Risiko Pembesar Penis

Teror Melepuh Usai Pakai Daun Pembesar Penis dari Papua Mengintai Lelaki Indonesia

Daun tiga jari sedang populer di berbagai situs jual beli sebagai pembesar penis alami. Masalahnya, informasi cara pakai yang simpang siur membuat konsumen mengalami horor di alat vitalnya.
Teror Daun Pembesar Penis asal Papua yang Malah Merusak Kelamin Lelaki
Kolase oleh VICE. Sumber ilustrasi terong dan daun dari Shutterstock.

Memperbesar penis masih saja jadi obsesi banyak lelaki di Indonesia, sekalipun besar kecilnya perkakas tak ngefek pada kepuasan pasangan, menurut penelitian melibatkan banyak perempuan. Berbagai iklan pembesar penis masih menarik minat banyak konsumen di situs-situs jual beli Tanah Air. Baik yang berbahan kimia, jasa pijat tradisional, sampai daun herbal. Belakangan, pendekatan herbal lumayan diminati. Khususnya pemakaian daun tiga jari asal Papua yang konon bisa memperbesar penis dalam waktu singkat.

Iklan

Sempatkan saja browsing singkat di berbagai situs jual beli, masukkan kata kunci "daun pembungkus penis papua" atau "daun tiga jari". Segera terlihat bermacam produk macam itu dijual di lapak-lapak digital. Harganya lumayan terjangkau jika dibandingkan viagra, cuma Rp150 ribu untuk tiga sachet daun. Ada yang menjual sudah berupa ekstrak minyak, dengan harga separuhnya. Testimoni empat bintang emas diberikan para pembeli sebelumnya, membuat pemula yang terobsesi memperbesar ukuran perkakasnya makin tertarik mencoba.

Masalahnya, beberapa waktu lalu jagat Twitter sempat dikagetkan postingan screenshot salah satu toko online menjual ‘pembesar alat vital pria’ berupa produk racikan daun bungkus papua, yang bikin kelamin melepuh parah.

Warganet tambah merinding lihat gambar yang diunggah ke kolom ulasan pada toko online itu tanpa sensor. Benar-benar bikin kita jadi berpikir dua kali menjajal daun tersebut.

"K*nt*l saya melepuh di hari raya, bukannya silaturahmi," demikian pengakuan lugas si pembeli dibarengi foto alat vital miliknya yang diperban (walaupun kita tentu berhak bertanya, "ngapain juga pakai begituan pas hari raya?"). Komplain serupa muncul beberapa kali, semuanya dengan foto penis masing-masing yang terlihat mengerikan. Sejak ramai diperbincangkan di jagat maya, per tanggal akhir Juni 2019 produk itu hilang dari toko online yang menjual. Namun, jejak digitalnya terlanjur menyebar ke mana-mana.

Iklan

Sebenarnya apa itu daun pembungkus penis ini? Tumbuhan endemik dari pedalaman hutan Papua ini berjenis Smilax sp, dari kelas Liliopsida. Masyarakat Papua biasa menyebutnya daun tiga jari. Buat warga Papua, getah daun bungkus ini dikenal berkhasiat untuk membuat penis 'bengkak', seperti halnya masyarakat Papua Nugini yang sampai sekarang masih rajin menyuntikan minyak kelapa ke penisnya

Cara pakainya sederhana. Daun ditumbuk halus lalu, dicampur dengan minyak kelapa. Setelah tercampur, tumbukan itu dioles ke penis beberapa menit lalu dibersihkan. Pemakaian daun ini memang biasanya meninggalkan rasa panas pada batang kemaluan. Permasalahannya kok yang kompain itu sampai melepuh, seperti terbakar?

VICE mencoba menghubungi salah satu penjual daun tiga jari, untuk mencari tahu kenapa kira-kira insiden mengerikan itu bisa dialami konsumen. Adi*, orang yang bisnis utamanya jualan daun tiga jari, mengaku pernah mengalami hal yang serupa saat menjajal sendiri daun itu. Dia mengalami luka melepuh di batang penis. Dia bilang melepuh adalah efek wajar pemakaian daun bungkus. Masalahnya, ada takaran pemakaian yang tak dipatuhi konsumen.

"Kalau saya lihat dari foto penis konsumen, sepertinya dia mengoleskan tumbukan daun bungkusnya kelewat banyak, seluruh batang penisnya dia mandikan," ujar pemuda 23 tahun itu. "Yang benar itu cukup di ujung penisnya dioleskan cukup seminggu dua kali, ah namanya juga orang cuma pengin cepet gede aja."

Iklan

Menariknya, risiko melepuh setelah memakai daun ini sebenarnya bukan barang baru. Pelawak tunggal sekaligus aktor film, Pandji Pragiwaksono, pernah membahas bahayanya daun bungkus Papua di channel YouTube nya. Boyke Dian Nugraha, seksolog kenamaan Tanah Air, juga sudah mewanti-wanti bahaya pemakaian daun tiga jari jika tak didampingi orang yang ahli. "Itu bahaya banget soalnya banyak yang terkena infeksi dan penisnya sampai bernanah," ujarnya.

Peneliti pengobatan herbal I Made Budi saat dikonfirmasi detik.com turut memperingatkan konsumen agar lebih berhati-hati menggunakan daun ini untuk penis. Sebab belum ada penelitian ilmiah yang berhasil mengurai kandungan daun tersebut.

Walau ada foto-foto mengerikan beredar di medsos, tampaknya obsesi konsumen di Indonesia terhadap daun pembesar penis ini tak kunjung surut. "Setelah ramai diperbincangkan, anehnya malah banyak yang order. Tapi, karena saya enggak mau masalah ini jadi panjang, mending saya hapus dulu produk daun bungkus Papua yang saya jual. Kalau ada pembeli langsung japri ke saya, pasti saya bilang stok kosong, biar reda dulu," kata Adi, yang sehari-hari tinggal di Jayapura, Papua.

Supaya bisnisnya tak bikin dia dikejar-kejar BPOM akibat maraknya penis konsumen melepuh, Adi kini fokus mengedukasi calon pembeli. "Saya sudah memberi himbauan buat konsumen yang mau pesan produk saya, sebaiknya baca deskripsi terlebih dulu. Kalau memang siap dengan segala risiko, ya silahkan order, kalau tidak ya jangan order."

Susah sih mengimbau lelaki di negara ini supaya pede dengan perkakasnya. Hasil pencarian di Google menunjukkan masih banyak cowok penasaran ingin barangnya lebih besar lagi gara-gara berbagai asumsi keliru mereka soal kepuasan seks pasangan.

Padahal, penduduk Indonesia tak perlu berkecil hati. Kalau dibandingkan warga Asia Tenggara lainnya, rerata ukuran Mr P lelaki di sini terhitung panjang lho, mencapai 11,67 cm. Jadi, seperti pesan sebelumnya, fokus aja lah melatih kelihaianmu menggunakannya, bukan mikir nggedein melulu. Giliran melepuh di hari raya aja bagi-bagi ceritanya ke orang banyak. Hadeh….

*Nama narasumber disamarkan untuk melindungi privasinya