Jepang

Rice Cooker Satu Porsi Adalah Terobosan Teknologi Sempurna Bagi Kaum Jomblo

Alat ini sempurna untuk orang yang biasa makan sendirian, makanya laris manis di Jepang
(Kiri) Ilustrasi lelaki menenteng kantong belanjaan, (kanan) rice cooker satu porsi
Foto: [Kiri] YOSHIKAZU TSUNO / AFP; [Kanan] Thanko

Ribuan orang di Jepang sedang terobsesi dengan penanak nasi seukuran kotak tisu. Hanya bisa memasak satu porsi nasi, produknya secara khusus dipasarkan untuk mereka yang tinggal sendiri.

“Produknya cocok sekali untukku,” begitulah pengakuan Yoshi Ikeda, seorang pegawai kantoran yang baru membeli rice cooker satu porsi. Dia tinggal sendiri, sehingga merasa terbantu dengan alat itu.

Permintaan akan peralatan dapur satu porsi meningkat drastis karena sebagian besar orang hanya bisa di rumah dan tidak dapat makan bareng di luar selama pembatasan sosial berskala besar. Namun, tren ini juga mengingatkan bagaimana pandemi dapat memperburuk perasaan isolasi, terutama di negara yang satu dari tiga warganya hidup sendiri.

Iklan

Data sensus terbaru mengungkap hampir 35 persen populasi Jepang tinggal sendiri pada 2015. Sebagai perbandingan, rumah tangga berisi satu orang di Amerika dan Britania Raya masing-masing hanya 28 dan 30 persen di tahun yang sama.

Jumlah rumah tangga satu orang terus meningkat. Ilustrasi: Matt Selvam.

Jumlah rumah tangga satu orang terus meningkat. Ilustrasi: Matt Selvam.

Pemerintah Jepang khawatir pandemi akan meningkatkan rasa kesepian dan keinginan bunuh diri pada 44 juta warga yang tinggal sendiri. Benar saja, angka bunuh diri akibat COVID-19 meningkat selama lima bulan berturut-turut di sana.

Meningkatnya jumlah orang yang tinggal sendiri tercermin dalam banyaknya pilihan produk yang dapat memenuhi kebutuhan mereka, seperti rice cooker kecil ini.

Diluncurkan akhir tahun lalu oleh produsen peralatan dapur Thanko, penanak nasinya mirip seperti kotak bekal dua tingkat. Pengguna hanya bisa memasak untuk satu kali makan, sehingga takkan ada lagi yang namanya nasi dingin.

Lisa Kobayashi membelikan rice cooker satu porsi untuk pamannya yang tinggal sendiri. “Saya harap paman bisa makan nasi baru sekarang,” tutur perempuan berusia 30-an.

Pertama kali dipasarkan pada 14 Desember, Thanko telah menjual 50.000 produk sejauh ini.

Peralatan dapur lain seperti pemanggang daging, panci fondue, cetakan takoyaki dan hotplate juga dijual versi satu porsinya. Perabot rumah untuk satu orang, macam kotatsu (meja rendah berlapis selimut), bahkan semakin banyak ditemukan di sana.

Iklan

Restoran-restoran Jepang pun tak mau kalah saing. Banyak yang menawarkan ohitorisama atau menu hemat untuk satu orang. Contohnya seperti pilihan “My Box” yang diperkenalkan oleh Pizza Hut pekan lalu. Seseorang bisa membeli sekotak pizza mini, kentang goreng dan nugget ayam seharga 700 yen saja (sekitar Rp95 ribu). Menurut Pizza Hut, mereka tertarik “menyediakan paket murah” kepada para pelanggan supaya “pengalaman makan sendirian mereka semakin menyenangkan”. 

Menu "My Box" Pizza Hut

Menu "My Box" Pizza Hut. Foto: Pizza Hut Japan Ltd.

“My Box” laku berat. Penjualan Pizza Hut selama masa promo November kemarin naik tiga kali lipat dari penjualan-penjualan sebelumnya di Jepang.

Tampaknya untuk sementara waktu, orang-orang yang tinggal sendiri di Jepang masih belum bisa makan bareng teman dan keluarga. Pemerintah melarang kedatangan wisatawan asing sejak awal Januari guna mencegah kasus penularan yang lebih besar. Jumlah kasus positif di Jepang mencapai 331.000 orang hingga saat ini, dengan kematian sekitar 4.500 jiwa. Status darurat COVID-19 telah diberlakukan di 11 prefektur, termasuk Tokyo.

Follow Hanako Montgomery di Twitter dan Instagram.