Bill Tolley, Pemadam Kebakaran Sekaligus Pahlawan Death Metal New York

FYI.

This story is over 5 years old.

death metal

Bill Tolley, Pemadam Kebakaran Sekaligus Pahlawan Death Metal New York

Drummer Internal Bleeding itu baru saja meninggal. Para penggemar mengenang kiprahnya sebagai petugas damkar maupun peletak sound khas death metal di kotanya.

Artikel ini pertama kali tayang di Noisey.

Bill Tolley melakoni dua kehidupan berbeda dengan sederhana. Banyak yang menghormatinya sebagai personel Pemadam Kebakaran New York (NYPD). Namun, lebih banyak lagi yang mengenalnya sebagai penggebuk drum unit death metal underground penting, Internal Bleeding. Pasca Tolley tewas dengan tragis saat berjuang memadamkan kebakaran besar di Queens bulan lalu. Kolega Tolley di unit NYPD tempatnya ditugaskan kewalahan mengisi posisi yang ditinggalkan salah satu pemimpin mereka. Di saat yang sama, Internal Bleeding, band yang dibesarkan Tolley , tetap melanjutkan tur. Personel Internal Bleeding percaya Tolley tak akan mengurungkan tur itu, apapun kendalanya.

Iklan

"Tolley adalah sahabat karibku selama 26 tahun. Kami seperti berjodoh dalam musik," ungkap Chris Pervelis, gitaris dan salah pendiri Internal Bleeding, pada Noisey. "Salah satu hal yang paling menyenangkan dari Internal Bleeding adalah kami sudah menganggap satu sama lain sebagai anggota keluarga. Kami bisa saling mengandalkan. Itulah yang kami lakukan akhir-akhir ini."

Internal Bleeding, salah satu nama penting dalam subgenre slam death metal, berdiri pada tahun 1991 setelah Tolley menjawab sebuah iklan yang dipasang oleh Pervelis, di kampung halaman mereka, Long Island. Keduanya langsung akrab dan segera membentuk kolektif underground ikonik yang kelak akan manggung di seluruh penjuru dunia dan menelurkan lima album panjang sementara album keenam Internal Bleeding saat ini masih dalam pengerjaan. Sepanjang karir mereka selama 26 tahun, tak terhitung beberapa kali terjadi penggantian anggota. Namun, Tolley tetap kukuh beraksi di belakang set drum Internal Bleeding. Asa Internal Bleeding terus dijaganya menyala, meski kadang dia sendiri tak bisa ikut manggung karena harus berdinas sebagai anggota NYFD.

Malah, sebelum kepergiannya, mendiang Tolley kembali tak yakin bisa mendapat cuti yang cukup dari NYFD untuk bisa ikut tur Amerika. Internal Bleeding, imbasnya, menunjuk Kyle Eddy dari Foaming At The Mouth sebagai penggantinya. Kekhawatiran itu jadi bahan diskus antara Tolley dan Pervelis pada tanggal 20 April lalu—hari yang sama ketika Tolley, 42 tahun, tewas setelah jatuh dari bangunan berlantai lima di kawasan Queens.

Iklan

"Tolley bilang 'Gue akan coba minta jatah libur. Sepertinya sih bisa. Tapi, kamu pastiin Kyle bisa. Buat jaga-jaga doang. Tur ini harus berhasil. Kalian harus pergi," kenang Pervelis.

Ada kesan suram dalam pembicaraan terakhir via telepon antara Tolley dan Pervelis. Kendati begitu, Pervelis menganggapnya sebagai diskusi "standar" yang menegaskan dedikasi Tolley terhadap band mereka. Musibah yang menimpa Tolley mungkin belum lama berlalu, tapi Internal Bleeding sudah kembali bersiap melakoni tur bersama pentolan death metal Polandia, Vader. Tur yang dimulai pada tanggal 27 Mei nanti akan berlangsung di 18 titik, dimulai di South Carolina dan dipungkasi di New York City. pentolan slam death metal ini juga melepas single baru mereka "Final Justice" dari album baru mereka, Corrupting Influence, yang dirilis oleh label Unique Leader.

Di akhir video tersebut, tersisip sebuah penghargaan bagi Tolley , "Beristirahatlah dengan tengah saudara kamu, William 'Bill" Tolley , seorang drummer, saudara kami, anggota pemadam kebakaran dan teman kami. Hidup tak akan terasa sama lagi tanpanya. Kami selalu mencintaimu Bill. Slam On!"

Pervelis bahkan mengaku membawa sebingkai foto Tolley yang sedang tersenyum. Foto itu selalu diletakkan dekat ampli saban malam Internal Bleeding manggung sebagai sebentuk penghormatan. "Ada beberapa bagian di setiap lagu di mana saya dan Bill selalu saling menatap. Barangkali ada semacam "lawakan orang dalam" di situ yang punya arti bagi kami." jelasnya. "Bakal berat bagi saya ketika sampai di bagian itu, melihat ke belakang dan tak ada Bill di sana. Entah bagaimana saya akan menghadapinya. Ini bakal berat buat saya…tapi dia akan selalu di sana untuk saya."

Iklan

Rekan Tolley sesama pemadam kebaran juga berduka. Anggota NYFD Jarret Kotaski mulai bekerja beberapa bulan setelah Tolley bergabung. Kotarski dan Tolley menjadi partner dalam setiap giliran jaga selama 14 tahun di Ladder 135, di markas pemadam kebakaran Myrtle Avenue, Queens. Kotarski, yang membacakan sebuah eulogy di acara pemakaman Tolley , mengenang Tolley sebagai seorang yang penuh perhitungan serta pemadam kebakaran nerd yang sangat menghargai ritual perawatan alat damkar. Tolley juga dikenal sebagai orang yang kerap menghias mobil damkarnya dengan sirene yang sudah diotak-atik, lampu-lampu dan berbagai perkakas.

Reputasi Tolley sebagai drummer sebuah band death metal memang sudah menyebar di antara koleganya. Namun, tak banyak yang paham sebesar apa pengaruh Internal Bleeding bagi slam death metal. "Kehidupan ganda Tolley bikin kami terperangah. Tak satupun dari kami yang tahu sebesar apa Tolley di kancah death metal dan kenapa Internal Bleeding begitu dihormati," ujar Kotarski. "Pas kamu tahu sebanyak fans Tolley , kami kaget. Dia tak pernah membicarakan hal ini."

Tolley memang jarang membicarakan karir musiknya, meski bandnya merupakan salah satu pionir kancah death metal Amerika Serikat pada awal tahun 1990, menjadi peletak cetak biru sound "slam" yang sedikit banyak dihasilkan oleh pukulan perkusif Tolley yang naik. "Dia pernah bilang hendak manggung. Lalu kami tahu dia manggung di Moscow," kenang Kotarsky. "Pernah juga dia bilang bakal absen selama beberapa minggu. Ternyata bermain di banyak tempat di Amerika Selatan. Tolley sangat rendah hati dan jarang membanggakan karir musiknya."

Iklan

Colin Conway, drummer Soul Remnants, baru genap berusia 12 tahun ketika pertama kali bertemu Tolley dan mewawancari Internal Bleeding untuk majalah yang ini sudah bubar, RIP Magazine, di Milwauke Metal Fest pada tahun 1994. Conway, mantan personel Cannae dan drummer khusus tur All That Remains, pernah merasakan berbagi panggung dengan Internal Bleeding. Tolley , baginya, adalah seorang mentor.

"Internal Bleeding meninggalkan kesan kuat setelah saya nonton mereka manggung di Milwaukee," ucap Conway. "CD demo kedua mereka— Perpetual Degradation—adalah salah satu album favorit saya. Drumming Bill di situ susah dipercaya. Dengan gayanya, Internal Bleeding melahirkan slam death metal dan mengabadikan death metal ala New York."

Bagi sebagian orang, melakoni hidup sebagai pemadam kebakaran dan drummer band death metal sekaligus memang terdengar ganjil. Sebaliknya, menurut Pervelis, Tolley menghidupi mimpinya selama hidup. "Dia ingin melakukan hal ini ketika kecil: menjadi drummer dan pemadam kebakaran. Tolley benar-benar mewujudkannya," ujar Pervelis. "Mungkin, Tolley cuma hidup selama 42 tahun, tapi dia melakukan lebih banyak dari orang lain seumur hidupnya. Dia mewujudkan dan menghidupi mimpinya. Dia melakoninya dengan penuh semangat."

Tolley meninggalkan seorang, Marie, dan seorang anak perempuan berumur delapan tahun, Isabella. Sebuah program donasi untuk keluarga Tolley sudah didirikan. Anda bisa melihatnya di sini: https://www.gofundme.com/fdny-william-tolley-charity-game.

Dave Wedge bisa kalian sapa di Twitter.