15 Jenis Orang yang Sering Kalian Temui Dalam Pesta Pernikahan Indonesia Masa Kini
Ilustrasi jenis-jenis manusia di kawinan oleh Farraz Tandjoeng.

FYI.

This story is over 5 years old.

Lika-Liku Kondangan

15 Jenis Orang yang Sering Kalian Temui Dalam Pesta Pernikahan Indonesia Masa Kini

Pemburu zuppa soup, om-om demen ceramah soal #GantiPresiden, sampai mereka yang balik kuliah di luar lalu ngeluh kenapa pesta di Indonesia ribet+mahal banget. Daftar ini disusun berdasar data kuantitatif™​ dan kualitatif™​ coy...

Kalau ada yang mikir bahwa pernikahan cuma terasa ribet buat pasangan yang duduk bertengger di pelaminan, sori sob lau salah besar. Di Indonesia, pernikahan adalah pertaruhan banyak kepentingan. Pengunjung yang datang pun punya kepentingan masing-masing. Strategi agar selamat fisik maupun mental sepulang dari kondangan di masa sekarang menjadi keharusan.

Realitasnya, mempelai memang justru jadi nomor kesekian kalau kita bicara soal konflik kepentingan dalam perhelatan pesta perkawinan. Yang lebih banyak bermain misalnya a) pertaruhan gengsi antar keluarga, yang berusaha membuktikan pernikahan siapa yang paling mewah; b) pertaruhan sahabat mempelai yang paling "dianggap penting" untuk dapat baju bridesmaid seragaman; c) pertaruhan nasib mempelai setelah menikah, akankah pernikahan lancar jaya atau malah dirundung gosip dan pertengkaran; d) pertarungan eksistensi para tamu, apalagi kalau yang punya hajat kawinan keluarga orang "penting."

Iklan

Beberapa faktor di atas turut menyumbang alasan pesta pernikahan di negara ini ribet. Saban tahun, lebih dari dua juta orang menikah di Indonesia. Rata-rata pernikahan tersebut skalanya masif, mengudang minimal 500 orang. Belum lagi soal biaya. Keluarga kelas menengah yang berniat menggelar pesta di kategori "lumayan", seringkali harus keluar dana lebih dari Rp300 juta. Itu setara lima kali lipat di atas rata-rata pendapatan tahunan orang Indonesia. Udah mahal dan ribet, banyak manuver politiknya pula.

Maka, ubah mental kalian. Sejak sekarang sadarilah bila pernikahan di Indonesia adalah upacara melibatkan kepentingan berbagai kalangan. Karenanya kamu harus siap bertemu dengan berbagai jenis orang di pesta tersebut. Sayangnya, tidak semua manusia ini menyenangkan ketika ditemui. Berdasarkan hasil pengamatan kuantitatif maupun kualitatif™, akhirnya gue bisa menemukan 15 karakter manusia yang beberapa tahun belakangan konsisten muncul di arena pernikahan.

Tanpa banyak babibu, berikut 15 jenis manusia yang biasanya mudah kalian temukan di pesta kawinan manapun di Indonesia—mayoritas nyebelin. Semoga bisa membantu, minimal kalian agar tidak jadi bete pulang-pulang dari kondangan.

1.) Pasangan pengantin yang tak henti memutar video prewed pakai lagu Akad

"teret tetete teret… teret tetete teret… teret tetete teret… teret teeeeeet..” siap-siap aja elo bakal dengar intro ini setidaknya dua belas kali di hari perniakahan mereka. Belum jelas kapan tren ini berakhir.

2.) Teman kuliah pengantin geje yang hobinya taruhan kapan anak mempelai lahir

Irul: Menurut gue sih MBA, enggak nyampe sembilan bulan dari sekarang pasti anaknya udah lahir deh!

Bambang: Iya sih, liat deh kerjannya megangin perut terus, kenceng banget tuh ya korsetnya dipaksa.

Iklan

Dua-duanya biasanya belum kawin. Pacar juga enggak punya.

3.) Manusia ribet mengantre di counter zuppa soup

"Ini pegangin dulu makanan ibu, ibu mau ngantre lagi… duh kayanya sop-nya enak… Ibu mau sop ah… Duh ada sushi juga tuh."

4.) Mereka yang galau makan atau salaman dulu

Ini biasanya dialami teman-teman dekat mempelai yang enggak masuk daftar bridesmaid atau groomsmen. Mereka biasanya menghajar counter makanan lebih dulu dengan asumsi, ah elah entar juga ketemu pengantinnya, makan gratis kapan lagi. Biasanya mereka mempercayai adagium berikut: "pernikahan mereka minimal bertahan selama beberapa bulan, tapi kambing guling dan makanan lainnya cuma bertahan kurang dari dua jam, jadi mari bikin skala prioritas!"

5.) Si gandengan baru

Ini sering terjadi sama gue ehm… siapapun sih. Si pacar baru, gandengan, atau pacar bayaran ini, seharusnya tidak akan datang ke pesta penikahan karena pengantin maupun tamu lainnya enggak mereka kenal sama sekali.

Orang-orang ini biasanya datang karena beberapa kemungkinan, tapi yang paling sering ada dua: 1) diiming-imingi makanan gratis; 2) dipaksa pasangannya untuk ikut. Ciri-ciri mereka bisa dilihat jelas: enggak banyak bicara, terlihat malu-malu jika dikenalkan dengan tamu lainnya dan suka diam-diam hilang menyelinap ke antrean makanan.


