Artikel ini pertama kali tayang di VICE News.Jam 6 pagi pada tanggal 22 September, puluhan petugas keamanan tiba di pintu toko Apple Kota Hangzhou, Cina. Mereka segera menyiapkan labirin penghalang agar massa yang bernafsu membeli produk terbaru Apple, iPhone 8 bisa berbaris dengan tertib. Sekitar dua jam kemudian, ketika pintu akhirnya dibuka, hanya ada dua orang di antrean.Toko Apple di Hangzhou bukanlah satu-satunya yang mendapat respon lesu dari pasar di hari peluncuran. Suasana serupa dialami berbagai toko Apple di negara lainnya. Peristiwa tidak menyenangkan ini, ditambah angka penjualan selama triwulan III 2017 yang tertatih-tatih, menyebabkan nilai saham Apple anjlok.
Iklan
Beberapa pengamat masih optimis terhadap model bisnis Apple. Mereka mengatakan bahwa pelanggan mungkin lebih menunggu peluncuran iPhone X yang akan dilakukan November mendatang. Masalahnya, belakangan muncul laporan dengan masalah produksi iPhone X, dan kini para analis mulai khawatir bahwa Apple memiliki masalah besar dengan produk iPhone.Mengikuti penurunan dramatis di angka penjualan smartphone dalam beberapa tahun terakhir, para analis memprediksi apa yang dikenal sebagai supercycle—dimana para pemilik iPhone yang menunda-nunda mengupgrade ponsel akhirnya memutuskan untuk membeli ponsel baru sekalian. Ini terakhir kali terjadi ketika Apple meluncurkan iPhone 6 sekitar tiga tahun yang lalu.Alih-alih terulang kembali supercycle, beberapa analis mengatakan kita justru akan melihat penurunan penjualan di kuartal ini."Intinya, apabila Apple tidak bisa memenuhi demand untuk iPhone X di kuartal Desember, kemungkinan besar Apple akan mengalami penurunan penjualan iPhone dalam kuartal yang sama dalam 2 tahun berturut-turut," kata Jan Dawson, seorang analis industri yang bekerja untuk Jackdaw Research.Apple meluncurkan tiga smartphone baru di awal September kemaren. iPhone 8 dan iPhone 8 Plus hanyalah pengulangan dari desain yang sudah digunakan semenjak peluncuran iPhone 6. Biarpun resensi produk-produk baru ini tidak negatif, publik bisa dibilang kurang antusias terhadap rilisan baru Apple.
Iklan
Narasi ini semakin diperkuat oleh laporan dari berbagai sumber yang mengatakan bahwa penjualan di beberapa pasar kunci Apple seperti Cina dan AS ternyata tidak sekuat yang diharapkan. Pekan lalu Citi Research baru saja menurunkan angka estimasi penjualan Apple untuk triwulan III. Mereka memperkirakan angka permintaan iPhone 8 akan lebih rendah dari yang diharapkan.Para analis dari CounterPoint Research di Beijing mengatakan ke VICE News bahwa pola yang serupa juga terjadi di Cina dan menambahkan "responnya lebih kalem dari yang diharapkan."Apple belum berkomentar soal laporan-laporan ini, tapi tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ketika mereka berani merilis konferensi pers bombastis tentang angka penjualan produk mereka, kini perusahaan sangat menutup data soal penjualan iPhone 8.Skenario ini mungkin saja benar. Orang tak mengantre demi iPhone 8 karena lebih suka menunggu produk iPhone X diluncurkan. Namun kabarnya, penantian ini akan semakin bertambah panjang dan tanpa kepastian.Bahkan sebelum iPhone X diumumkan secara resmi, berbagai laporan memprediksi persediaan produk ini nantinya sangat terbatas, akibat komplikasi dengan fitur utama ponsel—display OLED besar dari ujung ke ujung. DigiTimes melaporkan pihak pemasok Apple baru mengirimkan 40 persen dari komponen yang dipesan untuk ponsel premium tersebut.Wall Street Journal mengklaim bahwa Apple mengalami kesulitan memasang modul yang menjadi bagian dari fitur pemindaian wajah Face ID iPhone X. Sebuah laporan baru dari ahli analis Apple, Ming-Chi Kuo mengatakan bahwa ini berarti iPhone X tidak akan tersedia di banyak wilayah sebelum musim semi 2018 nanti.
Semua menunggu iPhone X?
Iklan