Spesies Invasif

Hama Semut Api di Hawaii Memburuk, Aparat Semprotkan Cairan KB untuk Menghambatnya

Semut api bisa membutakan hewan peliharaan dan menyiksa petani dengan gigitannya.

Keberadaan semut gila kuning dan semut api yang merajalela di Hawaii membawa masalah besar. Spesies invasif ini merusak keanekaragaman hayati asli, dan menyengsarakan para warga. Para ilmuwan bahkan tak mampu menemukan cara efektif memberantas kedua spesies.

Semut invasif sulit dimusnahkan dari Hawaii karena medan terjal dan hutan lebat. Ilmuwan kini mengeluarkan metode semprot obat KB dari atas helikopter dengan harapan serangga ini benar-benar bisa dimusnahkan. Ini pertama kalinya konservasionis menyemprotkan umpan tak beracun untuk menghentikan reproduksi semut.

Iklan

Jika misi saat ini sukses, maka ada ada kesempatan metodenya dicoba untuk membasmi serangga invasif lain. Jika gagal, semut invasif akan cepat berkembang biak lagi. Itulah mengapa anjing dilatih mendengus keberadaan serangga kecil sebelum serangan dimulai.

Semut gila kuning dan semut api mendatangkan malapetaka pada tumbuhan, hewan dan serangga asli Hawaii. Semut gila kuning menyemprotkan asam format untuk melumpuhkan mangsanya. Spesies asli seperti burung laut, lebah berwajah kuning yang terancam punah dan serangga lainnya. Semut itu menyerang, menggerogoti tubuh, mencacatkan paruh, dan merusak selaput kaki koloni burung laut. Selain itu, mangsa akan kesulitan bernapas.

Kedua spesies ini juga dapat menyebabkan kebutaan. Semut api telah membutakan mata anjing, kucing dan hewan ternak, sedangkan semut gila kuning menyebabkan iritasi kulit.

Perubahan iklim dapat memperburuk keadaannya. Koloni semut invasif bisa pindah ke tempat yang lebih tinggi jika lingkungan memanas.

“Semua spesies yang sangat istimewa dan menakjubkan akan punah jika semut gila kuning terus berkembang,” ujar pakar biologi Sheldon Plentovich dari U.S. Fish and Wildlife Service. “Cara pengendaliannya harus segera ditemukan, atau takkan ada lagi yang tersisa.”

Semut api juga menggigit manusia. Koloni semut tak mampu mencengkeram ranting dengan baik, sehingga bisa saja jatuh menghujani orang yang lewat di bawahnya. Dalam skenario terburuk, ratusan semut api menggigit anggota tubuh hingga meninggalkan bentol dan sensasi terbakar. Proses penyembuhannya dapat memakan waktu beberapa minggu. Petani berisiko tinggi mengalami ini.

“Sekujur tubuhku rasanya seperti terbakar,” tutur Mikia’ala Pua’a-Freitas, penduduk asli Hawaii dan anggota Komite Spesies Invasif Maui. Properti yang Mikia’ala kelola dipenuhi serangga invasif, makanya dia ikut dalam pemberantasan semut.

“Sangat penting membantu pemberantasan hama ini. Selain merusak lingkungan dan menyakiti manusia, keberadaannya bisa selamanya mengubah cara hidup penduduk Hawaii.”

Simak dokumenter VICE soal hama semut api di tautan awal artikel ini.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE US