Deretan Film-Film Alternatif Bertema Natal Untuk Mengisi Liburan

FYI.

This story is over 5 years old.

Film

Deretan Film-Film Alternatif Bertema Natal Untuk Mengisi Liburan

Hindari menonton film horor, drama, dan komedi romantis klise selama menghabiskan liburan Natal kalian. Caranya, ikuti saja panduan jitu yang sudah disusun tim i-D.

Artikel ini pertama kali tayang di i-D.

101 Reykjavik (2000)

Seperti di belahan dunia lainnya, suasana liburan Natal di Islandia sangat membosankan. Dengan premis seperti itu, kita mengikuti keseharian hidup protagonis film ini yang bernama Hlýnur. Sepanjang film kita akan melihat Hlýnur bercengkerama bersama kawan dan saudaranya sesama penduduk pinggiran Ibu Kota Reykjavik, membahas cuaca, bisnis, dan cara mendapat kesempatan belanja di luar negeri. Film ini adalah karya perdana sutradara Balthasar Kormákur yang berhasil menangkap suasana Ibu Kota Islandia, persis di tengah mewabahnya tren pariwisata ke negara itu awal abad 21. Film ini menggambarkan dengan pas, betapa penduduk Skandinavia pun tak sanggup membuat suasana Natal lebih ceria dibanding biasanya.

Iklan

Brazil (1985)

Ini adalah mahakarya terbaik dari sutradara Terry Gilliam. Dia menciptakan sebuah dunia berisi pemerintah yang berusaha memanipulasi warganya. Jangan khawatir, film sains fiksi ini masih cocok dengan suasana Natal. Brazil mengikuti cerita Tiny Tim berhadapan dengan tim SWAT yang berusaha menangkapi warga yang dinilai tidak setia pada momen Natal. Suasana ceria liburan akhir tahun dalam film ini, berubah menjadi mimpi buruk fiksi bertema distopia.

Batman Returns (1992)

Tim Burton dikenal sebagai sineas yang berhasil menumpahkan semua kreativitas bernuansa anti-Natal lewat film The Nightmare Before Christmas. Jelas film dengan teknik stop-motion itu wajib ditonton, tapi tidak untuk tahun ini. Kita wajib ingat, sebelum menggarap Nightmare Burton sudah menghapus semua sisi terang dari malam Natal Kota Gotham dalam Batman Returns. Dalam suasana atmosfir gelap, Gotham menjadi saksi sengketa antara Batman, Catmowan, dan Penguin.

The Umbrellas Of Cherbourg (1964)

Film musikal ini akan dikenal sebagai yang terbaik dari katalog karya Jacques Demy. Film yang dirilis pada 1964 ini menghadirkan jalanan Kota Cherbourg yang penuh warna pastel, yang efeknya sangat terasa di mata penonton. Selain warna-warna memukai dari sisi visual, kita akan dimanjakan nyanyian tanpa henti serta kualitas dialog mumpuni (yang sesuai ciri khas film bikinan Demy, akan menyangkut kisah cinta tragis). The Umbrellas of Cherbourg punya semua kriteria untuk ditetapkan sebagai film alternatif bertema Natal paling wajib tonton. Apalagi adegan klimaksnya mengambil momen malam Natal.

Iklan

Rare Exports: A Christmas Tale (2010)

Cerita rakyat di Finlandia ini diubah menjadi film horor berkualitas. Ceritanya tentang Sinterklas yang berniat jahat mengacaukan perayaan Natal. Adegan paling mengesankan misalnya saat tim peneliti internasional menemukan lokasi pekuburan tersembunyi di kediaman Sinterklas, adegan pembantaian rusa-rusa Natal, serta tanda-tanda akan ada adegan seram yang bermunculan sepanjang film. Film cult arahan sutradara Jalmari Helander ini rilis pada 2010 lalu. Selain menjadi parodi ekstrem konsep Natal, film penuh suspens ini berhasil menyajikan horor berkelas, yang akan merusak kesan kalian terhadap konsep-konsep lazim perayaan Natal seumur hidup.

Christmas Evil (1980)

John Waters menobatkan film ini sebagai "film Natal terbaik sepanjang masa." Ucapan itu seharusnya meyakinkan siapapun untuk buru-buru menonton karya cult klasik Amerika ini. Ceritanya tentang seorang pria yang terobsesi dengan sosok Sinterklas, lalu berusaha menciptakan lingkungan yang sesuai nilai-nilai ideal Santa. Kehebatan film ini adalah upayanya menantang ide dasar Natal tentang kebaikan untuk sesama.

All That Heaven Allows (1955)

Perayaan Natal di Connecticut yang berisi pesta orang-orang kaya, menjadi latar film klasik arahan Douglas Sirk ini. Temanya menyoroti kisah cinta antar kelas. All That Heaven Allows memiliki banyak warisan sinematik yang masih banyak diperbicangkan, walau rilis pada 1955 silam. Film Rainer Werner Fassbender Ali: Fear Eats through the Soul jelas-jelas terinspirasi dari film ini. Film parodi buatan John Waters Polyester juga demikian.

Iklan

Carol (2015)

Pada malam Natal 1952, saat berbelanja di departement store Frankenberg, Carol Aird bertemu pramuniaga bernama Therese Belivet. Pertemuan itu, yang dibumbui kesengajaan Carol meninggalkan sarung tangan, berujung pada kisah cinta terlarang antara karakter yang diperankan oleh Cate Blanchett dan Rooney Mara. Film arahan Todd Haynes ini berhasil mengeksplorasi detail emosi dari percintaan kedua perempuan ini, menangkap momen-momen subtil hasil adaptasi novel The Price of Salt yang ditulis oleh Patricia Highsmith.

Metropolitan (1990)

Sutradara Whit Stillman memanfaatkan momen Natal untuk menggambarkan kumpulan anak muda burjuis yang berpesta menggunakan jas dan dasi hitam. Tokoh-tokoh utama film ini adalah bocah kuliahan yang menghabiskan liburan Natal di Manhattan melakukan kebodohan demi kebodohan. Film komedi garapan Stillman ini cocok untuk membangkitkan seleramu menikmati liburan ala orang-orang "gedongan".

Ordinary People (1980)

Karya debut Robert Redford sebagai sutradara ini langsung diganjar penghargaan film terbaik Oscar 1980. Ceritanya menyoroti pasangan suami-istri kelas menengah yang di ambang perpecahan, setelah putra mereka meninggal Temanya mungkin tidak ramah keluarga, seperti lazimnya hiburan khas Libur Natal. Justru momen Natal menjadi sumber konflik dalam cerita ini. Tapi percayalah, Ordinary People adalah film bagus dan dewasa yang pas mengisi liburanmu.