FYI.

This story is over 5 years old.

Tonic

Sains Menjelaskan Alasan Beberapa Orang Tak Akan Pernah Becus Karaoke

Menyanyi ternyata butuh koordinasi tubuh yang rumit. Jadi, mohon maaf, tidak semua orang bisa bernyanyi.

Artikel ini pertama kali tayang di Tonic.

Sejak kecil, kemampuan berbicara menjadi hal yang alami bagi manusia. Kita tinggal membuka mulut, dan kata-kata pun terlempar keluar. Memang kita harus membangun kosakata dan mempelajari tata bahasa, tapi untuk sekedar berbicara saja, tidak terlalu sulit. Bagi beberapa orang, bernyanyi seperti sama mudahnya. Ini hal yang alami bagi mereka. Namun sesungguhnya banyak hal yang terjadi di dalam tubuh ketika manusia bernyanyi.

Iklan

Ketika kita ingin menghasilkan suatu nada, kita harus mengkoordinasikan paru-paru, diafrakma, tenggorokan, mulut, lidah dan bibir. Dan jelas dari sekian banyak elemen terkait—mulai dari perubahan tekanan dalam paru-paru hingga bentuk mulut yang tidak sesuai—besar kemungkinan mereka tidak akan berjalan dengan singkron. Semua elemen ini juga harus berjalan beriringan ketika kita berbicara, tapi kebanyakan bahasa—seperti Inggris dan Indonesia—hanya membutuhkan bunyi yang spesifik, bukan nada yang spesifik. Inilah sebabnya mengapa kita kerap meledek seseorang yang mengucap sebuah kata dengan tidak benar, tapi toleran saja terhadap orang-orang yang berbicara dalam aksen yang berbeda. Kita juga tidak pernah meledek orang-orang bersuara berat hanya karena mereka tidak bisa 'mencapai' nada tinggi.

Sean Hutchins, seorang ahli ilmu saraf dan direktur penelitian di Royal Conservatory of Music di Toronto mengatakan bahwa bernyanyi itu seperti melempar bola baseball. Untuk melempar bola baseball, anda membutuhkan koordinasi otot yang rumit dan pengaturan waktu yang tepat untuk bisa melempar sebuah bola dalam lintasan yang tepat. Apabila salah satu langkah dalam proses ini kacau, bola tersebut tidak akan menuju sasaran anda. "Proses yang sama terjadi ketika anda bernyanyi," jelasnya, "bedanya proses ini semuanya terjadi secara internal." Inilah yang membuat bernyanyi sesungguhnya lebih sulit.

Iklan

Kita bisa menonton seseorang melempar bola baseball dan mempelajari teknik mereka. Hal yang sama bisa kita lakukan ketika menonton seseorang memainkan piano atau gitar. Namun sayangnya kita tidak bisa melihat langkah-langkah ketika seseorang hendak menghasilkan sebuah nada. Anda bisa melihat seorang penyanyi menggerakan bibir mereka. Anda juga bisa melihat ketika tubuh mereka bergerak selagi mereka mengambil dan mengeluarkan udara, tapi anda tidak bisa melihat apa yang sesungguhnya dilakukan diafrakma, paru-paru atau lidah mereka. Semuanya tersembunyi. Bahkan jika anda gunakan laryngoskop untuk meneropong otot-otot dari organ-organ tersebut, mungkin anda tetap tidak akan mengerti apa-apa. Peter Pfordresher, direktur laboratorium persepsi dan aksi pendengaran di University of Buffalo mengatakan bahwa "aneh melihat organ-organ ini bekerja."

Tumbuh di Connecticut, Hutchins mengambil les musik dan vokal selama masa SMA. Dia terus menggeluti musik hingga jaman kuliah lewat kegiatan menyanyi a capella, nyanyian barbershop dan opera-opera ringan. Dia bahkan bertemu istrinya ketika sedang mengisi musik opera Gilbert and Sullivan. Di sisi lainnya, sebagai seorang sarjana psikologi, Hutchins sangat tertarik dengan hubungan antara persepsi dan produksi: bagaimana kita mencoba mengkoordinasi apa yang kita lihat dan melakukannya sendiri. Bernyanyi adalah bidang yang pas untuk meneliti hubungan tersebut karena untuk bisa bernyanyi bersama, penyanyi harus mengkoordinasi nada yang mereka hasilkan dengan nada yang mereka dengar.

