FYI.

This story is over 5 years old.

programmer

Tren Baru: Makin Banyak Programmer Tak Punya Gelar Sarjana Ilmu Komputer

Situasi ini tren di tataran global, mereka malas kuliah yang penting dapat makan gratis dan gaji bagus. Di Indonesia apakah kejadiannya sama ya?
Sumber ilustrasi dari Wikimedia Commons.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Menurut survei developer tahunan yang baru dirilis Stack Overflow—menggunakan sampel 64.000 pekerja di industri software seluruh dunia—jumlah angka lulusan sains komputer yang melamar sebagai pengembang software menurun drastis. Saat ini hanya 49 persen pengembang perangkat lunak punya latar belakang pendidikan ilmu komputer, sementara cuma 55 persen pengembang yang sudah berada di industri selama 10 tahun atau lebih datang dari jurusan yang sama.

Iklan

Responden survei direkrut melalui saluran-saluran Stack Overflow, misalnya iklan spanduk di situs dan blog post. Perlu diingat bahwa populasi pengguna Stack Overflow tidak bisa merepresentasikan industri pengembangan software secara keseluruhan karena lebih condong ke arah web developer.

Gelar dalam bidang ilmu komputer merupakan latar belakang edukasi yang umum bagi insinyur perangkat lunak karena dianggap bisa memberikan fondasi keilmuan kuat bagi pekerja. Ini mungkin agak klise, tapi saya sering mengatakan "belajar caranya belajar." Mungkin kamu tidak akan banyak belajar menulis Javascript di kelas kampus, tapi kamu akan diajari konsep inti yang memudahkan kamu untuk mempelajari bahasa programming baru seperti Javascript atau apapun nantinya.

Buka-bukaan aja nih, saya punya gelar ilmu komputer dan saya merasa beruntung. Namun kini, banyak jalan masuk baru menuju industri software, terutama coding bootcamp—program kejuruan yang berfokus di skill spesifik seperti frontend atau fullstack web development—dan program online raksasa macam Coursera dan Udacity yang menawarkan "gelar nano" dan sertifikat kelulusan program. Anda juga akan diajarkan untuk bisa belajar mandiri.

Seperti yang mungkin sudah kita semua tebak, survei menemukan bahwa mereka dengan gelar sains komputer memiliki kecenderungan yang lebih kecil untuk meninggalkan industri software dibanding yang tidak memiliki gelar.

Perkembangan software itu sendiri telah berkembang selama beberapa tahun terakhir, yang tercermin lewat tren-tren ini. Pengembang baru mengerjakan aplikasi web alih-alih, misalnya, embedded system, database, atau aplikasi desktop. Ketika ngobrol dengan insinyur dan pengembang lain, sulit untuk tidak memikirkan bahwa tidak ada ruang pertumbuhan di industri antara pengembangan web dan hal-hal sulit yang membutuhkan latar belakang teoritis atau konseptual. Ketika permintaan meningkat bagi insinyur yang bisa mengurus sistem terdistribusi, arsitektur cloud, data pipeline dan programming hal-hal internet, lulusan CS dari industri ini bisa menghadapi konsekuensi. Bagian dari masalahnya saat ini, mungkin, adalah ijazah CS tidak menawarkan banyak pekerjaan dengan upah layak. Setidaknya di tingkatan awal, seorang insinyur sistem atau data bisa diupah setara dengan seorang pengembang web. (Ini hanya pengamatan pribadi lho ya, bukan temuan penelitian.) Hal paling umum yang bukan ijazah CS, yang dimiliki mereka dalam industri ini, termasuk ilmu alam, matematika, psikologi, dan bisnis. Di antara temuan-temuan survey tersebut, ada hal ini: Pengembang baru sangat menggandrungi makanan gratis. Maksudnya yang disediakan kantor. "Pengembang baru, mereka yang pengalamannya kurang dari satu tahun, cenderung menyatakan adanya makanan gratis yang disediakan kantor sebagai insentif penting, sebagaimana pendidikan atau pelatihan yang ditanggung kantor, dan reimburse uang pendidikan," menurut postingan blog Stack Overflow. "Ini semua adalah pilihan di mana pengembang baru memberikan jawaban-jawaban yang berbeda secara signifikan dibandingkan yang lainnya; pengembang baru 50-60 persen cenderung menghargai makanan gratis dan pendidikan dibandingkan kolega-kolega mereka yang lebih berpengalaman. Pengembang dengan pengalaman lebih cenderung berkata bahwa dana pensiun dan pilihan bekerja dari luar kantor, adalah faktor yang amat penting bagi mereka."