Upaya Kabur dari Penjara

Napi di Brasil Tewas Mendadak Usai Gagal Kabur Dengan Cara Menyamar Jadi Putrinya

Dia segera dipindahkan ke unit keamanan tinggi setelah gagal melarikan diri. Video si tahanan diinterogasi viral karena sekilas kayak adegan film 'Mission Impossible'.
AN
Diterjemahkan oleh Annisa Nurul Aziza
Jakarta, ID
Napi menyamar jadi putrinya buat kabur dari penjara
Topeng, rambut palsu, dan pakaian perempuan yang digunakan napi narkoba Clauvino da Silva saat ingin kabur dari penjara. (Sekretariat Administrasi Lembaga Pemasyarakatan Rio de Janeiro via AP)

Seorang tahanan asal Brasil yang berusaha kabur dari penjara dengan cara luar biasa tewas mendadak. Aksinya viral di Internet karena lelaki itu menyamar jadi anak perempuannya, mengenakan topeng plastik, rambut palsu hitam, jaket abu-abu dan bra. Si napi ditemukan tewas dalam selnya tiga hari kemudian.

Otoritas penjara Rio de Janeiro melaporkan Selasa bahwa Clauvino da Silva diduga bunuh diri setelah aksinya melarikan diri terekam kamera.

Iklan

“Napi gantung diri pakai seprai,” bunyi pernyataan otoritas penjara Rio.

Menurut sipir, terpidana bandar narkoba itu rencananya akan bertukar tempat dengan putrinya yang sudah remaja. Lelaki 42 tahun tersebut berusaha melarikan diri dari penjara Banju sambil menyamar jadi sang anak saat jam berkunjung.

Petugas penjara mengatakan rencana da Silva segera terungkap oleh sipir karena dia kelihatan sangat gugup.

“Sipir menyadari ada napi yang berusaha kabur ketika dia mulai berbicara seperti perempuan,” Moyses Henriques, wakil kepala penjara di negara bagian Rio, memberi tahu Reuters.

Dia pun langsung dipindahkan ke unit keamanan tinggi setelah gagal melarikan diri. Namun, sipir menemukannya tak bernyawa di dalam sel. Da Silva telah mendekam hampir 74 tahun di penjara.

Kematiannya adalah insiden mengejutkan baru dari sistem penjara Brasil yang bermasalah. Reuters melansir ada sekitar 60 napi yang tewas dalam kerusuhan di penjara Para pekan lalu, dan pada Mei, 55 orang terbunuh dalam kerusuhan tiga hari yang dipicu oleh kekerasan geng di empat penjara di Manaus.

Jumlah tahanan yang semakin bertambah di Brasil hanya akan memperburuk suasana, ditambah lagi adanya seruan membiarkan penjahat mati “seperti kecoak” oleh presiden sayap kanan Jair Bolsonaro.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US.