Stereotipe itu ada dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk selera musik. Hampir semua orang jatuh ke dalam minimal salah satu kategori tertentu, biarpun individu tersebut menolak mengakuinya. Nah, dalam artikel ini, redaksi Noisey berusaha membedah ciri-ciri penggemar musik hip hop yang katrok. Kenapa harus yang katrok? Karena mereka nyebelin. Mereka sering merasa lebih elit, keren, atau malah “darah biru” dibanding jutaan manusia lain yang sama-sama suka hip hop.
Dengan menyusun ciri-ciri ini, redaksi ingin mengingatkan kalau tidak orang yang benar-benar spesial, berbeda, ataupun keren hanya karena mereka merasa mendengarkan musik yang lebih obscure. Percaya deh, banyak kok orang yang punya selera musik sama sepertimu.
Videos by VICE
Pendengar musik rap mudah dimasukkan ke dalam stereotipe macam itu, karena kebanyakan dari mereka selalu berusaha membuktikan ke dunia bahwa mereka “anak hip-hop” banget. Manusia macam ini gemar sekali pamer tentang kecintaan mereka soal rap di linimasa media sosial, menyetel musik keras-keras di mobil atau ponsel, serta selalu memasukkan elemen kultur hip-hop ke dalam caranya berpakaian, sesuai subgenre yang hendak ditampilkan. Malah, setiap jenis subgenre musik rap memiliki kumpulan penggemar sendiri-sendiri yang khas.
Berikut beberapa di antaranya, hasil analisis kami tentang jenis-jenis penggemar hip hop yang paling nyebelin karena katrok:
PENGGEMAR RAP KLASIK YANG BEBAL
Kebanyakan dari mereka lahir di pertengahan 90an dan belum benar-benar punya akal hingga 2005. Penggemar rap klasik yang bebal jelas anti-modernitas, karena haloooo Ready to Die dan Illmatic diliris tahun 94 dan gak ada album yang lebih bagus dari dua itu. Tapi alih-alih menyimak mixtape EPMD, mereka hanya memutar track-track yang sama hasil rip dari stasiun radio San Andreas dan OST Boys In the Hood. Pokoknya pengetahuan tentang DNA hip-hop 90annya cetek banget deh.
Kecil kemungkinan mereka bisa menyebutkan lagu Outkast selain “Ms Jackson”, “Hey Ya” atau “Roses”. Coba aja tes pengetahuan mereka tentang artis-artis dan kolektif hip-hop penting dari dekade tersebut—Soulquarians, Diggin’ in the Crates, Hieroglyphics, atau siapapun yang belum pernah masuk kompilasi NOW—dijamin mereka sampai sekarang bengong kenapa anak muda suka Trap, tidak mau mendengar musik baru, dan sibuk berkoar-koar tentang bagaimana Nas atau Rakim berhasil mengubah dunia.
PENGGEMAR HIP HOP DUNGU YANG LAHIR DI ERA INTERNET
Tipe ini mirip dengan Penggemar Rap Klasik yang Bebal karena mereka juga hobinya nyampah di internet. Tapi alih-alih belajar dari masa lalu, mereka mengira rap lahir ketika A$AP fingerbang Iggy. Menggunakan nama akun Twitter seperti penanda relevansi kultural, mereka selalu memilih nama yang merujuk ke rapper internet yang sukses. Pokoknya jenis nama yang hanya masuk akal bagi sekelompok kecil orang.
Mereka menggemari Trinidad James atau Young Thug, lalu segera meyakini bahwa remix “Versace” mengubah budaya pop di Amerika, bahkan dunia. Ketika sebuah peristiwa kultural terjadi, mereka-mereka inilah orang-orang idiot yang hobi mengunggah candaan-candaan meme. Mereka juga doyan merujuk ke cerita-cerita masa lalu yang tidak relevan dengan harapan seseorang memvalidasi eksistensi mereka sebelum akhirnya menghapus postingan ketika hanya mendapat satu like dari sebuah akun spam.
SI MANIAK LIRIK DOANG
Beberapa penggemar terobsesi dengan lirik-lirik musik rap layaknya guru Bahasa Inggris tingkat tinggi yang sedang terobsesi dengan karya Yeats. Ya ini sah-sah saja, karena tidak ada yang mau jadi penggemar rap bodoh yang asal meneriakkan lirik-lirik buruk. Tapi tanpa struktur lagu, produksi, flow, hook, dan faktor lain yang membuat sebuah lagu menjadi bagus, itu seperti mendengarkan idiot yang tahu cara menggunakan rhymezone.com tanpa sebetulnya menyanyikan apa-aoa. Tapi tetap saja ada komunitas yang menganggap dunia itu bodoh karena lagu favorit mereka yang mencakup multi-bars, metafora dan kata-kata “cerdas” hanya didengarkan oleh lima orang.
Tipe-tipe pendengar seperti ini hobi banget bikin diskusi tentang kehebatan MF DOOM. Mereka juga bisa menulis makalah tentang permainan rima Aesop Rock dan akan mengkritik selera musik teman yang nekat menyangkal kehebatan Atmosphere. Dropping knowledge memang keren karena membutuhkan pemikiran, dan itulah sebabnya penggemar hip hop jenis ini takut banget kalau kepergok mendengarkan Chief Keef dan Rich Homie Quan. Mereka pun berusaha menggunakan kata-kata yang berat demi meyakinkan orang kalau Sage Francis adalah rapper berbakat.
ANAK-ANAK ‘HYPEBEAST’ YANG FOKUS SAMA FASHION DIBANDING MUSIKNYA
Bocah macam ini sering ‘nongkrong’ di subreddit Hip Hop Heads pakai Macbook Pronya. Ini adalah tipe Bocah Kelas Menengah yang merasa mereka datang dari hood, biarpun kulkas mereka penuh dengan jus buah dan mereka berlangganan semua paket Indovision+Internet cepat Mereka menghabiskan setiap malam ngebul mariyuana (yang biasanya mereka juluki piff) di sebuah taman yang dijaga aman. Pengetahuan mereka tentang hip-hop datang dari seniman-seniman sentris blog yang mereka kenal setelah barter sepatu dari Superdry dengan lima topi snapback dalam warna yang berbeda-beda.
Penggemar Teori Konspirasi
Kata manusia macam ini, gangster rap diciptakan FBI untuk menjinakkan warga kulit hitam. Dr Dre menciptakan Burning Man. Biggie Smalls dan Tupac sebetulnya sedang berlibur di pantai sebuah pulau kawasan selatan Samudra Pasifik. Memang tidak ada bukti nyata sih, tapi ya gimana lagi, semua salah pemerintah. Lahir dari ketertarikan terhadap video YouTube yang membuktikan bahwa Rihanna anggota illuminati karena dalam video musik “Umbrella” bisa ditemukan payung terlipat dalam bentuk segitiga.
Jenis penggemar musik rap macam ini tidak pernah kehabisan cerita dan kesimpulan aneh. Beneran deh, teori konspirasi sesungguhnya adalah bagaimana rapper memasukkan segitiga dalam video-video mereka cuman untuk mempermainkan jenis-jenis orang seperti ini.
BARISAN PEMUJA KANYE
Biarpun Kanye sudah cukup doyan memuji dirinya sendiri, Kanye Stan (alias front pembela Kanye) tidak mau ketinggalan. Kamu bisa menemukan mereka di KanyeToThe.com. Kegiatannya bermasturbasi dengan Yeezy, berdebat satu sama lain membahas apakah mereka rela berkencan dengan seseorang yang membenci Kanye. Gitu aja terus dari subuh sampai pagi lagi. Surem.
BARISAN PEMUJA DRAKE
Setelah dirilisnya album Nothing Was The Same, Drake akhirnya mencapai puncak popularitasnya biarpun tidak pernah menghasilkan apapun yang berfaedah bagi dunia musik. Apalagi penggemarnya (termasuk orang yang merasa Drake menyumbangkan sesuatu bagi hidup yang fana ini) Reporter Noisey, Drew Millard, pernah ditato lirik Drake di tubuhnya pas mabuk. Sekarang dia membenci dirinya sendiri. Bahaya banget deh.
Ajak ngobrol dua penulis artikel ini lewat akun @ryanbassil & @drewmillard
Artikel ini pertama kali tayang di Noisey