FYI.

This story is over 5 years old.

Korea Utara

Laporan Satelit Ungkap Korea Utara Punya 13 Markas Penembakan Rudal Rahasia

Pyongyang jelas melanggar kesepakatan menyetop pengembangan senjata pemusnah massal.
kim
Kim Jong-un dalam jumpa pers di Pyongyang pada September 2018. Foto oleh Reuters

Lima bulan setelah Donald Trump berusaha berdamai dengan Korea Utara dantak lagi mengancam akan menyerang Pyongyang, muncul kabar buruk itu. Satelit komersial memperoleh gambar akurat, betapa 13 markas penembakan dan pembangunan peluru kendali (rudal) level balistik masih beroperasi di Korea Utara. Di tempat itulah, rezim Kim Jong-un berusaha menciptakan senjata pemusnah massal yang bisa menjangkau jarak lintas benua.

Iklan

Laporan mengenai markas pengembangan rudal itu dipublikasikan awal pekan ini sebuah lembaga think thank Center for Strategic and International Studies dengan tajuk "Undeclared North Korea: Missile Operating Bases Revealed." Berdasar analisis citra satelit, lokasi rudal-rudal itu tersebar di berbagai kota Korut.

Markas itu rupanya juga sudah dipetakan oleh Dinas Intelijen Amerika Serikat (CIA), berdasarkan keterangan pejabat yang enggan disebut namanya kepada New York Times. . Hanya saja, Presiden Donald Trump merasa terlalu pede bahwa setelah bertemu Kim Jong-un di Singapura di Singapura beberapa bulan lalu, Korut akan langsung bersedia menyetop pengembangan rudal.

Faktanya, aktivitas militer masih sangat aktif di ke-13 markas. Tiap markas diperkirakan mampu, "memproduksi dan menembakkan rudal yang dapat menciptakan kehancuran signifikan di kawasn sipil." Bahkan, sebagian markas militer ini diyakini mampu menembakkan rudal dengan muatan bom nuklir.

Pyongyang, setelah ditekan berbagai negara, memang menghentikan uji coba penembakkan rudal. Namun soal pembuatan dan simulasi, tampaknya negara paling tertutup sedunia itu masih nekat meneruskannya. Plus, tidak ada jaminan AS berhasil meyakinkan sang diktator Kim Jong-un untuk menghancurkan semua stok senjata nuklir mereka.

Menanggapi laporan ini, Kementerian Luar Negeri AS membantah kalau Korut sudah gagal menepati janji. "Presiden Trump sebelumnya sudah menegaskan bahwa Kim Jong-un akan memenuhi komitmennya dengan menuntaskan proses pelucutan nuklir secara menyeluruh," demikian keterangan tertulis dari pihak Kemenlu AS tanpa merinci apa bukti bahwa Korut sudah melaksanakan janjinya.

Iklan

Tonton dokumenter VICE saat merekam pengiriman balon untuk rakyat Korut berisi propaganda kabur dari rezim diktator:


Salah satu peneliti utama untuk isu pengembangan nuklir Korut di CSIS adalah Victor Cha. Dia sebelumnya sempat menjadi kandidat dubes AS untuk Korea Selatan. Namun pengajuan namanya batal setelah Cha aktif mengkritik Trump atas kecerobohannya terlalu memberi kepercayaan pada Rezim Korut.

"Pekerjaan mengembangkan senjata pemusnah massal terus dilakukan oleh rezim Kim Jong-un," kata Cha saat diwawancarai New York Times. "Kecurigaan kita nyaris terbukti, Tampakya Trump sudah menyetujui kesepakatan yang buruk. Korut memang menghancurkan satu lokasi uji coba rudal dan menutup beberapa fasilitas kecil, lalu mendapat perjanjian damai."

Sedangkan Trump masih percaya AS dan dunia memperoleh kesepakatan yang bagus setelah negosiasi dengan Kim Jong-un. "Setidaknya sebagian sanksi internasional masih ada, uji coba rudal berhenti, dan orang yang disandera di Pyongyang sudah pulang."

Pusat pengembangan rudal dan senjata hulu ledak nuklir di Korut ada di pabrik pengembangkan Pyongsan. Setelah diteliti intelijen negara-negara Barat maupun Korsel, ternyata fasilitas militer itu juga masih beroperasi normal, berbeda dari janji Kim Jong-un untuk menghindari sanksi berlapis bagi negaranya.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE News