Makanan tak sehat

Makan Junk Food Melulu Sejak Kecil, Remaja 19 Tahun Alami Kebutaan dan Tuli

Setelah baca artikel ini, jajanan SD yang kalian sukai jadi terasa ngeri-ngeri sedap
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
keripik kentang pringles
Foto ilustrasi keripik kentang via Getty Images 

Keripik kentang Pringles terkenal dengan slogannya, “Once You Pop, You Can’t Stop.” Sekali nyobain katanya bisa bikin ketagihan. Akan tetapi, sebaiknya jangan sampai keterusan makan kalau tidak mau berakhir seperti remaja Inggris satu ini.

Menurut studi yang baru diterbitkan dalam Annals of Internal Medicine, seorang remaja mendadak kehilangan penglihatannya karena dia cuma mau makan keripik Pringles, kentang goreng, roti putih, ham dan sosis.

Iklan

CTV News melaporkan bocah itu pertama kali berobat ke dokter pada usia 14 dengan keluhan selalu merasa lelah.

Dokter menyuntikkan vitamin B12 karena dia kekurangan vitamin dan menderita anemia makrositik. Berat badannya masih masuk standar normal, tetapi dokter menyuruh dia mulai menjalankan pola makan sehat. Sayangnya, dia tidak telaten minum vitamin dan masih malas makan sayur atau buah-buahan.

Tiga tahun kemudian, dia mengalami masalah pendengaran ketika penglihatannya semakin kabur. Dari situ, dia dirujuk ke Rumah Sakit Mata Bristol. Siaran pers Universitas Bristol menyebutkan tubuhnya tidak mendapat asupan vitamin B12, tembaga, dan selenium yang cukup. Selain itu, tingkat vitamin D dan kepadatan mineral tulangnya “sangat rendah”. Dia akhirnya mengaku hanya makan junk food selama tujuh tahun terakhir.

“Sewaktu dia masih SD, bekalnya masih utuh pas pulang sekolah. Saya coba membuatkan roti lapis—yang diisi apel dan buah-buahan lain—tapi dia tetap tidak mau makan. Para guru juga khawatir dengan kondisi putra saya,” kata sang ibu kepada The Guardian. “Dari dulu dia sudah kurus, jadi kami tidak pernah khawatir. Orang yang makan junk food biasanya obesitas, tapi dia malah sekurus stik.”

Penglihatan warnanya membaik setelah diberikan vitamin tambahan, tetapi penglihatannya secara keseluruhan tidak akan bisa kembali normal. Ibunya bilang dia benar-benar buta pada usia 19.

“Jika diketahui lebih awal, neuropati optik gizi dan masalah penglihatan sangat bisa disembuhkan,” peneliti Dr. Denize Atan memberi tahu CTV. “Dalam kasus ini, pola makannya sudah buruk jauh sebelum berobat ke dokter. Akibatnya, saraf optik anak itu sudah keburu rusak permanen.”

Iklan

Pada 2009, dua dokter di Rumah Sakit St. Thomas, London meneliti kasus serupa. Hasil studinya menunjukkan kemungkinan adanya hubungan antara pilihan nutrisi dan pengembangan neuropati optik. Pasien mereka merupakan lelaki kelahiran Jamaika yang tinggal di Britania Raya. Lelaki 32 tahun itu mengeluh penglihatannya kabur, dan ada gejala saraf lain di tungkai bawahnya.

“Dia langsung jadi vegan dan berhenti mengonsumsi daging, ikan, telur atau produk susu setelah menganut agama Rastafari setahun sebelumnya,” tulis dokter. “Dia hanya makan kacang-kacangan, biji-bijian, sayur-mayur, buah-buahan, tahu, keledai, nasi, roti dan sereal gandum. Sesekali dia makan produk yang diperkaya dan minyak sayur.”

Mereka yakin masalah penglihatannya disebabkan oleh diet dan kekurangan vitamin B. Dia disuntik dan diberi suplemen vitamin. (Pasien melapor tidak ada perubahan dua bulan kemudian.)

Namun, tim dokter mengatakan pola makan vegan dan kurangnya vitamin B memicu masalah saraf optiknya. Mereka juga mengakui gejalanya tumpang tindih dengan sindrom Strachan, suatu kondisi saraf yang belum pasti penyebabnya tetapi sepertinya berkaitan dengan malnutrisi, kekurangan vitamin, dan pernah hidup dalam iklim tropis atau subtropis. (Dr. H. Strachan pertama kali memperhatikan gejala itu ketika bekerja di Jamaika.)

Remaja Bristol tadi tidak bisa menyelesaikan kuliah dan mencari kerja karena penyakitnya. Namun, dia masih belum juga menghentikan kebiasaan buruknya. “Dia sudah mengonsumsi suplemen vitamin, tapi pola makannya masih sama seperti dulu,” ujar ibunya. “Saat masih berobat, dia mulai bisa minum jus. Tapi sekarang sudah tidak pernah minum lagi.”

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES