Ratusan Pemain Sepakbola Inggris Melaporkan Kekerasan Seksual Para Pelatih

FYI.

This story is over 5 years old.

Sports

Ratusan Pemain Sepakbola Inggris Melaporkan Kekerasan Seksual Para Pelatih

Korban termasuk nama-nama yang dulu aktif bermain di Premier League. Ada dugaan kasus ini bertahun-tahun ditutupi oleh Federasi Sepakbola Inggris.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Sports.

Sepak bola profesional Inggris diguncang skandal kekerasan seksual. Ratusan pemain bersaksi, membagi kisah kekerasan seksual menahun yang dilakukan para pelatih. Paul Stewart, mantan pemain Premier League, menceritakan kisah kekerasan seksual di televisi nasional. Pengakuan ini tak serta merta menghilangkan kepedihan yang dia pendam 41 tahun terakhir. Dia berharap seandainya pengakuannya dapat membantu sekurang-kurangnya satu orang saja, menurut Stewart, itu sepadan.

Iklan

Stewart pernah bermain di klub-klub terbesar Inggris, termasuk Liverpool, Manchester City, dan Tottenham Hotspurs. Sepanjang karirnya—termasuk juga saat bermain untuk tim nasional—dia membawa serta pengalamannya yang kelam: kekerasan seksual setiap hari selama empat tahun, sejak usia 11 hingga 15.

Pekan lalu, pria berusia 52 tahun tersebut melepaskan haknya menjadi anonim dan berbagi kisahnya pada publik. Kekerasan seksual yang dia alami memiliki dampak luar biasa besar dalam hidupnya. Dia sempat berpaling ke minuman beralkohol dan narkoba untuk pelampiasan. Meski sudah menikah dan memiliki tiga orang anak, Stewart mengaku belum mampu mendekap istrinya atau menyatakan kasih pada anak-anaknya.

Stewart baru tahu bahwa laki-laki yang telah mencabulinya—pelatih Frank Roper—telah meninggal pada 2005. Berita ini mendorongnya membicarakan sisi gelap si pelatih yang pernah mengancam akan membunuh keluarganya, jika Stewart melaporkan kekerasan tersebut.

"Dalam skema yang lebih luas, [mengungkap Roper] saja sangat tidak relevan," kata Stewart kepada VICE News. "Bagi saya pribadi, hidup atau mati, dia telah merenggut masa kecil saya. Saya tidak mau membiarkan dia, dengan cara apapun, mempengaruhi sisa hidup saya. Saya akan memastikan itu tak akan terjadi."

Stewart tampil ke publik setelah menyaksikan mantan pemain Andy Woodward dan Steve Walters mengungkapkan kekerasan dilakukan pelatih tim muda Barry Bennell, ketika keduanya bermain untuk klub Crewe Alexandra. Stewart berkata Roper pernah memberitahunya soal perilaku menyimpang Bennell. Itulah salah satu alasan Stewart tampil ke publik.

Iklan

"Saya ingin mendukung pemain lain yang telah tampil ke publik. Saya tidak mau kisah ini pudar lalu tidak kedengaran lagi. Terlebih ketika saya tahu ada masalah yang lebih mengakar di dalam pertandingan saat itu," ujar Stewart.

Sejak laporan Stewart, sejumlah mantan pemain turut tampil ke publik membicarakan kekerasan yang dilakukan Roper di era 1980-an. Selain itu, Stewart juga dihubungi oleh orang-orang dari berbagai latar belakang.

"Atas alasan itu, dan hanya itu, saya merasa telah melakukan perbedaan. Terutama jika kamu bisa membantu satu atau seratus orang, rasanya sepadan dengan 'menelanjangi diri' di televisi nasional'."

Sejak Woodward pertama kali tampil ke publik mengenai kasus tersebut, kepolisian mencatat 350 orang telah melaporkan kasus kekerasan seksual serupa. Orang-orang tersebut datang dari segala penjuru Britania Raya, dari sepak bola tingkat akar rumput hingga profesional.

