FYI.

This story is over 5 years old.

Seni Mengelola Uang

Daripada Bikin Resolusi Gagal Melulu, Nih Kami Kasih Cara Susun Target Keuangan Realistis

Tentukan apa hal paling kamu inginkan dalam hidup setahun ke depan, lalu rinci semua biaya yang kamu perlu lakukan (beserta biayanya) untuk mewujudkannya.
Ilustrasi menyusun target keuangan realistis bagi millenial
Ilustrasi oleh Daniel Zender 

Jika kamu pernah kerepotan mewujudkan resolusi yang kamu pancangkan saban tahun, jangan khawatir. Kayaknya semua orang juga gitu kok. Resolusi dipancangkan muluk-muluk di awal tahun untuk lantas dilupakan begitu saja sebulan kemudian.

Tapi, kalau kamu berniat bikin target finansial dengan lebih baik tahun ini, itu bisa dilakukan kok. Malah, alih-alih memasang resolusi yang tinggi tahun ini, kenapa enggak nyoba mematok target finansial yang realistis, sesuai dengan kemampuanmu tahun ini?

Iklan

Gampang atau susahnya mewujudkan target finansialmu sebenarnya bergantung pada seberapa dalam kamu mengenal diri sendiri. Makanya, pilih deh target yang masuk akal dan sesuai dengan minat, passion dan tentunya pendapatanmu. Setelah itu, buat rentang waktu dan deadline untuk mewujudkannya. Jadi, jangan sekali-kali bikin target finansial yang mewajibkan kamu punya gaji dua digit saat kamu masih anak kantoran newbie. Enggak akan berhasil sob, saya jamin.

Di sisi lain, nabung itu sebuah perjuangan. Plus, perjuangan itu akan makin berdarah-darah jika kamu sedang berusaha mewujudkan impian. Namun, di saat yang sama, kondisi ini memecut kita untuk bekerja makin mirip kuda dan merealisasikan impianmu.

Berikut adalah langkah-langkah mewujudkan impian finansialmu tahun ini.

Wajib Pasang Target!

Jika kamu ingin impianmu terwujud, pastikan kamu benar-benar menginginkannya. Sampul majalah mengkilap dan foto-foto yang sudah dipermak sedemikian rupa dengan puluhan filter otomatis akan mudah memancing rasa penasaran orang dan like. Tapi, dalam perkara memasang target finansial, kamu butuh sesuatu yang memancing perhatianmu selama setahun.

Tanya lagi deh ke diri kamu: apa sih passion kamu sebenarnya? Pikir-pikir lagi semua ketertarikan yang kamu punya. Lalu, tanya lagi ke diri kamu: jika punya waktu luang, di mana dan bagaimana kamu akan memanfaatkannya?

Begitu sudah mendapatkan fokus kamu, bikin target-target spesifik di sekitarnya dan rinci biayanya sedetail mungkin. Nah barangkali kamu bingung, seperti apa saja bentuk target finansial yang bisa kamu pasang tahun ini, berikut kami jajarkan beberapa contohnya:

Iklan

Plesiran alias Jalan-jalan. Entah kamu pengin nonton aksi gajah di Way kambas atau plesir agak jauh ke kepulauan Fiji, kamu harus tahu jumlah uang yang kamu perlukan. Jangan lupa masukkan ongkos makan, akomodasi sampai pajak penerbangan dalam perhitungan tersebut. Plus, jangan lupakan biaya aktivitas dan perjalanan di tempat tujuan. Pastikan perhitungan ini dilakukan dengan matang. Salah sedikit, konsekuensinya bisa berabe. Kamu mungkin bisa sampai ke tempat tujuanmu, tapi cuma bisa ngendon di hotel dan makan makanan siap saji murah karena salah perhitungan.

Lakukan hobi impian. Mencoba hobi impian pasti butuh biaya, tak peduli kamu cuma kepingin ternak lele atau belajar gitar listrik. Cari tahu lebih banyak tentang hobinya supaya kamu bisa merencanakan keuangannya. Misalnya, kamu harus ikut kelas setiap minggu kalau mau les musik. Kamu juga mesti beli alat musik agar lebih optimal belajarnya. Atau mungkin kamu mau jadi peternak lele. Kamu perlu memikirkan berapa biaya yang harus dikeluarkan buat bikin kolam atau sewa lahan, beli umpan dan bibitnya.

Menikah. Setiap orang punya resepsi pernikahan idaman masing-masing. Ada yang pengin pesta meriah, ada juga yang mau dirayakan secara sederhana. Perlu diingat kalau ngutang demi pesta pernikahan bisa berujung masalah. Uang sering disebut-sebut sebagai akar percekcokan dalam pernikahan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perkelahian yang diakibatkan oleh masalah uang bisa menjadi penyebab utama perceraian. Menabung biaya nikah memang enggak menjamin hubunganmu bakalan bertahan, tapi ini jelas langkah yang tepat.