Iklan

Apabila anda tidak bisa mencapai nada yang tepat, secara definisi anda adalah penyanyi yang buruk. Jadi, biasanya titik awal bernyanyi yang baik adalah kemampuan untuk membedakan nada. Tapi sesungguhnya proses ini jauh lebih rumit. Setelah mendengar guru musiknya mengatakan, "Sebetulnya semua orang itu sangat musikal," Pfordresher ingin meneliti apakah pernyataan ini benar atau tidak. Banyaknya orang yang malu dengan kemampuan bernyanyi mereka sendiri membuatnya ingin mengerti masalah yang mereka hadapi dan menemukan solusi. Banyak penelitian akademik yang sudah menjelajah alasan mengapa beberapa orang tidak bisa bernyanyi dalam nada yang tepat. "Namun pertanyaan yang lebih membingungkan adalah, 'Kenapa ada orang yang bisa bernyanyi dengan baik?'" ujarnya. "Fakta bahwa banyak orang yang bisa bernyanyi dengan baik menjadi hal yang menakjubkan." Ketika seseorang mengatakan, "wah, dia gak bisa nyanyi," dia mengira bahwa mereka sedang menilai ketidakmampuan orang tersebut dalam membedakan nada. Namun ternyata mungkin saja mereka sedang menilai sesuatu yang jauh berbeda. Ketika Pfordresher membicarakan profesinya dengan orang lain, mereka selalu menyebutkan acara TV American Idol dan banyaknya penyanyi buruk yang tampil di acara tersebut. Dan dia setuju bahwa memang banyak penyanyi yang tidak bisa membedakan nada di acara tersebut. Namun dia juga merasa bahwa ada faktor lain yang mempengaruhi penilaian kita, maka dari itu dia memutuskan untuk mengevaluasi salah satu kontestan American Idol yang paling terkenal: William Hung.

Iklan

Setelah memenangkan kontes talenta lokal di asrama Berkeley, William Hung, seorang calon sarjana sipil memutuskan untuk mengikuti audisi American Idol musim ketiga. Biarpun sangat antusias (dan mempesona secara culun), Hung dibantai oleh para juri. Simon Cowell, juri American Idol yang terkenal paling galak, menghentikan audisi Hung yang tengah menyanyikan lagu Ricky Martin "She Bangs" tengah jalan. Dia mengatakan "Anda tidak bisa bernyanyi, tidak bisa menari, lalu saya harus bilang apa?" Setelah penampilan dia ini ditayangkan di TV di Januari 2004, video tersebut langsung viral dan Hung menjadi seorang selebriti—dan bahkan mendapatkan kontrak rekaman.

Penasaran mengapa nyanyian Hung dihujat semua orang, Pfordresher membandingkan versi Hung dengan yang orisinil. "Hasilnya," dia bilang "sesungguhnya nada yang dinyanyikan Hung hampir sama persis dengan versi Ricky Martin." Hung menyanyikan nada-nada yang benar dan dia melakukannya sekali jalan tanpa ditemani musik atau bantuan suntingan digital. Jangan lupa juga bahwa dia bernyanyi di bawah tekanan. Tidak banyak yang bisa melakukan hal ini. Namun tetap saya dia menjadi bahan tertawaan banyak orang.
Ternyata kemampuan mengontrol nada tidak semata-mata membuat anda memiliki suara bagus. Pengaturan waktu dan volume misalnya. Beberapa lagu membutuhkan vokal yang lembut dan lagu lainnya membutuhkan suara vokal yang lebih keras. Setiap penyanyi juga mempunyai ciri khas suara mereka sendiri, dan beberapa jenis suara lebih cocok dengan musik tertentu. Suara tenor ala Luciano Pavarotti tidak akan cocok untuk musik country atau western, sama dengan bagaimana vokal geram Johnny Cash tidak akan cocok untuk musik opera.

Iklan

Sesungguhnya kalau mau diteliti lebih lanjut, masalah Hung dimulai jauh sebelum dia bahkan naik panggung. "She Bangs" bukanlah pilihan lagu terbaik—bukan karena itu lagu yang agak konyol, tapi karena lagu itu tidak cocok dinyanyikan secara a cappela. Dan sayangnya, aksen Cina Hung tidak banyak membantu. Warga Amerika Serikat sudah kelewat manja terbiasa mendengarkan penyanyi internasional yang terdengar seakan-akan mereka tumbuh di AS. Ketika menyanyi, pengaturan tempo yang ngawur dan suara yang tipis juga tidak membantu Hung.

Di beberapa genre tertentu, tidak menjadi penyanyi virtuoso bukan berarti anda tidak bisa sukses. Di 1985, Sebut aja musisi folk rock AS Neil Young yang ketika rekaman ditegur oleh produser David Foster. "Eh agak sumbang tadi di bagian lirik 'innocence', yuk coba ulang lagi." Young dengan muka datar mengatakan, "Ya justru itu ciri khas gue, man."

