Ahok dan Anies Bertemu di Putaran Dua, Peluang Masih Sama Besar

FYI.

This story is over 5 years old.

Pilgub DKI

Ahok dan Anies Bertemu di Putaran Dua, Peluang Masih Sama Besar

Seperti diperkirakan berbagai lembaga survei, pilgub DKI berlangsung dua putaran. Sayangnya tensi politik sektarian diyakini belum akan mereda.

Perebutan posisi DKI-1 kini mengerucut pada dua nama—Basuki Tjahaja Purnama dan Anies Baswedan—setelah pemungutan suara putaran pertama digelar Rabu, 15 Februari 2017. Anies dan Ahok, begitu kedua cagub biasa disapa, akan meneruskan pertarungan di putaran kedua pilgub Jakarta yang digelar paling lambat April mendatang. Sesuati aturan KPU, khusus untuk Pemilihan Gubernur DKI tidak akan ada pemenang kecuali pasangan calon yang meraih 50 persen plus satu persen suara.

Iklan

Hasil hitung cepat dari beberapa lembaga survei kredibel menunjukkan Ahok selaku calon petahana memperoleh suara terbanyak. Mengacu pada hitung cepat Saiful Muljani Research and Consulting, Ahok memperoleh suara terbanyak, sebesar 43,13 persen. Anies untuk sementara menguntit di posisi kedua dengan 40,16 persen. Dalam jumpa pers di Ragunan, Anies mengklaim exit poll menunjukkan keunggulannya dibanding Ahok. Adapun calon gubernur urutan pertama, Agus Harimurti Yudhoyono, berada di posisi bontot dengan perolehan suara 16,72 persen. Data ini diperoleh dari hasil cepat yang digelar oleh Saiful Muljani Research and Consulting. Hasil hitung cepat, sepanjang sejarah pemilu di Indonesia, terhitung akurat jika dibandingkan dengan hasil resmi yang diumumkan KPU.

"Banyak yang marah sama Ahok itu kalau saya lihat. Mereka memang marah sama Ahok tapi sebagai pemilih mereka mungkin masih bisa menilai kerjanya Ahok," ujar Philips Vermonte, Direktur Centre for Strategic and International Studies (CSIS), tentang hasil hitung cepat pilgub Jakarta 2017.

Hasil positif yang diraih Ahok dirayakan di markas besar kampanye Ahok di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat. Para pendukung meneriakan slogan " Dua!  Dua!  Dua!" penuh kegembiraan. Ahok, dengan rendah hati, mengucapkan terimakasih kepada pendukungnya di atas panggung tak lama setelah hitung cepat keluar.

"Kalau kita mengingat 3-4 bulan yang lalu bahkan ada lembaga survei yang menyatakan Ahok Jarot itu bisa jadi paling buncit juara tiga tidak sampai perolehan suara 20 persen, bahkan ada lembaga survei yang mengatakan hanya 10 persen," kata Ahok saat menggelar jumpa pers yang disiarkan televisi. "Tapi dari perhitungan yang kita lihat sementara ini kita telah memimpin jadi nomor satu."

Iklan

"Ya sekali lagi terimakasih banyak, kita ingin bapak ibu bisa jaga ketenangan ketertiban,  kita harapkan semua ingin satu putaran tapi apapun yang terjadi  kalau kita liat kondisi hitungan suara kita udah pantas bersyukur berterimakasih  untuk perjuangan ini"

Kegembiraan juga nampak di lokasi-lokasi pemenangan Anies-Sandiaga Uno. Para pendukung pasangan calon gubernur nomor urut 3 itu menggelar dangdutan sambil menyaksikan hasil hitung cepat di televisi di Kantor DPP Gerindra, Ragunan. "Pilkada DKI menjadi simbol antara yang ingin memperjuangkan keadilan, kebenaran, dan kejujuran, dan yang ingin membuktikan bahwa uang bisa menjajah seluruh rakyat Indonesia," kata Prabowo dalam jumpa pers beberapa jam setelah hasil hitung cepat mulai menunjukkan hasil yang stabil.

Hasil putaran pertama menunjukkan mesin politik Ahok ternyata tidak melempem seperti perkiraan awal. Sepanjang masa kampanye, gubernur petahana itu harus menjalani persidangan tuduhan penodaan agama. Masa jabatan Ahok sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta dirayakan sebagai komitmen Indonesia terhadap nilai-nilai pluralisme yang dijunjung tinggi dalam pancasila. Ahok adalah gubernur Jakarta, Ibukota negara mayoritas muslim, yang beragama kristen dan berdarah Tionghoa.

