The VICE Guide to Right Now

Di Filipina, Banyak Orang Percaya Gereja Sediakan 'Alkohol Suci' Sebagai Ganti Air Suci

Gereja Katolik segera mengklarifikasi kabar itu sebagai hoax. Mereka juga meminta perusahaan berhenti menjadikan ‘masker, sanitizer dan APD suci’ sebagai gimmick pemasaran selama pandemi.
Koh Ewe
oleh Koh Ewe
SG
ilustrasi wadah air suci
Ilustrasi: Pixabay

Seperti banyak hal lainnya, lembaga keagamaan mau tak mau juga ikut beradaptasi dengan ‘new normal’ dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini. Tempat ibadah seperti gereja menerapkan protokol kesehatan guna mencegah penularan virus corona.

Para jemaat sekarang tak lagi berpegangan tangan ketika berdoa, dan mulai salaman siku sebagai ganti pelukan. Dalam foto viral, seorang pendeta di Amerika Serikat tampak menyemprotkan air suci dengan pistol air. Sepekan terakhir, gereja Katolik di Filipina dirumorkan mengganti air suci dengan “alkohol suci”.

Iklan

Pada 8 Juni, Keuskupan Agung Pampanga mengklarifikasi rumor itu “hoaks” dalam postingan Facebook. Mereka menegaskan tidak pernah menggunakan “alkohol suci”. Konferensi Waligereja Katolik Filipina bahkan sampai mengeluarkan bantahan.

“Tidak ada yang namanya alkohol suci untuk dioleskan ke tubuh dalam bentuk salib,” bunyi pernyataannya. “[Alkohol] tidak boleh dipercikkan pada orang beriman. Air suci takkan pernah ada gantinya.”

Kabar miring itu menyebar setelah gereja-gereja di Filipina berhenti mengisi wadah baptis dengan air suci untuk menghindari kontaminasi, dan mulai menyediakan botol berisi alkohol di dekat pintu masuk. Keuskupan Agung menyampaikan itu hanyalah hand sanitizer biasa.

Mereka juga menentang segala bentuk promosi yang mengatasnamakan kesucian, seperti “masker suci”, “hand sanitizer suci” dan “APD suci”. Mereka melihatnya sebagai “strategi atau gimmick pemasaran yang tidak sopan.”

Gereja-gereja di Filipina tutup sejak aturan lockdown diberlakukan pertengahan Maret lalu. Walaupun pembatasannya sudah longgar sekarang, masih banyak tempat ibadah yang belum beroperasi kembali. Sementara yang sudah buka mengambil tindakan pencegahan semacam membatasi jumlah jemaat dalam satu waktu.

Ini merupakan perubahan besar bagi seluruh umat beragama di Filipina, termasuk 80 juta warga Katolik. Ketika artikel ini diterjemahkan, Filipina melaporkan 22.992 kasus positif COVID-19 dengan 1.017 kematian.