Ambisi dan Cita-Cita Rich Brian
Penata gaya: Mar Peidro.

FYI.

This story is over 5 years old.

Musik

Ambisi dan Cita-Cita Rich Brian

Bersama 88Rising, Brian Imanuel perlahan sukses 'menjajah' pasar Amerika. Kepada majalah grup VICE, dia menjelaskan target karirnya ke depan, termasuk merilis album perdana akhir 2017.

Artikel ini pertama kali tayang di Majalah i-D, edisi The Sounding Off Issue

Kurang dari tiga tahun lalu, Brian Imanuel hanyalah remaja dari Jakarta yang menjalani pendidikan homeschooling, lalu mengisi sebagian besar waktunya menjelajah dunia maya. Internet memberi Brian banyak hal selama menghabiskan hari-harinya di kamar sendirian: pelajaran Bahasa Inggris, cara membuat meme, serta memperoleh teman-teman baru, dari berbagai negara yang ribuan kilometer jauhnya dari Jakarta, berkat Twitter. Sejak 2010 hingga Februari tahun lalu, dia hanyalah Brian Si Tukang Bikin Meme yang dikenal komunitas online skala kecil. Lalu video klip 'Dat $tick' muncul di Youtube, mengubah sepenuhnya peruntungan pemuda kelahiran 21 September 1999 itu.

Iklan

"Dat $tick" memperkenalkan pada dunia alter ego Brian: Rich Brian. Tak dinyana, video dan lagu buatan Brian itu mendapatkan respons sangat positif, khususnya dari penggemar rap Amerika Serikat. Hanya berselang setahun, Brian telah menjelma menjadi rapper bonafid. Pemuda tanggung ini sekarang telah nongkrong bareng rapper-rapper idolanya dulu, serta bermukim di Los Angeles.

Rich Brian baru berusia 18 tahun saat kami wawancarai. Jika belum mengenalnya lebih dekat, satu-satunya penanda usia yang baru akhil balig itu hanyalah suara tawanya. Selebihnya, saat sedang bicara, suara Brian serak dan dalam sekali—jauh lebih dewasa dari yang terlihat di permukaan.

Rich Brian, moniker yang melontarkan Brian ke popularitas, berhasil menancapkan pengaruh di pasar musik AS berkat kolaborasi bareng 88rising. Label ini sukses mengguncang kancah musik dunia dengan memperkenalkan deretan musisi muda Asia kepada pendengar seluruh dunia. Kami nongkrong dengan Brian, rapper masa depan andalan label 88rising, untuk lebih jauh mengenal dirinya.

i-D: Jadi, gimana rasanya tinggal di LA?
Brian Imanuel: Menurutku LA adalah tempat paling keren di muka bumi. Semua orang yang sempat dan mau kuajak kolaborasi bareng di sana keren-keren. Cuacanya juga mantab. Tiap hari, begitu keluar rumah, aku mikir “Wanjir, beneran nih gue tinggal di sini.” Rasanya masih sureal sampai sekarang. Kangen Indonesia enggak?
Kangen dong. Kalau aku pulang ke sana, aku bakal ketemu dengan semua temanku dan bisa melupakan dunia dan seisinya. Maksudku, Indonesia itu seperti dunia yang lain. Tapi, aku enggak masalah kok bolak-balik LA-Jakarta. Udah ngerasain disapa penggemar pas lagi jalan?
Pasti! Sekarang sih aku sudah terbiasa. Memang sih, ada musisi atau artis lain yang enggak suka diperlakukan seperti itu. Cuma bagiku sih [tindakan penggemar] asyik kok. Kamu kan pernah jadi fanboy sebelum tenar. Sekarang kamu malah bisa nongkrong bareng rapper pujaaan. Siapa sih musisi yang paling ingin kamu temui?
Iya, aku ketemu banyak orang. Cuma sampai sekarang, aku belum ketemu Tyler, the Creator sama Childish Gambino. Tapi kamu kan ngobrol sama Tyler lewat telepon di acara OTHERtone?
Iya! Aneh banget rasanya. Kamu bilang ke Pharrel, kalau kamu sekarang males pacaran. Kayaknya Pharrel ngebujuk kamu buat nyoba lagi
Begitulah, aku enggak punya pacar sih sekarang, tapi aku sempat ketemu seseorang yang menarik beberapa waktu lalu. Aku pikir waktu itu “Ya Tuhan!” Aku belum pernah ketemu seseorang semenarik ini. Dalam hati aku pikir “Gila, aku enggak bakal ketemu cewek kayak gini lagi dalam 20 tahun ke depan, mungkin.”

