'Hantu-Hantu' Gerilyawan di Hutan Myanmar
Semua foto oleh penulis.

FYI.

This story is over 5 years old.

Seri Foto

'Hantu-Hantu' Gerilyawan di Hutan Myanmar

Tentara Pembebasan Nasional Karen adalah pasukan gerilya yang paling aktif memberontak di Myanmar. Mereka biasanya ogah membuka diri pada jurnalis asing. Mendadak kontributor VICE berkesempatan mengikuti keseharian mereka.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Magazine Edisi September 2012. Pada 2015, gerakan pemberontak yang bernama Tentara Pembebasan Nasional Bangsa Karen sempat setuju menggelar gencatan senjata dengan pemerintah pusat Myanmar. Namun, Tatmadaw (sebutan untuk angkatan bersenjata Myanmar), melanggar perjanjian itu pada Maret 2018 lalu, sehingga konflik bersenjata serta perang saudara kembali berlanjut.

Iklan

Selama 63 tahun terakhir, Myanmar telah melaksanakan program pembersihan etnis metodis terhadap minoritas di negara itu, dengan mengandalkan taktik mengerikan seperti pemerkosaan yang disponsori negara dan pembantaian massal warga sipil. Di ujung timur negara itu, di sepanjang perbatasan Thailand, genosida ini telah berubah menjadi pertempuran yang berlarut-larut dan tak berkesudahan antara pemerintah Myanmar dan salah satu kelompok etnis minoritas Karen.

Setelah melalui sekian dekade pertempuran, Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) berhasil menjadi menjadi lawan paling ditakuti Angkatan bersenjata Myanmar; biasa disebut Tatmadaw. Sebagian pengamat Myanmar menyebut pasukan Karen sebagai kekuatan tempur gerilya yang paling efektif di Asia. KNLA sekaligus salah satu dari beberapa kelompok pemberontak yang tidak dianggap sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat, kemungkinan karena KNLA 100 persen menolak bisnis narkoba dan sangat berbakat dalam meledakkan laboratorium metamfetamin yang dikelola pemerintah di tengah hutan (tahulah, Myanmar adalah lokasi Segitiga Emas yang memasok sebagian besar metamfetamin bahan baku sabu-sabu ke kawasan Asia).

KNLA adalah kelompok yang menarik untuk diliput. Sayangnya, mereka dikenal tidak terlalu ramah kepada orang luar, terutama orang-orang yang memiliki kamera. Tetapi entah bagaimana saya—seorang fotografer Kanada yang datang hanya berbekal rasa penasaran—berhasil diterima Pasukan Khusus KNLA. Saking elitnya, mereka dijuluki 'hantu'.

Iklan

Butuh banyak usaha (termasuk bantuan dari seorang tentara bayaran yang mencurigakan) untuk mengatur perkenalan dengan salah satu perwira tinggi KNLA, Kolonel Ner Dah Mya. Setelah pertemuan yang menegangkan, kolonel memberi saya akses ke wilayah yang dikuasai pemberontak yang dikenal sebagai Kawthoolei.

Masuk ke wilayah ini sangat mengganggu karena ini adalah medan perang hutan yang dipenuhi ranjau. Menurut Angkatan Darat Kerajaan Thailand, lebih dari 70 persen dari perbatasan sepanjang 1.268 mil ini telah diunggulkan dengan bahan peledak anti-personil. Menyadari bahwa setiap langkah yang saya ambil bisa jadi yang terakhir ada hal yang mengerikan, tetapi ketika saya diapit oleh orang-orang yang membunuh segala sesuatu yang bergerak untuk mencari nafkah dan dikenal sebagai “hantu hutan”, kamu dengan cepat belajar untuk meniru mereka dan berpura-pura tidak terpengaruh.

Penindasan budaya terhadap Karen (antara lain, bahasa mereka tidak diajarkan di sekolah-sekolah yang dikelola pemerintah) sangat membuat marah KNLA sehingga mereka bersedia mengambil tindakan drastis untuk melindungi cara hidup mereka. Mereka menghabiskan bertahun-tahun di hutan penuh malaria, jauh dari keluarga mereka dan menghadapi kematian setiap hari. Meskipun gaya hidup mereka yang ekstrem dan berdedikasi menggulingkan pemerintah, sebenarnya di waktu senggang anggota KNLA tetap manusia biasa. mereka orang-orang yang menyenangkan untuk diajak bergaul. Sepanjang 14 hari yang saya habiskan bersama KNLA, antara pesta-pesta yang menyenangkan (alkohol), serangan hutan, dan perjalanan-perjalanan epik, saya menyadari bahwa mereka bukanlah pasukan gerilya modern yang hedonistik, tukang membakar desa-desa, dan amoral. Mereka adalah sesuatu yang lebih manusiawi. Misalnya, SeeTu bukan hanya ahli bahan peledak tetapi juga penghibur dan sejarawan musik penduduk. Dia sangat gembira ketika dia menyadari bahwa aku berasal dari negara yang sama dengan bintang pop favoritnya sepanjang masa—Shania Twain.

Iklan

Salah satu prajurit termuda KNLA, namanya An No. Dia lebih suka dipanggil AK.

Setelah berhasil masuk kembali ke wilayah kekuasaan etnis Karen, pasukan KNLA berkumpul memeriksa kelengkapan senjata masing-masing.

Dua prajurit Karen yang masih muda sedang bersantai menanti arahan dari ketua regu.

Seorang prajurit Karen menembus hujan deras menuju Desa Maw Kee.

Satu prajurit Karen merokok saat mengantar saya menuju air terjun tempat pertemuan dengan Kolonel Ner Dah Mya. Dia bilang, baru ada delapan orang asing yang pernah bertemu sang kolonel. Saking jarangnya, dia bisa ingat persis jumlahnya.

Salah satu 'hantu' KNLA, memamerkan tato di punggungnya.

Ketika ditanya soal bandana yang dia kenakan, Nah Na justru tidak kenal siapa Bob Marley.

Di usia 63 tahun, Thoo Goo memutuskan bergabung dengan pasukan khusus pemberontak Karen.

See Tu dan dua hantu lain berpatroli keliling hutan mengendarai Land Rover.

Pe Yat, adalah pengawal pribadi saya selama mengikuti gerak-gerik mereka. Pe Yat senantiasa memanggul peluncur granat di bahunya.

Nah Na memamerkan tato keselamatan ala Karen di wajahnya.