Mungkin ini bukan hal yang aneh mengingat musik rock yang sifatnya lebih 'bebas'. Tapi bahkan penyanyi opera pun ada yang sama sumbangnya dengan mereka-mereka yang hobi nyanyi dalam kamar mandi. Penyanyi perempuan berbakat dalam dunia opera (Diva) semuanya mempunyai sound khusus yang dihasilkan dari cara mereka mendorong keluar suara dan bagaimana mereka menggerakan otot wajah. "Jangan lupa ciri khas nyanyian musik klasikal, vibrato, yang kerap membuat nada nyanyian seseorang bergetar kemana-mana," jelas Pfordresher. Bisa saja diva-diva itu bernyanyi sedikit sumbang, tapi kita tidak akan menyadari.

Bahkan bagi penyanyi-penyanyi bertalenta, untuk bisa menjadi penyanyi yang baik dibutuhkan kerja keras. Contohnya Kellie Walsh yang dibesarkan dalam "keluarga Newfoundland (sebuah pulau di Kanada) tradisional." Ayaknya adalah anak dari nelayan yang mempunyai 17 saudara kandung dan ketika Walsh tumbuh besar, selalu ada musik setelah jamuan makan malam di rumah kakek neneknya di hari Minggu. Ada yang memainkan akordion, memukul-mukul sendok kayu, gitar dan banyak yang bernyanyi bersama dan menari. Sebagai direktur artistik Lady Cove Women's Choir and Shallaway: Newfoundland and Labrador Youth in Chorus dan juga pendiri dan konduktor emeritus dari Newman Sound Men's Choir, Walsh sudah berpengalaman mengikuti berbagai kompetisi di dunia. Rahasia untuk bisa bernyanyi dengan baik, menurut Welsh, adalah dengan memperlakukan tubuh anda seperti instrumen musik. Anda tidak bisa hanya berpikir, "Kalo gue buka mulut, suara bakal keluar." Penyanyi amatir kerap tidak sadar bahwa suara yang bagus muncul dari diafrakma dan bukan tenggorokan. Begitu seorang penyanyi mulai menggunakan tubuh mereka dengan baik, suara yang dihasilkan akan terdengar lebih merdu.

Tujuan dari paduan suara adalah menciptakan sound yang "indah, merdu dan melebur." Namun jelas berusaha mengatur 60 penyanyi sekaligus lebih sulit daripada hanya mengatur satu orang. Dan karena proses bernyanyi terjadi di dalam tubuh manusia, yang tidak terlihat, Walsh kerap menggunakan metafora dan imej mental untuk memberikan arahan. Salah satu tekniknya adalah mengumpamakan isi mulut penyanyi seperti jam dinding. Arah jam 12 siang berarti penyanyi harus mengarahkan suara mereka ke atas atap mulut; Arah jam 3 sore berarti mereka harus mengarahkan suara ke samping ke arah deretan gigi. "Biasanya saya bilang, coba huruf vokalnya diarahkan ke jam 12 siang. Atau kalau saya ingin suaranya terdengar lebih gelap, saya akan bilang coba huruf vokalnya diarahkan ke jam 9 malam."

Selain menghabiskan banyak waktu mengasah teknik bernyanyi kliennya, Barnes mengatakan bahwa bagian tersulit adalah meyakinkan penyanyi untuk mempercayai tubuh mereka sendiri. "Bernyanyi itu mudah," jelasnya. "Tapi susah untuk bikin ini jadi gak ribet." Semua orang khawatir nyanyiannya bagus atau enggak dan sifat manusia yang cepat mengkritik membuat proses ini semakin ribet. Kita jadi takut mencoba. "Kalau anda ragu dan cenderung menilai diri sendiri, bernyanyi akan jadi sulit. Kalau anda khawatir dengan suara anda ketika bernyanyi berarti anda belum bernyanyi dengan benar."

Sebagai seorang penyanyi profesional, Barnes sadar ketika dia sedang rileks, suaranya terdengar lebih baik. Bernyanyi melibatkan elemen fisik, emosional, dan spiritual—yang tidak bisa dipisahkan. Penyanyi-penyanyi hebat yang dia pernah temui cenderung pribadi yang penuh perasaan. "Gladys Knight adalah penyanyi yang hebat, dan pribadinya persis sama dengan suaranya: hangat, rileks, intim dan ramah. Chaka Khan yang brilian pun sama. Kepribadiannya sama dengan suaranya: intens, radikal, edan. Namun memang, untuk benar-benar bisa bernyanyi dengan baik itu sulit. "Untuk bisa benar-benar mengisi dunia dengan suara anda, anda harus percaya dengan diri sendiri sepenuhnya."