The VICE Guide to Right Now

Ada Situs Menghitung Kelangkaan Tisu Toilet Kalau Terus Ditimbun Masyarakat

Orang di negara Barat saat ini rajin menimbun, sampai punya stok tisu 500 persen lebih banyak daripada yang mereka butuhkan. Makanya, cebok pada pakai air kayak di Indonesia dong.
Gavin Butler
Melbourne, AU
Ilustrasi tisu toilet dan situs howmuchtoiletpaper.com
Gambar via pengguna Flickr Brian, CC licence 2.0 (Kiri) dan howmuchtoiletpaper.com (Kanan)

Aku orang Australia, dan tinggal satu atap sama dua orang lainnya. Saat ini, kami punya enam gulung tisu. Setiap orang dapat dua gulung. Kami enggak borong tisu, dan sekarang stoknya masih kosong di supermarket. Aku enggak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau tisu kami habis dan lockdown masih berlangsung. Kami bertiga kemungkinan pergi ke toilet lima kali, jadi stok kami masing-masing baru habis setelah 40 hari jika memakai beberapa lembar tisu setiap menyeka.

Iklan

Perhitungannya aku ambil dari kalkulator online howmuchtoiletpaper.com. Dengan kalkulator ini, kalian bisa menghitung seberapa banyak tisu toilet yang dibutuhkan selama karantina. Kita memang enggak tahu pasti kapan pandemi virus corona berakhir, tapi jika aku mengasumsikan orang rumah harus beli tisu gulung baru enam minggu kemudian, itu berarti sumber dayanya baru cukup membuat 76 persen saja. Kalau sampai tisu kami habis ketika masih lockdown, kayaknya orang rumah harus minum obat diare supaya mampet. Atau haruskah kami menyeka pantat dengan barang-barang yang ada di rumah? Kayak uang atau daun, misalnya?

Dikembangkan software developer Ben Sassoon dan seniman Sam Harris dari London, situs tersebut ramah pengguna. Kalian bisa menghitung seberapa banyak tisu gulung yang dimiliki, dan seberapa sering kalian ke kamar kecil setiap hari. Setelah itu, kalkulatornya akan memberi tahu berapa lama penggunaannya. Kalian juga bisa mengubah detail untuk mendapatkan proyeksi lebih andal, misalnya seperti berapa lembar tisu yang digunakan sekali seka. Perkirakan masa karantinanya, dan kalkulator akan memprediksi seberapa lama tisunya bertahan.

Sassoon menjelaskan kepada The Verge, howmuchtoiletpaper.com yang awalnya cuma buat iseng-iseng saja meraih jutaan klik dalam hitungan hari. Situsnya kini bisa menjadi “alat edukasi untuk mengurangi aksi penimbunan yang sedang terjadi di seluruh dunia.”

Situs tersebut juga bisa menyinggung betapa anehnya sifat para penimbun yang memborong tisu toilet dalam beberapa minggu terakhir. Stok tisu mereka bisa buat tahunan, dan orang lain enggak kebagian apa-apa.

“Stok tisu yang dimiliki rata-rata orang Australia selama karantina yaitu 500 persen lebih banyak daripada biasanya,” ungkap Sassoon. “Kami berharap situs ini dapat menyadarkan orang-orang kalau mereka enggak perlu mengosongkan stok di toko.”

Follow Gavin di Twitter atau Instagram.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia