FYI.

This story is over 5 years old.

Mata Uang Kripto

Penambang Mata Uang Kripto “Menghambat” Upaya Manusia Mencari Alien

Proyek SETI yang bertujuan mencari kehidupan di luar bumi kesulitan mendapat kartu grafis komputer terbaru. Semua gara-gara kelakuan para penambang duit kripto.
foto: Shutterstock

Setiap hari ribuan relawan menyalakan komputer mereka untuk mengakses SETI@home project dengan harapan bisa menemukan alien di antara bintang-bintang. SETI@home—singkatan dari “Search for Extraterrestrial Intelligence at Home”—merupakan sebuah eksperimen yang menggunakan komputer orang-orang untuk meningkatkan daya proses proyek tersebut dan menganalisa lebih banyak sinyal radio dari luar angkasa.

Proyek SETI yang berbasis di UC Berkeley ini hanya mengandalkan para relawan untuk sebagian daya komputer, tapi mereka memiliki instalasi komputer mereka sendiri di beberapa teleskop. Namun tim proyek ini menghadapi masalah-masalah baru-baru ini saat mereka mencoba memperluas operasi mereka dengan menambahkan komputer terbaru dan paling kuat pada dua observatori mereka. Tim tersebut menemukan bahwa kepala Berkeley SETI Research Center Dan Wethimer menyampaikan pada BBC, bahwa mereka tidak bisa menemukan komponen komputer kunci yang diperlukan: graphics processing units (GPU).

Iklan

Itu semua, boleh jadi, berkat penambang mata uang kripto. Kartu-kartu yang sama yang membuat game PC terlihat keren dan bisa melacak data sinyal radio alien juga bisa “menambang” (atau menghasilkan) koin-koin digital seperti Ethereum dan Zcash, jadi mata uang kripto membelinya dalam jumlah besar dan hanya menyisakan segelintir saja untuk orang lain.

Mencari-cari bintang di luar tata surya adalah pekerjaan rumit yang “mengandalkan“ teleskop radio untuk mendengarkan sinyal radio dengan bandwidth pendek dari luar angkasa.” Menganalisa semua data dari teleskop-teleskop ini menggunakan banyak daya komputer. “Kami mau menggunakan GPUs terbaru dan kami tidak bisa mendapatkannya,” ujar Dan Werthimer, ilmuwan utama SETI, pada BBC. “Hal itu membatasi pencarian kita atas segala hal yang ekstraterestrial.”

Pabrikan kartu grafis seperti Nvidia kesulitan memertahankan permintaan untuk kartu-kartu grafis. Baru-baru ini mereka menyampaikan pada investor bahwa hal tersebut dapat meningkat untuk memenuhi tantangan-tangan yang ada sambil terus fokus pada pasar inti mereka— gamers. Hal ini bahkan menyimpulkan bahwa vendor-vendor membatasi pembelian kartu grafis dari pembeli individu dalam sebuah upaya supaya mereka tidak membeli semua kartunya.

“Ini adalah permasalahan baru, hal ini haya terjadi pada orderan kami selama beberapa tahun terakhir,” ujar Werthimer pada BBC. “Kami punya uangnya, kami telah mengontak vendornya dan mereka bilang, ‘kami enggak punya.’”

Seorang ilmuwan di SETI Institute— sebuah organisasi yang dibangun oleh Carl Sagan yang tidak berhubungan dengan proyek SETI di UC Berkely—berpikir bahwa kelangkaan GPU hanyalah permasalahan kecil dalam peningkatan daya proses komputer. Komputer akan menjadi lebih cepat dan kita akan menemukan alien kalau memang ada.

“Saya berani bertaruh segelas Starbucks dengan semua orang bahwa kita bisa menemukan ET dalam dua puluhan tahun,” ujar Seth Shostak, fellow di SETI Institute, padaku dalam sebuah email. Namun, dia tidak menggunakan GPU untuk melakukan pencarian. “Menggunakan GPU untuk SETI adalah suatu hal yang kami telah selidiki untuk waktu yang lama,” ujarnya. “Soal menemukan alien, semakin banyak daya komputer yang kamu miliki, semakin cepat kamu bisa melakukan pencarian. Seperti mencari harta karun tersembunyi di pulau South Pacific… kalau kamu bisa menggantikan sendok teh dengan cangkul, kamu bisa menemukannya dengan lebih cepat!”

Untuk sementara waktu, sepertinya penambang mata uang kripto membeli semua cangkulnya.