FYI.

This story is over 5 years old.

vaksin

Satu Vaksin Kini Bisa Melindungi Kita Dari Malaria, Zika, Hingga Demam Berdarah

Daripada menghabisi gejala, vaksin ini menargetkan nyamuk-nyamuk yang jadi penyebar utama penyakit-penyakit tropis itu.

Artikel ini pertama kali tayang di Motherboard.

Nyamuk seringkali dinobatkan sebagai hewan paling mematikan di Bumi, dan hal tersebut bukan tanpa alasan. Penyakit-penyakit penular yang disebarkan oleh serangga—termasuk malaria, dengue, dan Zika—berarti nyamuk bertanggung jawab atas 725,000 kematian manusia tiap tahunnya.

Alih-alih mencari vaksin untuk malaria, dengue, dan Zika, bagaimana jika kita menciptakan vaksin untuk melawan nyamuk-nyamuk yang menyebarkan penyakit tersebut?
Nah, ternyata, itulah yang telah dilakukan para ilmuwan. Dan mereka akan menguji vaksin tersebut pada manusia untuk pertama kalinya. Vaksin tersebut, disebut AGS-v, dikembangkan oleh para peneliti di London dan akan diuji melalui percobaan kecil yang diselenggarakan oleh National Institutes of Health. Begini cara kerjanya: para peneliti telah mempelajari bahwa pada air liur nyamuk terdapat protein yang memudahkan mereka untuk makan. Ketika seekor nyamuk menggigit kita, protein-protein itu berinteraksi dengan tubuh kita dan menyebabkan sejumlah perubahan yang membantu si nyamuk menghisap darah kita: pembuluh darah kita melebar, darah kita menipis sedikit, dan respon kekebalan tubuh kita dinonaktifkan amat sedikit. Namun permasalahan sebenarnya terletak pada organisme patogen yang mungkin dibawa oleh seekor nyamuk, seperti virus Zika dan parasit malaria. Organisme-organisme ini memanfaatkan efek gigitan nyamuk pada tubuh kita untuk menginfeksi kita tanpa segera terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh. "Kamu harus mencoba  tidak memanusiakan [nyamuk]," ujar Dr. Matthew Memoli, direktur unit pengkajian Laboratory of Infectious Diseases di NIH. "Nyamuk tidak dengan sengaja membuat air liur yang dapat membantu organisme tersebut. Hal tersebut adalah hubungan alamiah—itulah bagaimana segalanya berkembang." Tonton kunjungan tim Motherboard ke laboratorium vaksin nyamuk:

Vaksin AGS-v dirancang untuk merangsang respon kekebalan dalam tubuh manusia dengan menyuntikkan protein-protein tersebut, tapi dalam tingkatan yang lebih tinggi daripada yang biasanya kita dapatkan ketika digigit nyamuk. Idenya adalah, jika tubuh kita belajar untuk mengenali protein-protein tersebut sebagai ancaman melalui vaksin, lain waktu seekor nyamuk menggigit kita, tubuh kita dapat menetralkan efeknya: idealnya, pemubuluh darah kita tidak akan membesar, darah tidak akan menipis, dan yang paling penting, tidak ada serangan terhadap sistem kekebalan tubuh. "Karena kamu telah dibuat peka, tubuhmu tidak akan merespon dengan cara yang sama dan kamu akan memiliki respon [kekebalan] yang cukup sehingga kamu akan terus terlindungi dari organisme apapun yang mencoba membuatmu infeksi," ujar Memoli. Vaksin tersebut telah diuji pada kelinci dan tikus, dengan hasil yang menjanjikan. Namun ini pertama kali vaksinnya diuji pada manusia. NIH akan memperoleh 60 orang dewasa dan memberi meereka antara dua dosis vaksin atau dua dosis placebo. Sekitar sebulan setelah dosis kedua, para peserta akan harus kembali dan menyodorkan lengan mereka kepada nyamuk (bebas-penyakit), untuk melihat respon seperti apa yang diprovokasi gigitan nyamuk. Memoli berkata pada saya bahwa ada kemungkinan vaksin tersebut tidak bekerja secara penuh, tapi itu boleh jadi semacam penyokong untuk vaksin penyakit spesifik lainnya. Jadi vaksin malaria mungkin menargetkan parasitnya, sementara vaksin ini menargetkan nyamuknya. Kombinasi kedua vaksin tersebut dapat menawarkan perlindungan lebih luas melawan infeksi.

"Nyamuk-nyamuk yang menggigit tikus yang menerima vaksin ini tidak bertahan selama nyamuk-nyamuk yang menggigit hewan yang tidak divaksin," ujar Memoli. "Ada kemungkinan hal ini tidak hanya bisa mencegah seseorang terinfeksi tapi juga mencegah nyamuk-nyamuk menghisap darah bagus dan bertahan untuk berkembang biak, yang tentunya bagus untuk mengurangi persebaran penyakit."

Meski jika salah satu dari sudut pandang mengenai vaksin tersebut terbukti efektif, ini dapat menjadi anugerah untuk memberantas nyamuk-nyamuk yang menyebarkan penyakit infeksi dan mungkin akhirnya membasmi beberapa generasi hewan paling mematikan di dunia.