Minuman Keras

Pembuat Wine dari Prancis Berhasil Ciptakan 'Anggur Ganja'

Racikan anggur ganja ini terinspirasi oleh penemuan yang berasal dari zaman Romawi Kuno.
Pierre Longeray
Paris, FR
Ilustrasi seboti
Foto: Burdi W.

Pada 2015, arkeolog Hervé Delhoofs menemukan kuburan aneh dari abad kedua SM ketika menggali situs di dekat desa Cébazat, Prancis tengah. Wilayah ini dulunya merupakan tempat tinggal Arverni, salah satu suku Galia terkuat selama Zaman Besi dan periode Romawi. Di dalamnya, terkubur tubuh seorang Galia berusia 30-an dengan wine sebagai persembahan.

Iklan

Awalnya tidak ada yang unik dari penemuan ini. Akan tetapi, tiga tahun kemudian, arkeolog dan ilmuwan Nicolas Garnier menemukan bekas ganja pada wadah anggur. “Serpihan tanaman ini mungkin dimasukkan ke dalam anggur sebagai penambah rasa dan memberikan efek psikoaktif,” Garnier memberi tahu surat kabar Prancis Le Parisien.

Matthieu Poux adalah profesor arkeologi yang mendalami anggur antik. Kepada majalah sains Sciences et Avenir, dia mengaku tidak heran dengan penemuan ini. Poux menjelaskan, anggur pada masa itu gampang berubah menjadi cuka, sehingga orang menggunakan bahan tambahan macam plester, air laut dan bahkan ganja agar rasanya lebih mantap.

Minuman ini memang tak melulu membuat orang teler karena kandungan THC baru keluar setelah dipanaskan. “Tapi dalam kasus ini,” Poux menduga, “orang Galia mungkin menginginkan efek tersebut.”

Ketika hasil wawancara Poux terbit pada April 2018, lelaki Prancis Raphael De Pablo bekerja sebagai petani ganja untuk keperluan medis di Kanada. Tertarik, dia mengajak temannya yang pakar anggur untuk menciptakan minuman tersebut. Tak seperti Amerika Serikat dan Spanyol yang telah memproduksi anggur dengan campuran ganja, produk ini merupakan yang pertama di Prancis.

Iklan

De Pablo berhasil menyelesaikan botol pertama anggur ganja di awal 2021 ini. Dia mencampurkan CBD ke dalam wine Bordeaux. Dia masih akan merahasiakan resepnya sampai patennya terdaftar. Ganja yang akan dijadikan CBD dipetik langsung dari ladang ganja milik De Pablo di Bordeaux. Prancis melegalkan budidaya ganja dengan kandungan THC 0,2 persen, jauh di bawah kadar umum 14 persen. Anggur ganja ini tidak dilarang peredarannya karena hanya menggunakan sedikit THC.

Negara ini memiliki undang-undang ganja paling ketat se-Eropa. Pemerintah Prancis meluncurkan konsultasi publik sebulan penuh sejak Januari lalu. Masyarakat diminta menyuarakan aspirasi terkait legalisasi ganja. Konsultasinya berakhir pada 28 Februari kemarin, dan diharapkan menjadi langkah awal legalisasi ganja di Prancis.

Teman bisnis De Pablo, yang dikenal dengan sebutan “Papi”, telah mencicipi berbagai kombinasi anggur untuk menyempurnakan rasa. “Sulit sekali menemukan keseimbangan antara terpene [molekul rasa] dan kanabis yang sering mendominasi,” tutur De Pablo. Papi akhirnya memilih Petit Verdot, varietas bersejarah dari Bordeaux. “Dari situlah rasa buahnya tercipta,” De Pablo melanjutkan.

Anggur ganja ini diberi nama “Burdi W” — Burdi berasal dari Burdigala, nama latin Bordeaux, dan W bisa berarti Wine atau Weed. Konsumen bebas mengartikan sendiri namanya. Perusahaannya kini sedang memproduksi 5.000 botol untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE France.