Tonton dokumenter VICE soal biaya pernikahan di Sumba yang mahal banget, sampai-sampai anak muda di sana pilih kabur daripada bayar ongkosnya:

Iklan

6.) Clueless Bridesmaids

Bridesmaid adalah konsep yang masih asing di banyak kepala orang Indonesia, dan rata-rata mereka enggak pernah tahu pasti apa tugas inti seorang bridesmaid. Alhasil yang terjadi adalah: oh gue bridesmaid dan gue adalah tamu yang dikasih kain atau baju gratisan. Ada beberapa bridesmaid yang kadang cuma foto-foto, cari-cari makanan lalu malah pulang duluan. Sialan.

7.) Pemilik suara merdu yang memberi informasi parkir

"Mohon maaf untuk pemilik mobil Avanza Silver dengan nomor polisi B 212 OKOC harap dipindahkan karena menghalangi mobil dari katering yang mengantar tambahan zuppa soup."

8.) Tante temennya nyokap yang ngajak ngobrol soal 'kau-tahu-apalah-ujungnya'

Nah tipe-tipe kayak gini nih yang bikin gue males banget datang ke acara kumpul keluarga. Udah gitu, ada saja generasi tua mengeluh, "anak zaman sekarang enggak pernah dateng ke acara kumpul keluarga."

Ya deh om-tante, kami akan lebih berminat datang. Tapi mohon tipe-tipe seperti ini diamankan dulu agar tidak berpotensi menyebabkan perang dingin keluarga.

9.) Bapak-bapak mendadak mansplain kita harus segera #GantiPresien2019

"Katanya biaya bikin resepsi ini mahal banget. Gila memang. Apa-apa sekarang mahal. Coba lihat utang negara ini ada berapa? Infrastruktur juga mana enggak ada yang benar ah, utang ini buat siapa coba? Tax amnesty juga kayaknya gagal nih! Kamu milih siapa dik? Jangan lupa #GantiPresiden2019!"

Iklan

10.) Om Cabul yang bikin elo keluar grup WA keluarga karena suka nyebarin hoax dan guyon seksis

Biasanya antara penyebar hoax dan penyebar jokes seksis di lingkungan keluarga enggak jauh beda orangnya. Pas ketemu sama elo, mereka bakal komentar "makin gede kamu cantik ya bahenol pula." Pada saat yang bersamaan mereka juga bakal nyuruh kamu berhijab dengan alasan kalau tidak berhijab maka akan mengundang nafsu kaum lelaki cabul sepertinya. Sesi ceramah akan ditutup peumpamaan permen dan semut atau ikan asin dan kucing. "Lelaki itu ibaratnya kucing, mana ada kucing yang nolak ikan asin kalau ikan asinnya enggak ditutup tudung saji coba?"

Sori aja om, kucing saya sih perilakunya budiman. Pipis, boker, ama kawinnya aja ga sembarangan.

11.) Sepupu atau teman habis kuliah di luar negeri yang mendadak jadi sulit banget menerima tradisi pernikahan Indonesia

"Don’t ask me about marriage deh, waktu aku di Amrik ya enggak ada tuh yang nanya urusan personal. Kenapa sih orang Indonesia gak bisa respect my privacy? Kenapa sih orang Indonesia itu gak bisa banget rasional dan bikin resepsi mahal kayak gini?… Kenapa sih di Indonesia itu panas banget yah gerah… Aku heran deh sama Indonesia, korupsi di mana-mana."

12.) Pemburu lemparan bunga super ambisius

Orang ini enggak segan-segan nyikut, nendang atau bahkan nge-tackle siapapun di sekitarnya. Mending jangan deket-deket orang kayak gini. Dia patut diduga ngebet kawin atau memang maniak bunga!

13.) Si CEO yang Sebaiknya Didekati

Nah model kayak begini biasanya adalah temannya teman elo yang waktu kuliah tajir mampus dan enggak perlu pusing kerja apa. Jadilah dia CEO di perusahaannya sendiri. Setelah pulang dari luar negeri untuk menempuh pendidikan dia sibuk bikin tech start-up yang kalah saing dari yang lain. Siapa tahu elo butuh kerjaan, bolehlah ambil kartu namanya di pesta kawinan.

14.) Neneknya pengantin yang selalu komplain

Komplainnya enggak hanya soal AC gedung yang terlalu dingin, atau kurang dingin. Dia akan komplain juga kenapa katering malah menyediakan salad, bukannya karedok dan lotek. Kenapa baju pengantin merah marun bukannya putih. Kenapa model rambut gandengan elo dicukur sebelah dan pertanyaan lain yang tak sempat terjawab masa mudanya. Nenek juga akan komplain kalau teman mempelai datang pakai dress sleeveless yang dianggap terlalu seksi, tapi takluk dan memuji mereka yang pakai dress backless sepantat dengan kilau bling-bling swarovski. Hadeh si nini yeuh nya.

Iklan

15.) Mantan pacar pengantin yang tiba-tiba muncul dan bikin pingsan

Jika pernah mikir jenis mantan kayak gini cuma ada di sinetron. Beberapa pengantin di Indonesia sukses nangis sesenggukan bahkan sampai pingsan akibat sang mantan datang ke nikahan. Jika tak ada penanggulangan serius, tren kayak gini hanya akan tambah marak saja.


VICE Indonesia peduli sama serba-serbi pernikahan. Baca juga liputan serta ulasan kami tentang budaya perkawinan di Tanah Air berikut:

Kata Siapa di Indonesia Tak Bisa Menikah Beda Agama?

Alasan Anak Muda Mau Terbebani Biaya Resepsi Pernikahan Mahal

Potret Buram Pernikahan Anak Bisa Kita Saksikan Sendiri Dari Sulawesi