Melbeatz, Produser Perempuan, Penggubah Beat Untuk Kanye West Muda

FYI.

This story is over 5 years old.

Musik

Melbeatz, Produser Perempuan, Penggubah Beat Untuk Kanye West Muda

Ketika baru dikenal dengan debutnya "College Dropout", Kanye West pernah ngerap di atas beat ciptaan seorang produser asa Jerman, Melbeatz. Produser Perempuan ini bercerita tentang hobinya berburu Vinyl, Graffiti dan kenapa ia tak keberatan dikatai...

Semua foto dimuat seizin Melbeatz

Artikel ini pertama kali muncul di Broadly Germany.

Ketika baru dikenal dengan debutnya "College Dropout", Kanye West pernah ngerap di atas beat ciptaan seorang produser asal Jerman, Melbeatz. Produser perempuan ini bercerita tentang hobinya berburu piringan hitam, graffiti dan kenapa ia tak keberatan dikatai sundal.

Flashback ke tahun 2000: Acara TV hip-hop Fett MTV menyiarkan sebuah segmen tentang rapper asal Jerman Kool Savas dan kru-nya yang sangat berpengaruh. MOR. Di antara semua laki-laki dalam kru itu, muncul seorang gadis: Melbeatz, produser dan pujaan hati Savas.

Munculnya Melbeatz di sisi kru terbaik dari komunitas hip-hop bawah tanah Berlin Barat tidak bisa dianggap enteng. Di kala itu, hip-hop di Jerman masih sebuah genre yang didominasi laki-laki. Hari-hari ini, jumlah rapper perempuan yang mumpuni masih bisa dihitung dengan jari. Beberapa di antaranya adalah Cora E., Fiva MC dan Pyranja. Namun, bisa dibilang Melbeatz punya maqom yang berbeda berkat perannya sebagai seorang produser—tentu bukan sekadar karena ia salah satu dari sedikit produser perempuan yang menggubah beat untuk Kanye West.

Iklan

"Aku tak bermasalah dengan menjadi seorang wanita di scene," jelas Melbeatz di sebuah apartemen dekat stasiun kereta Ostbahnhof, Berlin. "Orang lebih penasaran pada beat macam apa yang dibuat seorang produser perempuan. "

Melbeatz dilahirkan sebagai Melanie Wilhelm di Berlin Barat di 1977. Pendidikan musik pertamanya mencakup kaset kompilasi lagu-lagu chart show orang tuanya dan memainkan mini keyboard yang ia miliki ketika kecil. Ia bersentuhan dengan hip-hop untuk pertama kali pada tahun 1988 berkat single Salt-N-Pepa "Push It." Namun cintanya pada genre ini baru merekah beberapa tahun kemudian, setelah kawan kakaknya memberinya sebuah mixtape berisikan lagu Grandmaster Flash dan Ice-T.

Cintanya pada hip-hop dan graffiti makin dalam saat ia harus pindah SMA.. Pacar teman baiknya adalah artis graffiti Berlin yang menamai dirinya Stone. Kedua gadis ini kemudian mulai menyebar tag—Mel dan Danone—di sekujur kota Berlin. "Seorang gadis belia 13 tahun tak akan bikin orang curiga, jadi kita bisa nyebar tag ke seluruh tempat dengan aman," Melbeatz mengingat masa-masa itu. Mereka berulang kali ngebom Berlin sampai semua orang di scene graffiti Berlin tahu nama mereka. Tak lama kemudian, mereka menyusun kru mereka sendiri, KingSizeBandits (atau KSB untuk lebih ringkasnya).

Perempuan juga masih jarang di scene graffiti pada dekade 80an dan 90an. Cuma ada 2 artis graffiti perempuan di Berlin sebelum Mel dan Danone. "Sebenarnya, ada beberapa kru perempuan setelah kami," ujar Melbeatz. "Kalau diingat-ingat, ada beberapa kejadian dimana kami harus membela diri—tapi bukan karena kami perempuan. Kawan tongkrongan kami semuanya bicara dengan kasar dan kerap ledek-ledekan. Aku sangat percaya diri, jadi aku tak pernah tunduk pada orang lain. Jika ada yang bilang "Diam kau!", aku balas "Kau aja yang diam! Minggat sana!"

Iklan

Melbeatz bersama DJ Rescue

Lalu dari mana datangnya rasa percaya diri ini? "Mungkin dari masa kecilku, yang sebenarnya gak keren-keren amat." Ujar Melbeatz. "Dulu ayahku seorang alkoholik. Ia sudah tak minum selama 20 tahun, tapi dulu dia sangat kasar. Bagiku, tidak adil bila seorang yang kuat seperti ayah memukul ibuku yang lemah, ini memberiku kesadaran akan rasa keadilan sejak dini."

Mulai SD, Melbeatz sudah sering berkelahi dengan anak laki-laki yang menganggu teman perempuannya. "Bagaimana pun, orang tuaku memberi kesan kalau mereka bangga dengan apa yang aku lakukan dan aku baik-baik aja. Jadi , tiap siang hari, mereka berusaha memperbaiki apa yang salah di malam hari—dan ini berhasil."

Melbeatz bergabung dengan kru grafiti Sleepwalkers (SLW). Di sana ia bertemu dengan lelaki bernama Savas Yurderi—atau kini dikenal dengan nama Kool Savas. Waktu itu, Savas ngerap dalam bahasa inggris dengan alias JUKS. Keduanya kemudian jadi sepasang ke kekasih. "Di tahun-tahun awal kami pacaran, aku lebih terkenal dari Savas. Ketika ia masih menggunakan pseudonim, dia sering dikenal sebagai 'Pacarnya Mel,'" Melbeatz nyengir. Savas selalu membawa Mel ketika ia bekerja dengan seorang produser, jadi Mel mendapat pengalaman langsung bagaimana cara membuat beat.

Pada tahun 1996, Melbeatz berkunjung ke New York dan bertemu produser asal Berlin,DJ Desue, yang juga tengah liburan ke East Coast. Kebetulan mereka menginap di tempat yang sama. Melbeatz mulai mencari piringan hitam bersama DJ Desue saat ia mencari sampel di koleksi vinyl sang empunya rumah. "Aku langsung memilih record yang akan aku sample ketika membuat musik." Di Jerman, Savas membawa pulang Akai S900 sampler ke apartemen di mana mereka tinggal bersama. "Dia mengajariku bagaimana cara kerjanya dan aku langsung mulai menciptakan musik."

Iklan

Melbeatz dan Kool Savas di 2001. Foto dari Wikipedia

Ternyata, beat yang dia buat berakhir di album legenda rap Berlin, Shadow dan Fuat, sebelumnya akhirnya Melbeatz memproduseri "Haus & Boot" untuk Kool Savas dan "Komm Her" nya Eko Fresh di tahun 2001. Di tahun yang sama, dia sendirian memproduseri album legendaris Kool Savas, Der beste Tag meines Lebens ("The Best Day of My Life"). Di 2004, Melbeatz merilis album bertajuk Rapper's Delight, yang mempertemukan Kool Savas, Azad Eizi Eiz, Curse, Tone, dan Cassandra Steen dengan raksasa rap Amerika Serikat macam Mobb Deep, Ol' Dirty Bastard, dan Tha Liks. Melbeatz bahkan membantu produser dan rapper Chicago yang kala itu masih cupu, Kanye West, dengan membiarkan Kanye ngerap di atas beatnya dalam lagu "Oh Oh."

Sejak saat itu, Melbeat terus memproduksi beat untuk rapper-rapper hebat di Jerman; Ia bahkan ikut berkontribusi dalam album soundtrack film. "Musik bagiku sudah mirip dengan graffiti dan aku bangga karenanya; ada kalanya aku tak benar-benar paham apa yang saya lakukan, namun aku melakukannya sepenuh hati dan namaku mulai dikenal gara-gara dua hal itu."

Dua tahun lalu, Melbeatz pernah jadi headline di media massa setelah jurnalis Marcus Staiger menulis tentang sang produser beradu fisik dengan Kool Savas. "Ada kalanya Savas bikin aku berteriak gara-gara dia tak mencuci piring, tapi aku tak pernah menamparnya," ungkap Melbeatz. Pasca insiden itu, Melbeatz dirisak di dunia maya dan dikatai mannsweib, slang untuk perempuan galak pembenci pria..

"Aku sering mengalami hal ini," kata Melbeatz. "Biasanya setelah bilang 'diam!' kepada seorang pria' aku langsung dikatai mannsweib. Kenapa? Cuma karena aku merespon secara setara atau karena aku lebih keren? Mungkin ini kelihatannya tidak feminin, tapi begitulah cara aku dibesarkan. Ini ngeselin. Tak ada orang yang mau dipanggil mannsweib. Orang pasti marah ketika aku mulai agresif, tapi kalau tak agresif anda toh tak bisa jadi siapa-siapa."

Inikah alasan sedikitnya perempuan di scene hip-hop? "Pertanyaan ini terus datang dari para wartawan," Perempuan 39 tahun itu tertawa. "Aku biasanya menjawab, 'kalian bertanya pada orang yang salah, seharusnya kalian bertanya pada mereka yang tak agresif dan tak pernah sukses." Bagiku, semuanya okay-okay saja. Tapi, semuanya tergantung apa yang kamu punya. Para lelaki suka Schwesta Ewa, karena dia keras. Jadi kalau kamu seorang gadis yang ngerap dari tulisan diary, gak usah ngarep deh."

Pertanyaannya: apakah harus agresif agar sukses? "Kamu tetap bisa menulis lagu layaknya seorang perempuan. Tapi, untuk bisa nyaman di scene hip-hop, kamu harus sekeras mirip mekanik truk—yang kamu lakukan harus punya dampak. Berusahalah dengan keras. Memang gak enak jadi perempuan yang-gak-terlalu-tough,tapi toh tak ada yang bisa kamu lakukan. Kamu cuma harus terus bikin beat, nanti kamu bakal sukses juga."