Seniman Singapura Merajut Mi, Menghasilkan Karya Seni Memukau
Foto via Top 10 News

FYI.

This story is over 5 years old.

Munchies

Seniman Singapura Merajut Mi, Menghasilkan Karya Seni Memukau

Cynthia Delaney Suwito ternyata berulang kali membuat karya seni berbahan ramen atau mi instan. Ntab!

Artikel ini pertama kali tayang di MUNCHIES.

Bagi sebagian orang, ramen atau mie adalah santapan pengenyang perut. Mereka tak begitu memikirkan seni penyajiannya. Kalau lapar sudah datang, kelar mi dalam mangkok. Persetan dengan estetika.

Namun tidak demikian bagi Cynthia Delaney Suwito, ramen baginya adalah bahan dasar sebuah karya seni. Seniman asal Singapura ini telah menghabiskan ratusan jam untuk merajut isi cup mi ramen menjadi syal.

Iklan

Suwito memulai proses kreatifnya dengan memilih mi dari supermarket terdekat, merebus dan mendinginkannya. Setelah itu, alih-alih membubuhkan bumbu mi, Suwito mulai merajut mi dengan menggunakan sepasang jarum rajut. Setidaknya, butuh waktu sekitar tiga sampai empat jam untuk menghasilkan rajutan seluas 20 cm persegi. "Mayoritas orang penginnya proses ini bisa dilakukan dengan cepat." ujar Suwito dalam sebuah video yang disiarkan oleh Top 10 News. "Ini cuma tentang masalah makanan, dalam hidup, mereka juga maunya yang instan-instan aja."

Penekanan tentang hal ini bisa dijumpai dalam website Suwito. Di sana, Suwito membeberkan komitmennya untuk mengubah segala sesuatu yang diharapkan terjadi dengan instan menjadi suatu proses yang lambannya minta ampun, suatu proses yang bisa kelar atau tidak. Suwito menyatakan dia akan "terus merajut selamban mungkin sampai mencapai kesempurnaan." dengan demikian, Suwito membiarkan proyeknya "open-ended" karena toh apa pula itu yang namanya kesempurnaan? Siapa yang bisa mendefinisikan kesempuraan.

Ini bukan kali pertama Suwito menggunakan karya seni berbajan ramen. Suwito menginisiasi "Noodle Confessions," sebuah proyek seni yang mengumpulkan kenangan orang menyantap mi instan di berbagai penjuru dunia. kenangan -kenangan tersebut kemudian dicetak dan ditempel di bungkus—apalagi kalau bukan—mi instan. Selain itu, Suwito juga pernah menelurkan karya instalasi berujudul "Instant Noodles – Specimen" yang menyuguhkan sampel mi sebagai sebuah artifak ditemukan oleh para arkeolog di masa depan, lengkap asumsi mereka tentang kehidupan kita saat ini.

Meski sudah merajut mi sejak akhir tahun 2014, Suwito mengaku belum bosan dengan dengan mi (pun, dia masih doyan makan mi). Jika anda berhasrat mengikuti jejak Suwito, seniman asal Singapura ini menganjurkan untuk menggunakan mi instan merk Indomie dan Nongshim. Sisanya, anda harus mencoba-coba sendiri. Tapi jangan khawatir, toh kalau pun anda salah, anda tinggal merebus mi-nya, membumbui dan akhirnya menyantapnya.