FYI.

This story is over 5 years old.

Olahraga

Rahasia di Balik Aksi Stunt Gila di Film-Film Laga

Tak perlu lah trik-trik komputer itu
SL
ilustrasi oleh Seth Laupus
Semua animasi pendek dalam artikel ini adalah gerakan dasar dalam seni tricking:

Tendangan spiral, salto belakang, tendangan dua kaki, tendangan baling-baling, dan tendangan salto

Banyak anak-anak di usia belia ingin besar menjadi seorang ninja. Banyak dari kita pasti ingat aksi kita meneror taman bermain mengikuti gaya-gaya Power Ranger atau Teenage Mutant Ninja Turtle. Namun bagi segerombolan atlet dewasa dan stuntman/woman (pemeran pengganti) yang memang fasih ilmu tricking bela diri, atau biasa disebut “tricking”, aksi meniru ninja adalah pekerjaan serius.

Tricking merupakan kombinasi dari seni bela diri, gimnastik, dan breakdancing. Kalau kamu pernah menonton film superhero apapun dalam 20 tahun terakhir, kemungkinan besar kamu sudah pernah menyaksikan tricking—tapi kamu mungkin mengira gerakan edan di layar lebar itu hasil CGI atau trik-trik Hollywood lainnya. Tapi ini salah. Ketika tokoh penjahat sedang dihajar hingga babak belur, kemungkinan itu dimainkan oleh stuntman yang memang sudah ahli tricking.

Iklan

Beberapa film blockbuster terbesar dalam beberapa tahun terakhir selalu memiliki seorang ahli tricking dalam tim stuntnya. Pemeran pengganti Chadwick Boseman dalam Black Panther, misalnya, adalah Danny Graham—salah satu ahli tricking terbaik di dunia—dan tim stunt pertarungan film tersebut dilengkapi oleh Matt Emig dan Micah Karns. Para ahli tricking juga bisa ditemukan dalam film-film seperti Avengers: Infinity War, Spider-Man:Homecoming, Deadpool, Iron Man dan masih banyak lagi.

Di atas kertas, tricking hanyalah kombinasi beberapa tendangan, salto, dan gerakan memutar. Tapi di dunia nyata, menonton seorang atlet tricking elit itu bagaikan menyaksikan tubuh manusia di puncak kemampuannya. Ledakan energi bisa membuat atlet tricking meloncat tinggi ke udara, tubuhnya bertransformasi menjadi bentuk konstelasi baru, sebelum diakhiri dengan tendangan memukau penuh tenaga. Tricking merupakan pertunjukkan kekuatan dan ketangkasan yang luar biasa, dan cabang olahraga ini berevolusi dari disiplin-disiplin bela diri yang sudah diasah selama beberapa abad.

Atlet bela diri dan ahli akrobat sudah lama bereksperimen dengan gerakan-gerakan yang nantinya digunakan dalam tricking. Misalnya, para praktisi capoeira—seni bela diri bercampur tari yang dikembangkan 500 tahun lalu oleh para budak Afrika di Brasil—sudah melakukan gerakan seperti raiz jauh sebelum atlet tricking mulai melakukannya. Kaum Esan dari Nigeria juga sudah lama menjalankan ritual suci yang dikenal sebagai Igbabonelimhin, sebuah pertunjukan tari akrobatik gila yang membutuhkan kemampuan-kemampuan yang pastinya dikenali para atlet tricking.

Iklan

Barulah di pertengahan 1900 tricking mulai dikenal di ranah mainstream. Di film bela diri Dragon Inn (1967) misalnya, kabel yang mengangkat para aktor membantu mereka melakukan aksi-aksi salto yang keren dalam adegan perkelahian. Penggunaan kabel yang lebih modern—seperti di The Matrix (1999)—menginspirasi para atlet tricking untuk mencoba gerakan-gerakan tanpa kabel yang sebelumnya dianggap tidak mungkin dilakukan.

“Tricking telah memperluas potensi koreografi perkelahian,” ujar Travis Wong, seorang Koordinator Stunt SAG-AFTRA yang tersohor. “Tricking telah memberikan kesempatan bagi karakter untuk melakukan manuver tanpa kabel, membawa elemen realisme ke depan layar dan membuat superhero dan karakter ikonik semakin hidup.”

Di saat yang bersamaan, bentuk awal tricking mulai memasuki seni bela diri mainstream. Inovator seperti George Chung dari Ernie Reyes’s West Coast Demo Team mulai memasukkan elemen akrobatik ke dalam pertunjukkan mereka, menciptakan gaya seni bela diri yang tidak lama kemudian mulai menghiasi TV dan film-film Amerika. Faktanya, anak lelaki dari instruktur Chung—Ernie Reyes Jr—memainkan adegan-adegan perkelahian Donatello di film live-action pertama Teenage Mutant Ninja Turtles (1990) dan juga di sekuelnya. Seri asli Mighty Morphin Power Rangers di awal 90-an juga menampilkan campuran bela diri dan gimnastik yang nantinya menginspirasi generasi baru atlet tricking.

Iklan

Pada tahun 2000, Blue Lightspeed Power Ranger dimainkan oleh Mike Chat, atlet bela diri yang membantu mengangkat karate kreatif Ernie Reyes ke tingkat lebih tinggi. Ketika dia menciptakan Xtreme Martial Arts (XMA), itu adalah semacam revolusi seni bela diri, karena alih-alih hanya mentoleransi, XMA justru mendorong atlet untuk memasukkan salto-salto dan trik inovatif ke dalam penampilam mereka. Salah satu pegiat awal XMA adalah Taylor Lautner muda, yang menggunakan kemampuan saltonya di salah satu peran film pertamanya.

Ketika mulai banyak atlet XMA berfokus di penemuan dan eksekusi trik-trik baru, praktek gerakan-gerakan ini secara eksklusif memisahkan diri dari XMA menjadi tricking, spesies baru dari pergerakan ekstrem yang hanya diatur oleh momentum dan batas imaginasi.

“Atlet tricking adalah orang dewasa yang mempertahankan naluri anak kecil untuk bermain, dan melihat dunia dengan rasa penasaran,” ujar James Daly, pencetus Invincible Tricking. Dia tidak salah—seiring olahraga ini berkembang, atlet kerap menemukan gerakan-gerakan baru yang keren dari buku komik, anime, atau video game, mengeluarkannya dari dunia fiksi dan membawanya ke ranah realita.

Lihat saja salah satu gerakan Street Fighter paling populer, misalnya—tendangan angin topan Ryu. Entah bagaimana, Graham berhasil melakukannya di dunia nyata, kemudian mempopulerkannya sebagai salah satu teknik tendangan tricking paling mengagumkan. Trik ini membutuhkan kekuatan dan kelincahan yang luar biasa. Atlet harus meloncat dengan satu kaki dan berputar penuh dua kali di udara, sementara kakinya lurus keluar dan menghantam musuh tiga kali. Para ahli fisika pasti sadar bahwa menjulurkan kaki seperti itu semakin mempersulit tubuh untuk berotasi 720 derajat. Gerakan Street Fighter lainnya yang juga berdampak besar dalam komunitas tricking: tendangan kilat Guile, yang kurang lebih mirip versi hardcore tentangan sepeda dalam sepakbola.

Gerakan seru lainnya yang terinspirasi dari fiksi adalah salto Iron Man, yang pastinya bahkan bisa membuat Mr. Stark sendiri terkagum-kagum. Setelah meloncat tinggi ke udara, atlet meluruskan kakinya dan meletakkan tangan di sisi tubuh, seakan dia Iron Man yang sedang menggunakan gas pendorong dari kaki dan telapak tangannya untuk melayang. Kemudian dia berputar penuh 360 derajat sebelum melakukan salto.