Foto ilustrasi oleh Broadly
Bagi banyak orang, olahraga itu sesuatu yang dilakukan bukan karena mereka mau, tapi lebih seringnya gara-gara terpaksa. Ada sih orang yang menikmati rasa puas setelah mengalami kelelahan fisik, tapi kebanyakan manusia mah malas. Yakali kita mencari rasa puas dari kecapekan dengan cara bangun pagi sebelum kerja, pergi ke gym, lalu sibuk mempersiapkan pakaian (belum termasuk mandi dan ganti bajunya) sebelum lari. Ribet bos.Penelitian menunjukkan durasi rata-rata hubungan seks manusia dewasa antara 5,4 dan 9 menit, dengan keseluruhan pengalaman seksual antara pasangan heteroseksual berdurasi rata-rata 19 menit—jauh lebih pendek daripada sesi gym. Kalau melihat hasil penelitian lainnya, pasangan lesbian menghabiskan waktu "jauh lebih banyak pada pengalaman seksual individu daripada laki-laki dan perempuan dalam hubungan sesama atau berbeda jenis."
Intinya, olahraga tuh salah satu aktivitas yang bikin malas manusia buat melakukannya. Gimana kalau olahraga bisa enak dari awal sampai akhir, dengan keuntungan fisik yang sama? Atau, dengan kata lain, bisakah seks yang jelas lebih menyenangkan dihitung sebagai olahraga. Kalau diajak lari pagi sama temen kan males, tapi coba ajakannya diganti ngews, cowok-cewek pasti semangat.Broadly ngobrol bareng Dr. Christopher Vincent, dokter spesialis olahraga dan salah satu pendiri pusat kesehatan di Santa Monica, Altus Sports Institute, untuk mencari tahu apakah seks bisa dihitung sebagai aktivitas pengganti olahraga.Menurut Dr. Vincent, rangkaian seks—dari foreplay hingga intercourse—sebenarnya bisa dihitung sebagai olahraga, tapi enggak selalu punya manfaat setara. Ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan demi menjawab pertanyaan ini katanya. Pertama, apakah aktivitas seksnya mempengaruhi denyut jantung, otot, dan otak."Jika hubungan seksmu penuh gerak tubuh dan pasanganmu juga sering bergerak, ya itu sudah pasti bisa dianggap olahraga," kata Dr. Vincent. Namun, jangan lupa, dalam hubungan seks kalau satu orang lebih aktif daripada pasangannya dan lebih banyak bergerak, berarti cuman satu orang yang mendapatkan keuntungan fisik olahraga."Dari sisi fisik, ada dua bagian yang harus terjadi untuk dianggap olahraga, yaitu adaptasi kardiovaskular dan otot," ujar Dr. Vincent. "Semakin banyak kamu melelahkan sekian bagian otot spesifik, semakin banyak keuntungannya. Secara kardiovaskular, semakin tinggi denyut jantungmu untuk waktu yang lebih panjang, makin banyak pula keuntungan kardiovaskularnya."
Iklan
Ketika tekanan darahmu naik dengan stimulasi seksual, otot ikut bekerja. Apakah gerak otot saat ho'oh cukup dianggap sebagai olahraga? Tergantung pada beberapa faktor. Menurut Dr. Vincent, logika dari pertanyaan-pertanyaan berikut bisa membantumu menentukan apakah seks yang kamu lakukan bersama pasangan sudah cukup setara olahraga:"Jika hubungan seksmu penuh gerak tubuh dan pasanganmu juga sering bergerak, ya itu sudah pasti bisa dianggap olahraga."
- Kamu menggunakan posisi apa saja saat bercinta?
- Seberapa rumit gerakanmu dan pasangan ketika melakoni seks?
- Seberapa capai/tersengal-sengal napasmu dan pasangan sesudah bercinta?
- Seberapa sakit ototmu sesudah seks?