FYI.

This story is over 5 years old.

worst jobs ever

Suka Duka Jadi Penyelam Kolam Penampung Kotoran Manusia

VICE biasa mewawancarai orang-orang dengan profesi tak lazim. Kali ini, yang kami ajak ngobrol adalah penyelam septic tank raksasa berisi tinja manusia.
Foto via East West Dive and Salvage 

Kalau kita membagi hidup manusia menjadi serangkaian kegiatan belaka, sejumlah kegiatan bakal susah dicerna akal sehat. Ini salah satunya: menyelami tempat penampungan kotoran manusia. Dijamin enggak ada orang waras yang mau melakukannya. Percaya atau enggak, ada loh yang dibayar untuk melakukan hal itu.

Nah, untuk mengungkap kenapa orang-orang ini mau jadi penyelam tempat penampungan tai profesional, kami menemui salah satunya. Harapannya sih, kami akan mendapat pencerahan tentang seluk beluk pekerjaan ini.

Iklan

Menyelam ke dalam tempat yang penuh tai manusia adalah makanan sehari-hari Brendan Walsh. Dia bahkan punya perusahaan bernama East West Dive and Salvage, yang pada dasarnya menyediakan layanan penyelaman ke tempat-tempat yang susah diakses udara. Salah satunya adalah tempat penampungan kotoran manusia. Saya bertemu dengan Brendan untuk mencari tahu modal untuk menjadi penyelam go profesional serta kenapa dirinya memilih pekerjaan "kotor" ini.

VICE: Halo, Brendan. Kenapa kamu bersedia melakoni pekerjaan kayak gini?
Brendan Walsh: Saya ambil pekerjaan ini karena di Australia kotoran manusia sulit diproses dengan senyawa kimia. Kami memanfaatkan bakteri untuk mengurai kotoran yang keras dengan mengangin-angikannya dengan mesin pemutar besar selama 24 jam. Karenanya, penampungan tahi otomatis jadi lingkungan yang agresif. Celakanya, beberapa bagian mesin jadi gampang rusak.

Hari ini yang rusak apa?
Salah satu motor penggerak alat pemutar. Semua motor terletak di dasar tempat penampungan kotoran manusia. Masalahnya, di bawah sana, gelap sekali jadi kami bekerja menggunakan perasaan. Untungnya, tempat penampungan kotoran manusia punya foto kolam-kolamnya. Jadi, kami melihat dulu foto-foto itu sebelum menyelam. Biasanya penyelam memperbaiki kerusakan dalam gelap sambil ngobrol dengan orang yang ada di permukaan kolam lewat radio yang terpasang di baju penyelam. Makanya, kami bisa memandu mereka dalam waktu bersamaan.

Iklan

Berarti ada kesalahan desain dong. Bukannya harus ada cara yang lebih mudah untuk memperbaikinya?
Ah, kamu pasti mikir gitu, tapi (kesalahan perancangan) ini justru memberi saya pekerjaan.


Tonton dokumenter VICE menyorot profesi unik penata efek film asal Bekasi yang jago bikin kepala dan wajah prostetik:


Bagaimana rasanya waktu kamu di bawah sana?
Gelap banget. Kamu cuma bisa jalan. Agak susah berenang. Udara yang kamu butuhkan ada di dalam tabung jadi kamu enggak nyium apa-apa di sana. Yang kasian itu justru petugas dekontaminasi yang membersihkan para penyelam.

Kamu pernah merasa klaustrofobik selama menyelam?
Enggak dong. Kalau saya menderita klaustrofobia, saya enggak akan ngambil pekerjaan ini. Kamu harus menjalani pelatihan selama dua bulan—salah satunya buat nyaring mereka yang mengidap klaustrofobia. Lagian, penyelam bisa mendengar lagu dari sistem radio di baju selam mereka. Kami mainkan lagu apapun yang mereka suka.

Saat sedang enggak menyelam di kolam tahi biasanya kamu ngedengerin lagu apa?
Lagu AC/DC yang "Back in Black." Itu lagu favorit saya sepanjang zaman. Cuma enggak enaknya, kalau lagi nyelam, kamu enggak bisa melakukan gerakan air guitar.

Sejauh ini, hikmah apa yang kamu ambil dari pekerjaanmu?
Tahi manusia itu emas berwarna coklat—enggak ada yang mau berurusan dengan tahi. Jadi, bayaran pekerjaan ini gede kok. Segala macam benda pernah saya temukan di tempat penampungan tai. Dari kondom sampai celana dalam cowok. Kayaknya, itu celana dari panti jompo yang diflush karena pemiliknya eek di celana. Satu lagi, banyak orang di Australia yang enggak ngunyah jagung.

Iklan

Kamu pernah sakit gara-gara rutin menyelam di kolam tinja?
Enggak sih, tapi ada hal yang menarik mengenai ayam. Kami enggak mengizinkan orang yang baru makan ayam menyelam. Tiap kali ada yang mencret, kami evaluasi lagi proses pekerjaan kami. Rupanya, itu terjadi karena penyelamnya baru makan ayam. Enggak tahu kenapa, tapi ayam kayaknya enggak cocok sama tempat penampungan tinja.

Mantap, bagaimana rasanya makan setelah menyelam? Kamu ngerasa aneh enggak?
Biasa saja kok. Proses pembersihan dan dekontaminasi yang kami lewati bagus banget kok. Kan tadi gue bilang, yang paling tersiksa itu ya petugas dekontaminasi. Intinya, menyelam ke dalam tempat penampungan tai enggak berarti kamu bersentuhan langsung dengan tai.

Terus bagaimana kamu menjelaskan semua ini ke perempuan yang pernah jalan sama kamu?
Yang jelas penjelasan pekerjaan ini enggak bisa bahan buat ngerayu gebetan. Lagian, saya baru ngasih tahu orang pekerjaan saya kalau sudah lumayan dekat sih.

Apakah kamu malu cerita ke gebetan kalau pekerjaanmu bisa dijuluki yang paling busuk di dunia?
Enggak lah. Lebih tepatnya karena mereka bakal susah memahaminya. Asal tahu saja, saya selalu mencintai pekerjaan saya. Saya seorang diver dari dulu dan kebetulan saya juga seorang mekanik. Saya tak pernah sekalipun merasa bekerja seharipun dalam hidup saya lantaran saya menggabungkan semua passion yang saya miliki. Kita semua seperti itu. Pekerjaan kita enggak akan pernah beres kecuali kita mencintainya sepenuh hati.

Follow Julian di Twitter.

Artikel ini pertama kali tayang di VICE Australia