FYI.

This story is over 5 years old.

Korea Utara

Kim Jong Un Bilang Siap Menyerang Balik Guam Kalau 'AS Bertindak Bodoh'

Ketegangan antara Amerika-Korea Utara mencapai titik nadir. Kedua negara tak ada yang mau melunak. Guam adalah teritori di Pasifik yang setara wilayah AS.
Foto via Reuters

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un awal pekan ini mengatakan dirinya bakal menunggu dan mengamati apa yang dilakukan oleh "orang-orang bodoh dari amerika" sebelum meneruskan rencana menembakkan empat misil ke Guam. Jong-Un juga memperingatkan jika Amerika Serikat terus melakukan "tindakan gegabah yang berbahaya", serangan ke Guam bakal benar-benar terjadi. Guam pulau di Samudra Pasifik berstatus teritori yang setara dengan wilayah Amerika Serikat.

Iklan

Ancaman ini keluar hanya beberapa jam setelah Menteri Pertahanan AS James Mattis mengatakan "siap meladeni" Korut jika mereka nekat memutuskan menyerang wilayah AS, termasuk Guam.

Di tengah perang kata-kata antara Washington dan Pyongyang yang kian memanas, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengeluarkan peringatan yang ditujukan pada AS. "Operasi militer di daerah semenanjung Korea hanya bisa ditentukan oleh Korea Selatan dan tak ada satu pihakpun yang bisa melakukannya tanpa seizin Korea Selatan," ujarnya. Moon berjanji akan "mencegah terjadinya perang sekuat mungkin."

Pernyataan Moon tampaknya bertolak belakang dengan retorika keras yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu. Orang nomor satu di AS itu mengancam mengambil tindakan militer jika Pyongyang melanjutkan rencananya menyerang Guam.

Selasa lalu, kantor berita pemerintah korut KCNA melaporkan bahwa Jong-un telah menginspeksi rencana serangan militer ke Guam dan berkata "Jika orang-orang Amerika ini ngotot terus melakukan tindakan gegabah yang berbahaya di semenanjung Korea dan sekitarnya, Pyongyang akan mengambil opsi [agresif] seperti yang pernah kami umumkan."

Provokasi terhadap Korea Utara, dengan potensi konflik, sangat mungkin terjadi 21 Agustus mendatang, ketika militer AS dan Korsel dijadwalkan menggelar latihan militer di Semenanjung Korea.

Di Amerika Serikat sendiri, kendati Trump terkesan berusaha menyulut ketegangan di Semenanjung Korea, para petinggi di Gedung Putih justru mengirim sinyal yang berbeda. Senin lalu, Kepala Staf Gabungan Jenderal Joseph Dunford bertemu dengan Moon di Seoul guna menegaskan bawa situasi di Semenanjung Korea harus diatasi "tanpa menimbulkan perang." Di kesempatan lain, dalam sebuah opini yang terbit hari minggu lalu, Mattis dan Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menulis, "AS saat ini tak tertarik untuk melakukan pergantian rezim dan mempercepat penyatuan Korea."