FYI.

This story is over 5 years old.

Terorisme

Pola Rekrutmen Berubah, TKI Dibujuk Jadi Pelaku Terorisme

Radikalisasi ini misalnya berlangsung di Singapura, tahun lalu enam WNI berprofesi asisten rumah tangga dipulangkan. Makin banyak perempuan diyakini jadi pemain utama terorisme.
Foto via Flickr fixersuk

Kementerian Dalam Negeri Singapura mengumumkan bila lima buruh migran perempuan Indonesia dipulangkan selama 2016. Para asisten rumah tangga itu teradikalisasi oleh jaringan teror, lantas dibujuk .

"Pada saat ditangkap mereka tidak memiiki rencana serangan, tapi fakta bahwa mereka teradikalisasi membawa ancaman terhadap negara," kata salah seorang juru bicara pemerintah Singapura. Kejadian seperti ini ternyata bukan yang pertama kali.

Iklan

Dian Yulia Novi salah satu alumnus radikalisasi saat bekerja di Singapura. Dia adalah calon "pengantin bom" yang ditangkap di Bekasi, Jawa Barat, Desember tahun lalu. Dian tergolong pemain baru, di luar jaringan yang biasa dipantau Badan Nasional Penanggulangan Terorisme. Dia terpapar radikalisme lewat sosial media saat dirinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Singapura selama 2014.

Dian menyimpan 3 kg bahan pembuat bom di sebuah kamar kos yang dia sewa Rp 650 ribu per bulan. Bom tersebut rencananya akan diledakkan di Istana Negara. Namun sebelum sempat melancarkan aksinya, tim Densus 88 keburu menciduk Dian dan suaminya Solihin, serta keempat orang lainnya di Jawa Tengah.

Dalam gerakan jihad yang masih cenderung patriarkal, perempuan biasanya memiliki peran di belakang pria. Tugas-tugasnya meliputi kegiatan domestik. Kelompok teroris macam Al Qaeda melarang perempuan turut serta dalam serangan teroris. Perempuan hanya dijadikan pengantin bagi jihadis pria. Kemudian mengurus keluarga dan logistik. ISIS juga demikian. Namun pada Juli 2016, ISIS mencabut larangan tersebut dan membuka kesempatan untuk perempuan sebagai kombatan.

Suami Dian, Solihin mengaku kepada media bahwa niatnya menikah semata "menjalankan tugas amaliyah istisyhadiyah yang dipahami sebagai pengorbanan nyawa untuk agama." Menurut Solihin, perempuan memerlukan peran suami untuk mempersiapkan serangan. Pola ini, kata Solihin, cenderung berbeda dengan pola rekrutmen kelompok lain.

Iklan

Hal berbeda dilakukan oleh Boko Haram di Nigeria yang sejak 2014 lebih banyak mendayagunakan perempuan untuk melakukan serangan bom bunuh diri. Taktik tersebut terbukti ampuh. Ribuan korban menjadi korban di wilayah operasi Boko Haram yang meliputi Chad hingga Kamerun. Rata-rata serangan tersebut terjadi di pasar atau acara rakyat.

"Fenomena ini menarik," kata pengamat terorisme Taufik Andrie. "Perempuan memang menjadi bagian dari suatu support system. Tugasnya seperti behind the scene. Namun pola ini berubah setelah munculnya kampanye menuntut keterlibatan aktif perempuan di kalangan jihadis."

Pihak kepolisian mengatakan bahwa Dian adalah bagian dari jaringan Bahrun Naim, yang saat ini berada di Suriah. Lewat aplikasi Telegram dan email, Naim getol mengirim propaganda dan instruksi kepada jihadis Indonesia.

Pengamat terorisme Sidney Jones mengatakan diskusi soal peranan perempuan sudah terjadi sejak lama melalui aplikasi komunikasi Telegram. "Perempuan ingin peran yang lebih aktif," ujar Jones seperti dikutip media lokal. Asalkan ada izin suami, para perempuan bisa menjadi kombatan di lapangan.

Mantan kepala BNPT Ansyaad Mbai mengatakan perempuan sebagai pengebom bunuh diri bisa menjadi taktik yang ampuh karena perempuan cenderung tidak terdeteksi seperti yang terjadi di Nigeria.

Menurut Taufik Andrie pola persebaran kelompok yang semakin banyak dan tak terdeteksi sebenarnya bisa dicegah dengan penyadapan internet. "Tapi kalau pengungkapan lewat cara konvensional seperti penangkapan belum tentu berhasil, karena sel-sel tersebut terputus sifatnya. Belum tentu mereka kenal satu sama lain," kata Taufik.

Direktur Deradikalisasi BNPT Irfan Idris mengatakan pola rekrutmen ini tak akan berhenti pada seorang Dian saja. Potensi perekrutan katanya, bisa dilakukan dalam jumlah besar. "Beberapa tempat yang harus diwaspadai adalah kampus dan perkantoran," kata Irfan.