Kriminalitas

Pembakaran Mobil di Pekalongan Dikira Karena Iri Sama Pemudik Pamer Harta, Motif Aslinya Lebih Gila

Awalnya polisi menduga insiden ini dipicu korsleting. Pelaku ternyata tetangga korban. Dia pun terancam hukuman delapan tahun penjara
Mobil Baru Dibakar di Pekalongan, Kita Harus Mikir Ulang Perlunya Pamer Harta pas Mudik
Foto ilustrasi mobil dibakar via Pixabay. Lisensi CC 2.0

Dendam, seperti rindu kalau pinjam judul buku sastrawan Eka Kurniawan, harus dibayar tuntas. Tak peduli jika momennya adalah Idulfitri yang identik dengan aktivitas saling memaafkan.

Itulah yang diyakini seorang pemuda di Kota Pekalongan, ketika nekat membakar mobil baru milik tetangganya dilatari motif dendam pribadi. Malang buat pelaku dan korban, peristiwa yang terjadi sehari setelah Idulfitri kemarin, ternyata salah sasaran. Toyota Agya putih yang sudah gosong itu rupanya milik orang lain.

Iklan

Kejadian ini mengemuka setelah foto mobil hangus dengan masih menyisakan plat nomor berwarna putih, tanda bahwa mobil itu masih baru, viral di Facebook. Butuh waktu satu jam bagi pemadam kebakaran setempat mematikan api yang berkobar sejak pukul 12 malam.

Kepolisian Pekalongan yang datang ke lokasi tadinya mengira kebakaran disebabkan korsleting di sistem kelistrikan mobil. Sampai kemudian ditemukan sisa kayu bakar di bawah rangka mobil. Penyelidikan polisi berbuah hasil, mobil itu dibakar oleh pemuda berinisial F yang masih terhitung tetangga korban.

F yang segera mengakui tindakannya di hadapan petugas. Dia mengaku nekat membakar mobil karena punya dendam lama terhadap pemilik rumah tempat mobil itu terparkir. Kepada polisi ia juga mengatakan dirinya menyesal karena dendamnya pun ternyata masih belum kesampaian, dikutip dari Tribunnews. Akibat tindakannya, F terancam penjara maksimal delapan tahun.

Sebelum F tertangkap, netizen sempat menduga pembakaran dilatarbelakangi kedengkian melihat orang punya kendaraan bermotor baru. Masuk akal jika orang berpikir demikian, soalnya mudik Lebaran sudah terlanjur identik sebagai ajang memamerkan kesuksesan hidup, yang salah satu ukurannya adalah membawa pulang mobil saat berkunjung ke kampung halaman.

Tren itu bisa diperiksa dari data penjualan kendaraan bermotor. Sepanjang 2018, seperti tahun-tahun sebelumnya, Kepala Pemasaran PT Suzuki Indomobil Sales Harold Donnel menyatakan penjualan mobil Suzuki cenderung naik 5-15 persen saat mendekati Lebaran. Data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) 2018 juga senada. Penjualan motor naik 8,5 persen selama Ramadan dibanding bulan sebelumnya.

Namun, selain itu angka kriminalitas juga selalu naik setiap mendekati Idulfitri. Merujuk Polri angka kriminalitas bahkan melonjak hingga 5 kali lipat menjelang lebaran, kalau dibandingkan bulan sebelum puasa. Menurut Data Pusat Informasi Kriminal Nasional Polri, varian kejahatan yang dilakukan berkisar antara kekerasan, pencurian kendaraan, penganiayaan, pemerkosaan, dan lain-lain.

Semua data di atas jadi nggak guna kalau ingat lagi bahwa pemuda F ini sebenarnya cuma salah sasaran. Tapi, kejahatan goblok yang dibikin F bikin deg-degan juga. Setidaknya ulahnya bikin banyak netizen yang hanya baca artikel dari broadcast whatsapp berpikir ulang kalau mau pamer harta saat mudik.