Iklan

Menabung buat beli rumah. Ingat ya, beli rumah itu bukan kewajiban. Enggak ada salahnya kalau kamu merasa lebih suka ngontrak. Tapi kalau kamu memang kepingin punya rumah sendiri, maka sudah saatnya kamu memikirkan soal DP rumah. Semakin besar DP-nya, semakin kecil cicilannya per bulan. Dengan begini, enggak banyak uang yang kepotong bunga, dan kamu bisa menggunakannya untuk keperluan lain. Enggak sanggup bayar uang muka besar? Coba pakai KPR saja.

Ada simpanan untuk keadaan genting. Bagi sebagian orang, mereka mengatur keuangannya untuk mempersiapkan situasi yang enggak terduga. Ada yang menabung buat bayar cicilan kartu kredit, ada juga yang menghemat pengeluaran supaya mereka bisa tetap membiayai hidup kalau saja nganggur suatu saat nanti. Uang membuat hidup lebih bebas, dan simpanan bisa menjamin kemudahan hidup di masa-masa sulit. Menghemat biaya hidup selama tiga hingga enam bulan pada waktu tertentu adalah pilihan cerdas. Kamu bisa menjadikan cara ini sebagai patokan.

Lakukan Perhitungan Rinci

Kalau sudah mantap dengan pilihannya, kamu perlu memastikan terlebih dulu bahwa misinya bisa dicapai. Pertama-tama, kamu perlu menghitung jumlah rata-rata biaya keseluruhan. Setelah itu, bagi jumlahnya dengan 52 untuk target mingguan dan 12 untuk target bulanan. Jika angkanya enggak masuk akal, kamu bisa menabungnya sebagian. Kamu mungkin enggak bisa memenuhi target DP, tapi bisa nabung 25 persennya tetap bikin bahagia kok.

Misalnya kamu pengin keliling Eropa Barat selama 12 hari. Untuk menghemat biaya, kamu pilih grup tur yang harganya Rp25 juta. Tapi, kamu juga butuh uang buat bikin Visa Schengen (sekitar Rp1,3 juta), asuransi perjalanan dan biaya tak terduga lainnya. Anggap saja total biaya tambahannya sebesar Rp10 juta. Apabila kamu ingin mencapainya dalam setahun, itu berarti kamu perlu menabung sekitar Rp2,9 juta per bulan.

Iklan

Kamu mungkin enggak tertarik plesiran, dan lebih kepingin punya rumah. Misalnya kamu mau beli rumah di daerah Fatmawati, Jakarta Selatan, dan harganya berkisar Rp462 juta. Apabila kamu pilih DP 20 persen, maka kamu harus bayar uang muka Rp80 juta. Setelah itu, setiap bulannya kamu perlu mengangsur Rp3 juta. Besar juga ya?

Bandingkan Impianmu Tadi Dengan Kenyataan yang Kamu Jalani

Kamu mesti realistis kalau ingin menggapai impian. Buat beli rumah, misalnya. Kira-kira kamu bisa atau enggak menabung untuk bayar uang muka dan angsurannya? Kalau kamu orang tajir melintir atau gajinya besar, sih, pasti sanggup-sanggup saja. Tapi gimana kalau kamu cuma orang biasa? Pastinya enggak mampu.

Kamu punya tiga pilihan apabila dihadapkan dengan situasi seperti ini. Kamu dapat menyesuaikan impiannya, jangka waktunya atau cari kerja sampingan. Impian jalan-jalanmu bisa ditunda satu hingga dua tahun kemudian sampai uang tabunganmu terkumpul semua. Siapa tahu nanti ada promo, kan? Tapi kalau kamu benar-benar ingin mewujudkan secepatnya, itu artinya kamu mesti lebih giat cari proyek besar-besaran.

Kamu juga harus kreatif dalam mencapai mimpi. Carilah pilihan lain yang lebih terjangkau dan masuk akal buatmu. Misalnya, enggak perlulah beli rumah di Jakarta. Kota-kota lainnya seperti Depok atau Bogor bisa jadi alternatif. Kamu bisa juga mencoba beli rumah tanpa DP (DP 0%) yang lagi populer belakangan ini, atau pakai KPR BPJS Ketenagakerjaan.

Kamu sudah menentukan impian dan menghitung anggarannya. Sekarang waktunya kamu mewujudkan cita-cita itu. Kamu yakin bisa melaksanakannya karena sudah disesuaikan dengan gaya hidupmu.


Artikel ini pertama kali tayang di FREE—situs bagian dari VICE.com yang membahas keuangan dan investasi bagi generasi millenial