Kejahatan

Lelaki Swedia Diselamatkan Polisi Usai 28 Tahun Disekap di Rumahnya Sendiri

Lelaki berusia 40-an itu disekap dalam rumah sejak masih bocah 12 tahun. Dia kini kurang gizi, bahkan tidak punya gigi sama sekali. Pelaku langsung diamankan aparat.
Lelaki Swedia Diselamatkan Polisi Usai 28 Tahun Disekap di Rumahnya Sendiri
Personel Kepolisian Swedia memasuki apartemen lokasi penyekapan seorang lelaki selama 28 tahun. Foto oleh Jonathan NACKSTRAND / AFP 

Seorang perempuan lansia ditangkap polisi Swedia atas dugaan menyekap anak kandungnya sendiri di apartemen mereka selama nyaris tiga dekade. Lelaki itu sekarang berusia 40-an tahun, oleh sang ibu dia tidak lagi disekolahkan sejak berusia 12. Sejak itulah, dia dipaksa tinggal di rumah saja dan tidak terlihat lagi oleh siapapun.

Apartemen lokasi kejahatan yang tidak lazim ini berada di Kota Haninge, satu jam perjalanan di arah selatan Ibu Kota Stockholm. Laporan ke polisi dibuat oleh kakak korban yang akhirnya bisa masuk ke apartemen itu, ketika si ibu sedang menjalani perawatan di RS dan meninggalkan anak lelakinya sendirian.

Iklan

Menurut laporan surat kabar Expressen, kondisi si lelaki yang 28 tahun tak pernah keluar rumah itu sangat buruk. Dia tak punya gigi, kurang gizi, tubuhnya kurus kerontang, serta penuh lebam di sekujur tubuhnya. Menurut dokter, nyawanya terancam tapi saat ini dalam kondisi stabil di RS.

Polisi segera mendakwa sang ibu melakukan penyiksaan, mengabaikan anak, dan melakukan kekerasan yang memicu luka pada korban. “Saya terkejut melihat adik saya ternyata masih hidup. Di sisi lain, saya juga sedih ketika tahu dia tersiksa seperti ini. Kami sudah berusaha mencari keberadaannya selama 20 tahun terakhir,” kata si kerabat saat diwawancarai Expressen.

Dalam wawancara dengan stasiun TV SVT, kakak korban mengaku sejak lama sudah meninggalkan rumah ibunya yang diduga mengalami gangguan mental, tapi sempat tidak sadar kalau adiknya masih tersekap di rumah. Lambat laun dia curiga kalau pelaku penyekapan adiknya adalah ibu mereka sendiri.

Kejaksaan Swedia kini masih menerjunkan tim untuk mengurai penyebab KDRT ekstrem tersebut. Jadwal persidangan belum akan ditentukan terhadap sang ibu.