media sosial

Jika Kamu Jenis Orang yang Tak Suka Difoto, Berikut Tips Menyiasatinya

Tampil keren di medsos seakan jadi suakeharusan sekarang, sehingga sulit bagi banyak orang yang fobia difoto menghindar dari bidikan kamera.
Lelaki berpose menutup wajah dengan topi
Easton Oliver/Unsplash

Curhatan pembaca: Banyak orang yang jago tampil alami di depan kamera, kecuali diriku. Saya selalu panik tiap ada yang menyorotkan kamera ke arahku, baik saat foto bareng keluarga maupun saat teman memasukkan wajah saya ke Insta Story mereka. Saya sering menolak panggilan video dan mengelak dari teman-teman yang terobsesi selfie saat nonton konser. Sering kali, saya tidak tahan dengan penampilan dan suara sendiri ketika videonya diputar ulang: posturnya kurang bagus, pakaian saya tidak cocok atau suara saya terdengar aneh. Tapi, saya merasa seperti ditinggalkan belakangan ini. Saya takut suatu hari nanti, saya akan menyesal karena jarang menjadi bagian dari kenangan dan pengalaman ini. Bagaimana caranya agar saya tak lagi fobia kamera?

Iklan

Dulu, sebelum munculnya ponsel cerdas dan Instagram, kita bisa dengan mudahnya menjauhkan diri dari pusat perhatian. Setiap kali ada yang datang membawa kamera, kamu dapat bersembunyi di sudut ruangan yang lebih gelap atau pura-pura ingin ke kamar mandi. Tapi sekarang, teman-temanmu bertingkah mirip paparazzi—wajahmu sudah telanjur masuk akun medsos mereka sebelum kamu menyadarinya.

Kamu terdengar sangat kritis terhadap penampilan pribadi. Jadi mengingat betapa besarnya kemungkinan diekspos dan diawasi dewasa ini, ketidaknyamanan kamu untuk difoto dapat dipahami. Tapi sesungguhnya, kamu tak perlu terlalu mengkhawatirkan ini.

Kamu mungkin khawatir posenya terlihat canggung atau ekspresi wajahmu memalukan. Padahal, orang lain kemungkinan besar tidak sejahat itu saat menilai penampilanmu, terutama jika mereka pernah menghadapi situasi serupa—jujur saja, kebanyakan dari kita pernah mengalaminya. Penelitian bahkan telah membuktikan ini.

Perlu diingat juga, kurang menyukai penampilan di foto adalah hal yang biasa. Ada berbagai penjelasan psikologis untuk hal ini, seperti kita sudah terbiasa melihat wajah melalui cermin, sehingga rasanya janggal melihat wajah kita yang tidak terbalik di foto. Rekaman suara kita juga terdengar aneh karena kita sudah terbiasa mendengarnya melalui getaran di tengkorak kita.

Iklan

Faktor lainnya yaitu kamu membandingkan foto diri dengan standar yang mustahil, berdasarkan anggapan pribadi terkait penampilan terbaikmu. Percayalah, orang takkan mampu melakukan penilaian yang mendalam ketika melihat fotomu.

Faktanya, keinginan menampilkan diri sesempurna mungkin menjadi alasan banyak orang memposting selfie yang telah diatur sedemikian rupa. Akan tetapi, ada ketidaksesuaian antara penilaian pribadi dan cara orang memandang kita. Hasil penelitian menunjukkan, sementara tukang selfie percaya mereka menampilkan diri sebagus mungkin, pengamat menilai mereka jauh lebih atraktif, lebih disukai dan tidak terlalu narsis dalam foto yang diambil oleh orang lain.

Efek cheerleader” juga dapat memengaruhi penilaian orang terhadap dirimu. Orang diyakini terlihat lebih atraktif ketika foto bareng daripada saat foto sendiri. Kamu mungkin akan menemukan berbagai kekurangan saat melihat-lihat foto yang ditag teman, tapi orang lain melihat dirimu sejajar dengan teman-teman yang tampil di foto, menyamaratakan tingkat daya tariknya.

Agar tak lagi benci difoto, kamu bisa mempersiapkan diri dengan kemungkinan akan diajak berfoto saat kumpul bareng teman. Persiapan adalah cara paling efektif mengusir panik, hal yang kamu rasakan setiap kamera diarahkan kepadamu. Kamu bisa merencanakan apa yang ingin dilakukan begitu waktu foto-foto tiba. Hal ini dapat membantumu merasa lebih memegang kendali. Ada beberapa faktor yang bisa kamu pertimbangkan, seperti pandangan mata dan ekspresi wajah. (Studi menunjukkan wajah tersenyum yang membuat kontak mata dianggap lebih atraktif dan cerdas.)

Cara lebih praktis tentu saja dengan menghapus akunmu dari tag dan postingan orang lain. Dalam hal takut tertinggal, ingatlah bahwa foto-foto itu mungkin akan dihapus atau diedit bertahun-tahun kemudian.

Yang terakhir, tanyakan pada dirimu sendiri kenapa tidak puas dengan penampilan di foto. Apakah karena kamu biasanya tidak terlalu memperhatikan hal-hal ini, dan baru menyadarinya saat melihat dirimu di foto? Jika memang itu alasannya, dan terutama jika fobia kamera yang kamu gambarkan terasa semakin mengganggu, mungkin sudah saatnya bagimu untuk lebih menghargai diri sendiri.

Bisa saja fobia kamera bukanlah inti masalah yang sebenarnya, melainkan hanya menandakan penilaian diri yang terlalu keras. Jika demikian, solusi terbaik yaitu mulailah untuk lebih menyayangi diri sendiri. Cintai dirimu sebagaimana kamu menyayangi teman-temanmu.