Saat ini kepolisian Britania Raya sedang menginvestigasi tuduhan kekerasan seksual yang dituduhkan pada para pelatih sepakbola. The National Society for Protection of Cruelty to Children (NSPCC) membuka saluran telepon bagi para pemain yang mengalami kekerasan seksual. Pada minggu pertama saluran tersebut menerima lebih dari 800 pengaduan.

"Saluran telepon membuat 60 rujukan ke kepolisian atau pelayanan sosial dalam tiga hari pertama," ungkap organisasi tersebut melalui sebuah pernyataan tertulis. "Angka tersebut tiga kali lipat dari rujukan yang dibuat layanan telepon Savile yang dibuka pada tahun 2012."

Iklan

Banyaknya mantan pemain yang melaporkan kekerasan seksual, ditambah dengan fakta bahwa kasus tersebut belum pernah diberitakan secara luas, membuat beberapa pihak khawatir kasus tersebut telah ditutup-tutupi oleh Federasi Sepakbola Inggris (FA).

Sembari mengumumkan penunjukkan Gareth Southgate sebagai manager nasional yang baru, Martin Glenn, Pemimpin FA, membahas skandal tersebut. Glenn ragu bahwa kasus tersebut telah ditutup-tutupi. "Laporan-laporan yang masuk sangat membantu menyingkap kasus yang tak boleh terulang. Tapi, apakah menurut saya kasus tersebut telah ditutup-tutupi? Saya rasa tidak."

Nyatanya, pemain klub Chelsea, Gary Johnson, mengaku telah dibayar 50,000 pound sterling (setara Rp855 juta) oleh manajemen Premier League agar tidak melaporkan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Eddie Heath, mantan pemimpin pemandu bakat klub asal London itu.

"Para penggemar berhak mengetahui kebenaran tentang apa yang terjadi," kata Johnson saat diwawancarai Daily Mirror. "Mereka memang meminta saya menandatangani perjanjian tutup mulut dan, saya berpikir, ada berapa banyak di luar sana yang seperti saya? Boleh jadi mereka juga menghadapi perjanjian tutup mulut. Saya berharap dan berdoa tidak ada klub yang diizinkan untuk menutup-nutupi kasus ini—tak satu pun boleh mengingkari keadilan."

Stewart bercerita pada VICE News bahwa jumlah orang yang membuat laporan tidaklah mengejutkan baginya. "Saya tahu ada orang-orang lain yang mengalami kekerasan serupa, orang-orang sebelum saya. Karena para pelaku tak merasa cukup melakukannya sekali."

Iklan

Meski Stewart percaya bahwa investigasi polisi akan mencegah semakin banyaknya kasus serupa, dari pengalaman selama ini dia belajar bahwa pedofil dapat selalu menemukan cara melakukan pencabulan. Sebab, kata Stewart, mereka "sangat, sangat manipulatif."

"Saya percaya bahwa kekerasan seksual tersebut masih terjadi hingga kini."

Meski orang-orang yang mengontak Stewart secara pribadi sangat mendukung, tetap ada saja orang mengkritik para pemain yang tampil ke publik. Dalam suatu seri cuitan, Eric Bristow, mantan pemenang turnamen papan dart kelas dunia, menyebut para pemain korban kekerasan seksual itu "culun". Bristow juga menyarankan para pemain untuk mendatangi orang yang mengasari mereka dan "membalas si banci".

(a) Footballers bravely speak about childhood abuse they suffered
(b) Thousands of people express solidarity and sympathy
(c) Eric Bristow pic.twitter.com/VEjAvfy1PS
— Jeremy Vine (@theJeremyVine) November 28, 2016

Stewart merasa tak perlu membaca komentar Bristow—yang telah memohon maaf secara terbuka akibat komentarnya di Twitter. Dia lebih ingin fokus pada hal-hal penting.

"Alasan saya melakukan pengkuan terbuka adalah agar korban lain yang mengalami kekerasan dan mungkin membutuhkan bantuan, ikut bersuara. Saya mau membantu mereka menyadari kondisi tersebut dan mencari bantuan. Tak ada lagi orang yang perlu melalui segala kepedihan yang saya alami."