Foto ilustrasi kesetiaan anjing dari Zhao Hui via Getty Images
Di zaman kuliah, saya mengambil beberapa kelas sains sesuai dengan peraturan di negara bagian Texas, dan itu saja sudah cukup bikin saya eneg. Jelas saya bukan seorang “ilmuwan”, tapi ketika membaca judul kajian dalam jurnal Circulation yang menyimpulkan bila memiliki anjing memperpanjang umur pemiliknya… saya berpikir, yaelah, itu mah saya juga sudah menduganya dari dulu!Bayangkan perasaanmu ketika berada di sekitar seekor anjing yang baik. Nyaman kan! Sulit untuk memilih satu alasan saja kenapa anjing membuat kita bahagia: rasa dingin ketika mereka menempelkan hidungnya ke kamu; cara mereka melihat kamu seolah berkaya, "hey, i love you"; belum lagi titik empuk di antara kedua mata mereka…banyak deh pokoknya. Bagi saya, jelas sekali bagaimana seekor anjing bisa membuatmu lebih bahagia dan ingin hidup lebih lama…hanya untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengannya.
Iklan
Tapi ya namanya juga ilmuwan. Mereka meneliti hasil penelitian selama 70 tahun demi melihat hubungan antara kepemilikan anjing dan mortalitas. Penemuan mereka tidak mengagetkan. Menurut data dari enam penelitian berbeda yang dirilis antara 1950 dan 2019, kepemilikan anjing diasosiasikan dengan pengurangan risiko kematian sebanyak 24 persen. Angka ini menjadi lebih wah karena juga berlaku untuk manusia yang pernah memiliki masalah kardiovaskular.Ini semua tuh sebenarnya cuman cara keren untuk mengatakan bahwa anjing membantu manusia hidup lebih lama, terutama mereka yang memiliki masalah jantung. Sebuah kajian terpisah, yang juga dirilis di Circulation, bahkan membawa teori ini ke level berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa pemilik anjing memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik bahkan setelah menderita stroke atau masalah jantung lainnya.Ilmuwan akan mengatakan bahwa memiliki anjing itu baik karena memaksa pemilik untuk berjalan-jalan dan bermain, dan ditemani itu baik adanya. Saya percaya dengan ini. Tapi kalau ada anjing lucu di depan saya, saya sudah pasti akan bermain dengannya. Itu mah bukan sains, tapi logika umum.Follow Hannah Smothers di TwitterArtikel ini pertama kali tayang di Tonic