Penyiksaan Binatang

Cina Dikecam Usai Gunakan Babi Hidup Buat Uji Tabrak Mobil

Babi muda dianggap lembaga riset bisa menampilkan dampak tabrakan yang dialami anak-anak enam tahun. Penyayang binatang ngamuk mendengar alasan tersebut.
Gambar ilustrasi babi dan mobil rusak
Gambar ilustrasi kiri milik Forest Simon via Unsplash dan kanan milik Michael Jin via Unsplash.

Keputusan Cina menjadikan babi hidup sebagai binatang percobaan simulasi tabrakan mobil menuai kritikan dari para aktivis perlindungan hewan. Foto eksplisit dari salah satu percobaannya menguak ke permukaan. Sejumlah babi kecil tampak diikat ke simulator mobil untuk menjalani uji coba kecepatan tinggi yang diinisiasi Lembaga Riset Lalu Lintas Cina.

Mereka menggunakan sensor untuk membandingkan kekuatan tumbukan dari sabuk dada, perut, atau diagonal.

Iklan

Tujuh babi muda mati seketika dalam tubrukan, sementara delapan lainnya dapat bertahan hidup selama enam jam. Babi-babi ini kemudian diotopsi untuk dinilai tingkat keparahan cederanya.

Aktivis hewan @aniket_anikett mengunggah beberapa foto percobaannya ke Twitter:

Babi malang tersebut dibiarkan kelaparan seharian penuh, dan tidak diberi minum enam jam sebelum percobaan.

Proses uji tabraknya diuraikan dalam studi yang diterbitkan oleh International Journal of Crashworthiness awal tahun ini.

Peneliti menjelaskan babi dan anak kecil memiliki dampak tabrakan yang sama. “15 uji tabrak dilakukan pada 15 babi muda yang menirukan anak 6 tahun,” tulisnya.

Babi berusia 70-80 hari diuji coba dengan tiga cara pengikatan. “Loading A menggunakan dua sabuk paralel yang menahan dada dan perut; satu sabuk diagonal dan pangkuan digunakan dalam Loading B; Loading C menggunakan dua sabuk diagonal.”

“Setiap subjek diuji coba satu kali pada kecepatan tumbukan 30-50 km/jam.”

Studi melaporkan, “seluruh spesies hewan mengalami banyak cedera” seperti “luka lecet, memar, laserasi, pendarahan dan patah tulang.”

Kepada VICE, Jason Baker selaku Wakil Presiden Senior Kampanye Internasional PETA menulis email berbunyi, “Tindakan itu tidak dapat dibenarkan dan termasuk penyiksaan hewan. Para peneliti seharusnya menghentikan percobaan yang mengikat hewan dengan sabuk dan menabrakkan mobilnya ke dinding sampai mereka berdarah-darah dan terluka.” Apalagi, “sekarang sudah ada model percobaan yang canggih tanpa perlu melukai hewan hidup.”

Iklan

Jason juga menyebut hasilnya takkan akurat karena “anatomi anjing dan babi berbeda dari manusia.”

“Produsen mobil sudah lama meninggalkan eksperimen semacam ini karena sama sekali tidak memberikan gambaran kecelakaan mobil pada manusia.”

Jason melanjutkan industri otomotif biasanya sudah memiliki “studi klinis manusia, pemodelan komputer canggih, pencitraan medis 3D dan maneken” untuk memastikan kendaraannya bebas kecelakaan.

Kira-kira pada 1980-an, perusahaan AS General Motors Corporation (GM) melakukan uji coba serupa pada tikus dan babi. Mereka berjanji menghentikan percobaannya pada 1993 setelah ditekan habis-habisan oleh aktivis perlindungan hewan.

Follow Edoardo di Twitter dan Instagram

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Asia