Mungkin saja kamu ketemu cewe yang sama kerennya nanti, tapi lucu juga kamu bisa ngomong gitu sekarang. Apa pendapat orang tua sama kesuksesanmu sekarang? Mereka pasti kanget banget sama kamu kan?
Mereka sering banget khawatir. Tapi kedua orang tuaku lebih mendukung karir ini dari yang aku duga sebelumnya. Dukungan dari orang tua sangat penting bagiku dan aku bersyukur banget kedua orang tuaku bersikap seperti itu. Mereka sangat senang sama capaianku. Papaku punya twitter tapi enggak follow aku. Dia sering search namaku tiap hari buat lihat apa yang orang omongin tentang aku. Papa juga rajin nge-search hashtag Rich Brian di Instagram. Kamu membangun followers di Twitter dan dulu merilis karya kreatifmu di sana. Rencanamu sukses besar. Boleh tahu tips biar bisa terkenal dan menjadi besar di Twitter?
Oh, in pertanyaan yang bagus. Yang jelas, kamu harus jadi diri sendiri. Awalnya, aku cuma bikin-bikin meme, tapi sekitar akhir 2015, aku ganti haluan. Twitter aku pakai buat mengunggah video dan fotoku dan orang-orang tahu kalau aku doyan ngebanyol. Intinya, kamu harus memposting sesuatu yang orisinal, dan kamu harus lucu. Aku enggak lagi harus ngetweet setiap saat, fanbaseku, terutama dari Amerika, sudah terbentuk. Dulu sih, aku ngetweet terus-terusan sepanjang hari. Zona waktu Indonesia sama Amerika Serikat kan jauh beda. Jadi, siang hari aku bikin meme sama joke, malamnya baru aku unggah. Pernah ada masanya aku bangun jam 6 pagi dan langsung ngetweet lalu dapat banyak retweetan. Lalu aku benar-benar bangun dengan tangan kayak lagi megang ponsel—ternyata itu cuma mimpi. Ya ampun sampai kebawa mimpi! Benar-benar berdedikasi. "Dat $tick" sudah ditonton 66juta kali, kamu masih bingung memahami kenapa lagu itu populer dan kenapa sekarang kamu jadi rapper?
Gila sih itu. Tapi aku cenderung tak terlalu memikirkan segala hal yang terjadi di hidupku. Kalau semuanya dipikirin, bisa meledak kepalaku. Jadi, aku berusaha hidup kayak manusia normal lainnya saja

Sebelum mengeluarkan video “Dat $tick” , kamu kan cuma bikin meme sama video-vide kocak ya?
Awalnya, aku pikir video 'Dat $tick' bakal jadi salah satu bercandaan doang, semacam eksperimen sekali jalanlah. Eh ternyata malah aku sekarang serius mendalami musik rap. Aku enggak sepenuhnya nol soal musik sih. Dulu waktu umur lima tahun, aku sering main band. Aku main di band keluar bersama saudara laki-laki dan perempuanku. Band kami adalah band lagu-lagu rohani kristen gitulah. Kayaknya papa masih beberapa video kami ngeband dulu.

Kamu berada di posisi yang memungkinkan kamu mewakili Indoenesia dan penduduknya. Merasa terbebani enggak?
Aku tak merasa terbebani sama sekali. Ada banyak hal yang bagus dari Indonesia, walau banyak juga yang jelek, yang semoga saja citranya bisa aku perbaiki. Lagipula, orang banyak yang enggak sadar kalau aku dari Indonesia, banyak juga yang enggak tahu insiden-insiden buruk dari negara asalku. Jadi enggak masalah. Kamu malas didefinisikan sebagai “rapper asia,” tapi ada saja yang menyebutmu begitu pada akhirnya. Sepertinya keberadaan orang sepertimu bisa menginspirasi anak-anak lain yang lebih muda
Aku akui kalau hal itu sangatlah penting. Aku masih ingat di Indonesia dulu ada seorang aktor yang namanya mencuat di kancah perfilman internasional. Dia akhirnya pergi ke Hollywood. Aku lihat berita itu saat berusia 13 atau 14 tahun. Keberaniannya menjadi motivasiku. Sekarang orang malah bilang aku memotivasi mereka—terutama bocah-bocah seusiaku. Rasanya keren banget sih. Ucapan mereka jadi bahan bakar yang mendorong aku terus berkarya. Album perdanamu bakal rilis dalam waktu dekat?
Semoga sih begitu. Rencananya sih bakal keluar akhir tahun ini. Aku melakukan eksperimen dengan banyak hal. Menemukan melodi yang asik selalu jadi bagian menyenangkan bagiku. Aku sedang bersemangat menjalani hidup dan mendapatkan pengalaman menarik di AS, apalagi karena aku berasal dari Indonesia. Lirik-lirik dalam albumku bakal berasal pengalaman hidup betulan. Inspirasinya datang begitu saja begitu aku mulai menulis lirik-lirik itu. Ada beberapa kolaborasi yang sayangnya belum bisa dibocorkan. Intinya aku tak sabar menunggu album ini keluar.