Seni

Seniman Larikan Duit Museum dan Kirim Kanvas Kosong, Menyebut Aksinya 'Karya Seni'

“Inti karyanya adalah saya mengambil uang mereka,” kata seniman Denmark yang mencuri dana pinjaman Museum Kunsten. Jens Haaning protes karena pekerja industri seni diupah terlalu rendah.
Seniman Denmark Memprotes Upah Rendah Industri Seni dengan Kirim Kanvas Kosong ke Museum Kunsten
Dua orang berdiri di depan kanvas kosong yang dipajang di Museum Kunsten, Aalborg, Denmark, pada 28 September 2021. Foto: Henning Bagger/Ritzau Scanpix/AFP via Getty Images

Seniman Denmark Jens Haaning mencuri dana senilai $84.000 (Rp1,2 miliar) yang dipinjamkan museum kepadanya. Dia mengembalikan dua bingkai kosong dan menyebut “karyanya” sebagai seni konseptual.

Museum Seni Modern Kunsten di Denmark utara meminta Haaning menciptakan kembali dua karya seni yang pernah dia buat beberapa tahun lalu, untuk dipajang dalam pameran. Karya yang dimaksud adalah dua kanvas berbingkai kaca yang menampilkan deretan uang kertas Denmark dan Austria setara pendapatan rata-rata kedua negara. Karya tersebut pertama kali dipamerkan pada 2007.

Iklan

Direktur museum Lasse Andersson, saat diwawancarai lembaga penyiaran nasional Denmark, DR, mengaku telah meminjamkan uang sebesar 534.000 krona (Rp1,2 triliun) kepada Haaning untuk ditempel pada kanvas. Sesuai kontrak, uangnya akan dikembalikan ketika pameran berakhir pada Januari 2022. Namun, ketika staf museum membuka paket kiriman dari Haaning, mereka hanya melihat dua bingkai kaca kosong yang diberi judul “Ambil Uangnya dan Kabur”. Tak ada selembar pun uang di dalamnya.

Sementara Andersson masih optimis uangnya akan dikembalikan di akhir pameran, Haaning punya rencana lain. “Tidak, uangnya tidak perlu dikembalikan. Inti karyanya adalah saya mengambil uang mereka,” kata Haaning, ketika diwawancarai program radio P1 Morgen.

Haaning, yang belum menanggapi email dari Motherboard, sempat berujar karya “Ambil Uangnya dan Kabur” merupakan bentuk protes atas upah rendah dan lingkungan kerja di dunia seni. Menurutnya, museum akan membayar 25.000 krona (Rp56 juta) untuk kedua karya seni. Dia mengklaim nominalnya sama dengan jumlah yang dibutuhkan untuk menciptakan karya tersebut. Dengan kata lain,  ini sudah impas.

Dalam program P1, dia mendorong para pekerja untuk mengikuti jejaknya.

Iklan

“Saya mengajak semua pekerja yang kondisinya seburuk saya untuk melakukan hal serupa,” tandasnya. “Jika kalian melakukan pekerjaan menyebalkan dan tidak dibayar—dan faktanya disuruh membayar untuk bekerja—maka ambil yang kalian bisa dan kalahkan.”

Pihak museum tampak berhati-hati namun tegas dalam menyikapi situasi yang membingungkan ini. Mereka belum secara tegas akan melibatkan polisi jika Haaning tidak mengembalikan uangnya.

“Saya mengakui Jens [Hanning] telah menciptakan karya, yang mengomentari pameran kami,” Andersson memberi tahu DR. “Tapi ini bukan bagian dari kesepakatan kami.”

Museum Seni Modern Kunsten tidak merespons permintaan wawancara via telepon dari Motherboard.