikenal dengan nama grup Black Death. Jaringan perdagangan manusia ini beroperasi secara daring. Menurut sebuah surat yang disita kepolisian Italia setelah pembebasan Ayling, dia dibebaskan karena para penculiknya menyadari dia mempunyai seorang anak di rumahnya. "Kamu dibebaskan atas kebaikan Black Death Group," bunyi surat tersebut. "Kami mengakui adanya kesalahan menculikmu, terutama mengingat kamu adalah ibu muda yang seharusnya tidak kena umpan penculikan." Surat ini juga mengklaim, meski hal ini diragukan, bahwa Ayling "diperlakukan dengan baik" dan "dengan rasa hormat," dan memintanya untuk tidak mencemarkan nama grup Black Death bila tidak ingin "dieliminasi." Menurut sebuah wawancara Ayling dengan The Sun, ada lima penculik dalam insiden tersebut, meski dia hanya pernah bertemu dua di antaranya. Pada suatu waktu, dia ingat salah satu penculik memasuki kamarnya dan menyampaikan bosnya, menelepon dan mengomeli mereka karena salah culik orang. Ayling jadi target karena salah satu pelaku dianggap tak jeli melihat profile Instagramnya. "Salah satu pelaku jelas-jelas menunjukkan bahwa saya seorang ibu dari satu anak laki-laki kecil, dan hal ini berlawanan dengan aturan organisasi." Dia tapi tidak bisa dibebaskan begitu saja, dengan alasan "karena organisasi tersebut terlanjut mengunggah dua foto yang diambil setelah serangan saat saya tidak sadarkan diri, menunjukkan publikasi di… situs bernama Black Death. Foto-foto tersebut mengkonfirmasi fakta bahwa nyawa saya di tangan mereka, dan beberapa pengguna telah menunjukkan minat membeli saya." Laporan yang dirilis menunjukkan bahwa, dua hari setelah Ayling disandera, Herba mengirim surel pada tabloid Inggris The Daily Mirror dengan tajuk "Model asal Inggris Raya diculik oleh mafia Rusia." Dan sebagai tambahan, "kepolisian telah mendeskripsikan Herba, yang kini berada dalam tahanan, sebagai 'pembohong patologis'" menurut laporan the Telegraph.
Grup Black Death menghuni sisi tergelap internet selama bertahun-tahun—namun kebenaran adanya organisasi penculik dan penyalur manusia secara rapi masih belum jelas.

Organisasi ini mengaku menyediakan beragam layanan ilegal, termasuk "senjata, obat-obatan terlarang, pemboman, pembunuhan, identitas baru, dan perdagangan," menurut laporan tahun 2015 oleh Motherboard. Motherboard mengadakan penyelidikan mengenai pelelangan seorang perempuan yang disebut "Nicole," yang dijual seharga $150,000 (sekitar Rp 2 miliar).
Meski demikian, grup Black Death mengelak dari upaya jurnalis untuk mengumpulkan bukti bahwa perdagangan tersebut benar-benar terjadi, dan setelah mereka menerbitkan sebuah artikel, komentar-komentarnya mengungkapkan bahwa foto "Nicole" yang diperlihatkan pada laman lelang grup Black Death ternyata screenshot seorang perempuan di film porno bondage, sehingga menyiratkan daftar tersebut palsu. Kasus Chloe Ayling menjadi bukti mengerikan bahwa Black Death benar-benar sebuah organisasi yang aktif beroperasi. Meski begitu, karena Ayling telah dibebaskan, sulit menerka seberapa aktif organisasi ini, dan apakah perempuan-perempuan lain pernah—atau masih—disandera dan didagangkan oleh kelompok ini.

Misteri seputar kelompok Black Death belum terkuak, namun dengan salah satu orang yang diduga anggota berada dalam tahanan polisi, kita mungkin dapat mengetahui realita dari mimpi buruk online ini dalam waktu dekat. "Kami pergi bersama-sama untuk menyelidiki lokasi dengan kepolisian, ke pondok putih di Lemie," ujar penyidik Francesco Pesce pada The Sun. Dia mendeskripsikan lokasi penyanderaan Ayling sebagai "sebuah kota tua tak berpenghuni dan terisolasi. Sangat menggelisahkan."