Namun, ketegangan etnis dan aroma sektarian tetap membayangi pilgub Jakarta di putaran kedua. Selama tiga bulan terakhir kelompok Islam garis keras berhasil menarik perhatian komunitas-komunitas yang terdampat kebijakan penggusuran Ahok. Mereka berhasil membelokkan permasalah ekonomi menjadi isu agama. Situasi ini diperparah oleh tuduhan penistaan agama yang ditujukan pada Ahok, menyebarkan kemarahan keluar dari daerah-daerah kumuh. Puluhan ribu umat muslim sampai turun ke jalan untuk mendesak Ahok segera dipenjara.

Iklan

Anies, bulan lalu mengambil langkah strategis sowan menemui  Imam besar FPI, Rizieq Shihab, dalam rangka mengamankan dukungan golongan muslim konservatif. Tindakan Anies, walau dikecam sebagian kelas menengah Jakarta, merupakan perjudian terbukti berhasil mendongkrak perolehan suara pada hari H. Beberapa pemilih di Jakarta Utara dan Jakarta Selatan, mengaku pada VICE Indonesia bahwa mereka mengakui kinerja Ahok selama menjabat. Namun mereka tetap berencana memilih Anies karena mantan Menteri Pendidikan itu beragama Islam.

Sejauh ini transformasi Anies dari sosok Muslim moderat dan idealis menjadi kandidat pilihan kelompok Islamis garis keras, membuat banyak orang terhern-heran. Pengamat politik menganggap Anies wajib menang. Karena jika sampai kalah di putaran kedua, penggagas Gerakan Indonesia Mengajar ini akan kesulitan memperokeh momentum kembali ke arena politik. "Dia akan dicitrakan tidak memiliki idealisme. Kalau sampai kalah berarti dia sulit kembali berpolitik," kata Yohanes Sulaiman, pengamat politik sekaligus akademisi dari Universitas Jendral Achmad Yani.

Hasil akhir putaran kedua akan sangat bergantung pada kandidat mana yang dapat memenangkan limpahan suara dari pendukung Agus. Yohanes menyatakan pendukung Agus belum tentu otomatis beralih mengalihkan dukungan pada Anies. "Agus sendiri kan tidak jelas; dia nasionalis iya, Islam juga iya. Jadi harus dilihat dulu nanti," ujarnya.

Agus, anak Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, mendapatkan popularitas di awal masa kampanye berkat nama besar keluarga Dinasti Cikeas dan wajahnya yang tampan. Namun tak lama kemudian elektabilitasnya merosot setelah tiga kali acara debat yang menunjukkan kekurangan visi misinya. Agus agaknya lebih menekankan stage-dive ketimbang menjual program riil pada masyarakat Jakarta. Yohanes memperkirakan bila Agus masih butuh setidaknya lima tahun lagi membangun reputasi politik untuk bisa menarik simpati pemilih.

"Agus masih muda, kalau diberi kesempatan lagi di masa mendatang, mungkin hasilnya bisa berbeda. Bagaimanapun dia memang hanya prajurit yang dipaksa bertarung di pilkada DKI." Banyak pihak menganggap Pilgub DKI sebagai kontestasi politik terpenting di Indonesia setelah pemilu presiden. Sebab, keberhasilan Presiden Joko Widodo meraih posisi RI-1 setelah menjabat gubernur Jakarta kurang dari tiga tahun dinilai formula yang ingin direplikasi partai politik lainnya.

"Pilgub Jakarta amat penting karena aktor politik di belakang setiap kandidat dan dampaknya dalam skala nasional," ujar Titi Anggrani, direktur eksekutif organisasi transparansi pemilih Perludem. "DKI [Jakarta] adalah pusat aktivitas politik di Indonesia." Putaran kedua dijadwalkan bulan April. CSIS meyakini retorika sektarian mengenai agama, ras, dan juga berita palsu masih akan mewarnai kampanye menjelang putaran kedua. Dari 101 pilkada serentak di Indonesia, hanya Pilgub DKI Jakarta yang diwarnai perdebatan tentang agama dan ras. Setidaknya Philips meyakini hasil putaran pertama menunjukkan serangan terhadap status Ahok sebagai pemeluk Kristen dan keturunan Tionghoa sepertinya tidak terlalu mempengaruhi preferensi pemilih. "Isu SARA itu masih akan dipergunakan juga," kata Philips. "Dari sisi pemilih sendiri itu tidak akan berpengaruh besar lagi, pemilih sudah tahu [calon pilihannya]."

— Adi Renaldi, Bramaseta Janottama, Renaldo Gabriel, dan Arzia Tivany Wargadiredja berkontribusi untuk laporan ini.