FYI.

This story is over 5 years old.

Nenek Moyang

Nenek Moyang Manusia Sudah Ada 100.000 Tahun Lebih Lama Dari Perkiraan Awal

Temuan arkeologis dari situs Jebel Irhoud, Maroko, akan mengubah sejarah umat manusia di Planet Bumi.
Adult mandible found at Jebel Irhoud. Image: Jean-Jacques Hublin/MPI-EVA.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Lima fosil Homo Sapiens—spesies awal manusia alias nenek moyang kita—ditemukan di sebuah situs purbakala Maroko. Kelima fosil tersebut diperkirakan berumur 300.000 tahun atau malah jauh lebih tua lagi. Dengan demikian, kemungkinan besar, jasad-jasad ini bakal tercatat sebagai fosil Homo Sapiens tertua yang pernah ditemukan.

Hasil temuan arkeologis tersebut—yang dielaborasikan dalam dua makalah di Jurnal Ilmiah Nature, mendorong linimasa evolusi jauh lebih awal dari perkiraan selama ini. Temuan di Maroko memaksa kita untuk merombak total pemahaman atas evolusi spesies manusia yang dimulai dari Benua Afrika.

Iklan

Penggali tengah mengerjakan sisa-sisa deposit di Jebel Irhoud. Foto: Shannon McPherron, MPI EVA Leipzig.

Tim arkeolog internasional diketuai Jean-Jacques Hublin dari Max Planck Institute for Evolutionary Anthropology bersama Abdelouahed Ben-Ncer dari National Institute for Archaeology and Heritage, menemukan fosil-fosil homo sapiens tertua itu di Jebel Irhoud. Selain tulang nenek moyang, di sekitar mereka terkubur seperangkat perkakas batu dan tulang belulang binatang (kijang dan beberapa mamalia kecil).

Tim peneliti ini menemukan tengkorak, gigi dan tulang-tulang panjang dari lima individu Homo Sapiens. Sisa-sisa fosil ini kemudian diperiksa dengan teknik thermoluminescence dating supaya bisa diketahui dari mana asalnya. Ternyata, tulang belulang berusia 300.000 tahun, 100.000 tahun lebih awal dari perkiraan awal kemunculan Homo Sapiens yang sebelumnya berkembang.

perkakas dari zaman Batu Tengah yang ditemukan di Jebel Irhoud. Foto: Mohammed Kamal, MPI EVA Leipzig.

Hasil rekontruksi fosil Homo sapiens dari Jebel Irhoud. Foto: Philipp Gunz, MPI EVA Leipzig .

Jebel Irhoud juga pernah menjadi lokasi penemuan fosil hominid awal lainnya pada tahun 1960an. Mulanya, fosil-fosil dipercaya dari masa yang berbeda. Hipotesis awal mengindikasikan bahwa ini adalah fosil Neanderthal atau spesies non- Homo Sapiens lainnya. Sayangnya, semua penjelasan itu tak begitu meyakinkan.

"Salah satu alasan utama saya ingin kembali melakukan penggalian di wilayah ini adalah untuk mengungkap umur keberadaan Homo Sapiens dan jika memungkinkan menemukan material lainnua," tutur Hublin. "Dan kami sangat beruntung karena keduanya terpenuhi.

Penentuan awal masa Homo Sapiens hasil temuan di Jebel Irhoud memungkinkan kita membayangkan suatu masa ketika beberapa spesies hominin berbagi satu benua yang sama. Setidaknya, kita tahu sekarang Homo Sapiens adalah salah satunya.

Jean-Jacques Hublin menunjuk ke arah tengkorak manusia yang hancur. Foto : Shannon McPherron, MPI EVA Leipzig.