FYI.

This story is over 5 years old.

Polusi Suara

Kebisingan Kota Besar dan Polusi Suara Lainnya Berbahaya Buat Kesehatan Jantung

Tinggal dekat bandara? Berita buruk buat kalian nih: kebisingan bandara bikin jantungmu tak sehat.
Pesawat tinggal landas memicu polusi suara bagi warga sekitar bandara
Foto ilustrasi dari akun Elyob/Flickr, lisensi CC 2.0

Dua penelitian baru yang diterbitkan di British Journal of Medicine—dilakukan di dua benua berbeda—menyimpulkan bahwa orang yang tinggal dekat dari bandara memiliki risiko lebih besar mengidap penyakit jantung. Penyebabnya mudah sekali ditebak: terpapar level kebisingan tinggi dari bandara secara terus menerus

Penelitian pertama menggunakan 3,6 juta jiwa yang tinggal dekat Bandara Heathrow, yang lokasinya tak jauh dari london. Setelah mencoret semua faktor risiko lainnya seperti umur, etnisitas dan tingkat pendapatan, para periset yang terlibat dalam penelitan itu menyimpulkan responden penelitian memiliki risiko kesehatan yang lebih tinggi.

Iklan

Akibat kebisingan, mereka berpeluang terkena penyakit berbahaya seperti stroke, jantung koroner serta penyakit kardiovaskular dibandingkan kebanyakan orang di seluruh Inggris. Peningkatan risiko paling tinggi terjadi pada mereka yang saban hari—siang ataupun malam—terpapar kebisingan level tinggi.

Sementara itu, penelitian kedua melibatkan responden yang lebih luas lagi: sekitar enam juta orang berusia 65 tahuh atau lebih yang tinggal di dekat 89 bandara di seluruh wilayah Amerika Serikat. Riset ini menemukan wilayah-wilayah di mana noise dari pesawat menimbulkan peningkatan level ambient noise sebesar 10 desibel umumnya memiliki tingkat penerimaan pasien kardiovaskular oleh rumah sakit 3,5 persen lebih tinggi dari daerah lainnya.

Dalam penelitian ini juga terungkap risiko mengidap penyakit kardiovaskular paling tinggi ditemui pada orang-orang yang secara konstan terpapar ambient noise lebih tinggi dari 55 dB. Secara keseluruhan, 2,3 persen angka penerimaan pasien kardiovaskular dari demografi dan kawasan ini bisa dikaitkan dengan paparan terhadap noise pesawat terbang.

Seperti dalam penelitian-penelitian sejenis, ini baru penilitian awal. Penelitian lanjutan mutlak diperlukan untuk menjelaskan bagaimana peningkan level noise bisa menyebabkan peningkatan risiko kesehatan. Para periset di London berspekulasi bahwa peningkatan level kebisingan di malam hari dan pola tidur yang terganggu mungkin jadi biang keroknya. Namun, mereka mangakui perlu penelitian tambahan untuk membuktikan dugaan tersebut.

Iklan

Dalam editorial yang mengiringi publikasi dua penelitian tersebut, Professor Stephen Stansfield dari Queen Mary University London—seorang profesor psikologi yang tak tercantum namanya sebagai peneliti dalam kedua penelitain tersebut—menyimpulkan: “kedua penelitian ini menyuguhkan bukti awal yang menunjukkan papar terharap noise pesawat terbang tak cuma menyebabkan mengganggu, menyebabkan gangguan tidur dan mengurangi kualitas hidup tapi juga meningkatkan risiko kematian oleh penyakit kardiovaskular.”

Dalam tulisan tersebut, professor menganjur para pelaku tata ruang kota untuk mengindahkan bukti-bukti saat merancang letak bandara baru atau perluasan bandara yang terletak di kawasan padat penduduk

Rencana pembangunan landasan pacu ketiga di bandara Heathrow masih menjadi perdebatan sengit. Di satu sisi, para pelaku industri penerbangan Inggris menganggap landasan pacu baru sebagai sesuatu yang tak bisa ditunda-tunda lagi. Sementara di sisi lain, sejumlah kelompok (penduduk sekitar bandara, LSM yang berurusan dengan isu-isu perubahan iklim, partai Korservatif dan lain-lain) menentang rencana tersebut.

Alhasil, kesimpulan dua penelitian ini bakal jadi senjata baru bagi pihak kedua ini.

Kendati riset-riset di atas hanya fokus pada kawasan sekitar bandara, perlu dicatat bahwa level kebisingan yang dianggap mampu menyebabkan risiko penyakit kardiovaskular dalam penelitian yang dikerjakan di AS pada kenyataan jauh lebih rendah dari tingkat kebisingan di seantero New York City, bahkan di kawasan yang jauh dari bandara.

Iklan

Sebuah penelitian yang digelar pada 2010 menunjukkan bahwa tingkat kebisingan di 60 titik di Manhattan pada siang hari mencapai 70 dB—level kebisingan yang mengakibatkan kerusakan pendengaran jika seseorang terpapar dalam durasi lama dan rutin.

Ah tapi kan ini penelitian cuma di Inggris dan Amerika Serikat, kondisinya beda dong sama di sini? Oh siapa bilang. Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2009 menyebutkan bahwa tingkat kebisingan di 96 kota besar Indonesia mencapai 55 dB (masih jauh dari level kebisingan New York City sih tapi tetap membahayakan) dan pemicu kebisingan itu adalah suara kendaraan bermotor. Intinya mah sami mawon, mau di London, New York atau Jakarta, kebisingan selalu mengintai telinga—dan jantung kita.

Hiks.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard