Sepakbola

Publik Bersatu Padu Halangi Niat Ketum PSSI Datangi Timnas di Final Piala AFF

Jarang-jarang lho suporter sampai politikus bersatu mencegah Ketum PSSI Iwan Bule cari panggung di ruang ganti timnas. Aksi
Niat Ketum PSSI Mochamad Iriawan datangi ruang ganti timnas saat Final Piala AFF dikritik publik
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan [kiri] saat mengumumkan penunjukkan 

Shin Tae-yong sebagai pelatih timnas sepakbola Indonesia pada 2019. Foto oleh TJAHYADI ERMAWAN/AFP

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan sedang menjadi bahan pergunjingan publik (serta bahan meme) gara-gara mengumumkan niatnya untuk masuk ruang ganti tim nasional (timnas) Indonesia jelang laga kedua Final Piala AFF 2020 di Stadion Nasional, Singapura. Tujuannya masuk ruang ganti itu—menurut doi—demi memberikan dukungan moral. Rencana ini dikemukakan Iwan Bule, nama panggilan Iriawan, saat melakukan video call bersama dua kapten timnas, Asnawi Mangkualam dan Evan Dimas, yang diunggahnya di akun media sosial pribadinya.

Iklan

Dalam perbincangan, Iwan mengaku akan mengajukan izin kepada Federasi Sepakbola ASEAN (AFF) agar diperbolehkan masuk ke ruang ganti pemain pada pertandingan yang akan diselenggarakan pada 1 Januari 2022 tersebut. “Pokoknya saya doa dari sini. Saya tanggal 31 [Desember] ke Singapura, saya usahakan bisa turun ke tempat ganti pakaian, lagi izin ke AFF,” kata Iriawan dalam video.

Keinginan ini langsung mendapat cibiran keras dari netizen karena dua alasan. Pertama, aturan resmi Piala AFF 2020 Pasal 32 ayat 2 tentang Delegasi Tim menyebut setiap tim dilarang mengizinkan orang tidak berwenang atau yang tidak memiliki kartu akreditasi masuk ke ruang ganti tim, lapangan, atau area terkendali lainnya. Aturan ini dibuat karena atlet yang berlaga berada dalam gelembung khusus (bubble rule) demi melindungi pemain dari paparan Covid-19, khususnya varian Omicron yang disebut lebih mudah menular.

Kedua, cara Iriawan yang “ingin tampil” bersama para pemain dianggap netizen berlebihan dan mudah ditebak sebagai cara kuno menggaet popularitas. Pada 28 Desember kemarin misalnya, Iriawan mengunggah poster dukungan kepada timnas. Hanya saja, mengekor gaya para politikus yang narsis akut, poster justru didominasi wajah Iriawan dengan ukuran besar.

Para pemain timnas diedit di sekelilingnya dengan tingkat opacity rendah, bahkan tidak ada muka pelatih timnas Shin Tae-yong yang dianggap publik justru sangat berjasa.

Iklan

Cara ini mau tak mau mengingatkan kita pada poster serupa kala Indonesia menjalani laga persahabatan melawan Makedonia Utara, di mana Iriawan juga bikin poster versi narsisnya sendiri. Maka, tidak heran akun Iriawan langsung dapat sambutan “meriah” dari netizen. Puncaknya, tentu saja poster bikinan Iriawan berubah jadi properti meme.

Enggak cuma netizen, Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda turut mengomentari niatan Iriawan untuk masuk ruang ganti timnas.

“Final kita kali ini ditunggu-tunggu oleh publik Indonesia yang ingin timnas sepakbola kita menang. Jangan direcoki oleh hal-hal di luar teknis,” kata Syaiful Huda kepada Detik. “Semangat beliau [Iriawan] ingin memberikan support dan spirit, tapi pemberian spiritnya [harus] diletakkan pada koridor yang proporsional, menurut saya. Dan tidak harus sampai harus minta izin ke pihak AFF dan seterusnya. Saya kira belum perlu model support yang bersifat menabrak regulasi, saya kira belum perlu.”

Sementara, mantan pemain timnas Indonesia Supriyono Prima turut mengungkapkan pemikiran senada. “Ini kan event internasional, akan lebih baik mengikuti aturan yang ada. Kalau memang aturan tidak diperbolehkan, di hotel saja,” kata Supriyono kepada Kumparan. “Kalau kita menyalahi aturan malah tidak bagus untuk sepak bola Indonesia. Biar yang di ruang ganti staf kepelatihan saja.”

Masih belum ada kabar lanjutan dari niatan Iwan masuk ruang ganti. Yang jelas, apabila timnas berhasil juara, mari mempersiapkan mental melihat poster-poster selamat dari para politisi dan tokoh-tokoh tak relevan bertebaran. Anggap aja takdir jadi WNI.