Kol. Nelson Michael: hal pertama yang harus kamu tahu adalah bagaimana orang terinfeksi patogen—entah bakteri atau jamur, gampangnya "penyakit"— dan bagaimana sistem kekebalan tubuh melakukan perlawanan? Nah, jika anda paham hal ini, pertanyaan selanjutnya yang muncul dalam pembuatan vaksin—ada banyak sekali resep dalam membuat vaksin—bagaimana kita meniru apa yang dilakukan oleh sistem kekebalan tubuh dalam melawan virus?Resap mana yang akhirnya anda pakai untuk Virus Zika?
Kami mengambil satu virus, membiakkannya lalu kami bunuh dengan formaldehyde—mirip dengan apa yang dilakukan Jonas Salk di tahun 1952 pada virus polio. Hasil percobaan kami ini berhasil melindungi tikus, primata non-manusia atau monyet. Dekat -dekat Halloween nanti untuk pertama kalinya kami akan menyuntikkan hasilnya ke manusia.
Kol. Michael bicara dengan pejabat negara asing dalam sebuah kunjungan ke WRAIR. Foto: WRAIR
Kapan kami bisa tahu vaksin ini aman dan efektif untuk manusia?
Kami bekerja secepat kami bisa. Kami baru akan tahu apakah vaksin ini bekerja pada manusia atau tidak musim panas depan. Ini hitungannya luar biasa cepat dalam proses pengembangan vaksin. Biasanya, durasi yang diperlukan dari penggodokan konsep hingga vaksin siap didistribusikan makan waktu 10 tahun dan dana sebesar Rp13 triliun.Kenapa kali ini bisa sangat cepat?
Ini bukan pertama kali kami menangani tipe virus ini, yang biasanya disebut flaviviruses [yang mencakup Zika]. Virus demam berdarah adalah contoh yang baik. Baru-baru ini, Sanofi Pasteur melinsensi vaksin demam berdarah. Ada juga vaksin untuk demam kuning. Jadi, kami punya track record yang sangat bagus dalam mengembangkan virus tipe ini.Setahu saya, kebanyakan vaksin tak sepenuhnya efektif. Dalam kasus Zika, seefektif apa suatu vaksin agar bisa terus dikembangkan?
Jawabannya tergantung pada siapa anda bertanya. Namun, persentasi keefektifan sebenarnya adalah sesuatu yang bisa dinegosiasikan terlebih dahulu dengan badan pengatur nasional—FDA kalau di Amerika Serikat—dan pabrik pembuat vaksin. Namun, untuk kasus Zika, banyak orang mengatakan efektifitasnya harus 70%."Kita harus bisa memprediksinya, seperti alarm tornado yang berbunyi 2 jam sebelum tornado memporakporandakan kotamu. Ini yang menyelamatkan banyak nyawa."
Bagaimana efektivitas vaksin Zika dibandingkan dengan efektivitas vaksin lain?
Biasanya benchmark yang digunakan tak kurang dari 70%. Namun, untuk penyakit seperti HIV, bahkan ketika efektivitasnya hanya mencapai 50%, orang langsung menyambutnya dengan baik. Makannya, tak mudah menjawab pertanyaan ini. Efektivitas Vaksin HPV mencapai 100%, tapi ini kasus yang langka.Apakah mati-matian membuat vaksin saat epidemi terjadi adalah metode yang terbaik? Apa ada hal lain yang bisa kita lakukan?
Apa yang kita lakukan sekarang ini sebenarnya menegaskan pentingnya memiliki situs pengawasan penyakit menular yang lebih awas lagi. Maksud saya. ,kita harus bisa memprediksi epidemi, seperti alarm tornado yang berbunyi 2 jam sebelum tornado memporakporandakan kotamu. Ini yang menyelamatkan banyak nyawa.Pemerintah Amerika Serikat terus meningkatkan investasi dalam pembentukan jaringan pengawasan di berbagai bagian di bumi tempat penyakit-penyakit ini berulang kali muncul. Lalu, ada juga metode molekuler yang bisa membantu kita mengenali patogen jenis baru. Jadi, ada dua hal yang kami lakukan sekarang: membangun jaringan dan mengembangkan teknologi.
Interview ini telah diedit guna menyesuaikan panjang dan agar lebih mudah dipahami
Koreksi: versi awal artikel ini menyatakan bahwa kawasan Wynwoond, Miami adalah satu-satunya daerah yang mengalami penyebaran virus Zika. Ternyata, virus Zika terdeteksi menyebar di beberapa area di Florida.