Psikologi

Beginilah Rasanya Memiliki Pasangan Psikopat

Jen Waite menceritakan pengalaman pribadi menikahi seorang psikopat dalam memoar bertajuk 'A Beautiful, Terrible Thing'.
Potret diri Jen Waite
Foto oleh Evynne Morin milik Penguin Press

Kamu mungkin pernah ngomong atau dengar orang punya mantan gila. Tapi, bagaimana jika pasangan hidupmu psikopat? Jen Waite paham sekali rasanya. Dalam memoar A Beautiful, Terrible Thing, dia berbagi pengalaman pribadi memiliki suami psikopat. Hidup Jen awalnya sempurna. Kariernya sebagai aktris dan model cemerlang.

Dia tinggal di New York City bersama suami tercinta, putra tiri, dan bayi perempuan. Namun, semuanya berubah sebulan setelah putri kandungnya lahir. Dia mendapati sang suami selingkuh. Jen mengklaim suaminya menelepon selingkuhan saat dia menjalani proses persalinan. Dia kemudian menuduhnya mengambil cuti ayah untuk pacaran dengan perempuan itu.

Iklan

Perselingkuhan suami perlahan terbongkar. Jen mengumpulkan segala bukti selama berbulan-bulan. Dia menyadari hal lain dalam proses pencarian ini. Suaminya seorang psikopat; suka berbohong tanpa perasaan bersalah dan tidak mau mengakui atau mempertanggungjawabkan kesalahannya.

Menurut Psychology Today, “psikopati adalah penyakit kejiwaan yang sulit dikenali. Seorang psikopat bisa bersikap layaknya orang normal kebanyakan, dan bahkan menawan. Padahal, psikopat aslinya tidak punya hati nurani dan empati. Mereka manipulatif, tidak berpendirian, dan sering kali (bukan selalu) berniat jahat.” Istilah psikopat kerap dikaitkan dengan penjahat sadis atau pembunuh berantai. Tapi kenyataannya, banyak yang hidup seperti manusia biasa di antara kita. Ahli saraf Dr. Kent A. Kiehl berujar satu dari 150 orang memenuhi syarat sebagai psikopat.

Jen menceritakan runtuhnya mahligai pernikahan mereka, serta prosesnya menyembuhkan trauma punya suami psikopat. Broadly berbincang dengan Jen lewat telepon, dan dia mengajarkan kami cara mengenali tanda-tanda bahaya.

Wawancara di bawah sudah kami sunting agar ringkas dan lebih enak dibaca.

Broadly: Apa saja sih tanda-tanda pasangan seseorang itu psikopat?
Jen Waite: Ada sikap tertentu yang perlu diperhatikan dari awal menjalin hubungan. Dari pengalaman saya, mantan suami terlalu menghujaniku dengan cinta, pujian, dan perhatian. Awalnya memuakkan, tapi lama-lama jadi terbiasa. Kamu merasa segala-galanya, dan harus terus mendapatkan perhatian itu. Padahal, kamu akan menyadari sikapnya tidak wajar kalau berpikiran jernih.

Iklan

Apa tanda-tanda lainnya?
Mantan suami sering bikin cerita sedih atau merasa jadi korban setiap saya menegur kesalahannya. Alasan dia tidak pernah nyambung sama hal-hal yang bikin saya jengkel. Orang seperti ini suka playing victim, seolah-olah kita yang salah. Mereka jago memanfaatkan empati dan rasa bersalah dadakan seseorang.

Apakah mereka suka mengulangi perilaku?
Bersikaplah seobjektif mungkin dan pahami masa lalu mereka. Banyak psikopat hubungannya kandas karena alasan sama. Kalau mereka bilang punya banyak “mantan gila”, sering menyingkirkan orang lain seenaknya, dan tidak berhubungan baik dengan orang tua atau teman, bisa jadi mereka sendiri yang merusak hubungan itu.

Apa yang sebaiknya dilakukan jika punya pasangan psikopat?
Mengakhiri hubungan dengan orang psikopat tidak mudah. Mereka suka drama, dan ingin kamu hidup sengsara. Kalau saya pribadi, lebih baik jadi orang membosankan. Jangan terpancing dan larut dalam drama mereka. Jujur saja sih, rasanya ngeselin banget.

Kesalahpahaman apa yang paling sering kamu dengar tentang psikopat?
Kebanyakan orang mengira psikopat cuma sebatas penjahat kelas kakap kayak pembunuh berantai. Faktanya, orang biasa dan disukai juga bisa menjadi psikopat. Pembunuh berantai sudah pasti psikopat, tapi banyak sekali orang di antara kita yang menunjukkan tanda-tanda psikopat. Mereka juga menghancurkan hidup seseorang. Bedanya dari pembunuh, mereka melakukannya secara emosional atau finansial.

Artikel ini pertama kali tayang di Broadly